Inilah 3 Infrastruktur Pencegah Banjir Sungai Citarum yang Baru Diresmikan

Inilah 3 Infrastruktur Pencegah Banjir Sungai Citarum yang Baru Diresmikan
info gambar utama

Salah satu permasalahan yang sejak dulu melekat pada Sungai Citarum adalah banjir. Bila musim hujan tiba, sungai ini akan segera meluap dengan cepat dan menggenangi permukiman di wilayah sekitar sungai tersebut. Tak cuma itu, sungai ini juga kerap penuh dengan sampah.

Sebagai solusi untuk mengurangi dampak kerugian dari bencana banjir yang sudah menjadi peristiwa langganan, khususnya di wilayah Kabupaten Bandung, pemerintah telah membuat 3 infrastruktur untuk mencegah agar banjir karena luapan Sungai Citarum tidak terjadi lagi.

Tol Semarang-Demak Seksi 2 Siap Beroperasi, Solusi Untuk Kemacetan dan Banjir Rob Pantura

Sudah diresmikan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meresmikan 3 infrastruktur pengendali banjir di hulu Sungai Citarum, yaitu Kolam Retensi Andir, Kolam Retensi Cieunteung, dan Floodway Cisangkuy.

Tiga infrastruktur tersebut adalah proyek utama dalam rangka mengendalikan banjir yang kerap terjadi dari hulu ke hilir Sungai Citarum. Sehingga, permasalahan banjir di Kabupaten Bandung dan Kota Bandung bisa terselesaikan atau paling tidak diantisipasi.

Selain ketiga infrastruktur tersebut, telah diselesaikan pula normalisasi Citarum serta lima polder yang berada di daerah cekungan, yakni Polder Cipalasari-1, Cipalasari-2, Cijambe Barat, Cijambe Timur serta Polder Cisangkuy.

"Dengan infrastruktur yang ada sekarang sudah 81% area yang terkendali banjir, tersisa tinggal 72 hektare. Tahun ini kita pindah ke wilayah hilir Ciliwung, Insya Allah dikerjakan Kolam dan Pompa Cibugel serta Kolam dan Pompa Cigede, termasuk nanti pembuatan tanggul di hilir," kata Menteri Basuki dikutip dari PUPR.

Floodway Cisangkuy adalah sodetan yang dibangun pada 2015 dan selesai pada 2020. Panjangnya adalah 5,45 km yang berfungsi untuk beban Sungai Citarum di Dayeuhkolot.

Sodetan tersebut bisa debit banjir sebesar 230 m3/detik. Banjir yang terjadi nantinya tak akan bermuara ke Dayeuhkolot-Baleendah lagi, tetapi menuju ke hilir (Pameungpeuk). Hal ini akan mengurangi luas genangan serta lama genangan air.

Kolam Retensi Cieunteung selesai dibangun pada 2018. Punya daya tampung air 190.000 m3 dan luas genangan 4,7 hektare. Kolam ini bisa menjadi solusi untuk banjir Banjaran-Baleendah dengan kurang lebih 1.250 rumah yang bisa dicegah dari banjir.

Kapasitas kolam retensi ini 3,5 m³/detik untuk 3 pompa banjir serta 1 pompa hariannya berkapasitas 2m³/detik. Di kolam ini juga ada sarana olahraga serta tempat untuk para warga memancing.

Lalu, Kolam Retensi Andir dan 4 polder dibangun pada Desember 2020 dan selesai tahun 2021. Bagian ini dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Ditjen Sumber Daya Air untuk mencegah banjir di Bandung Selatan.

Kolam Retensi Andir punya volume tampung sebesar 160.000 m3. Dibangun di tanah 4,85 ha dengan luas genangan 3,4 ha, kolam ini dapat membuat 1.250 KK tercegah dari banjir..

Daerah Dayeuhkolot dan Baleendah yang kerap tergenang banjir dapat terkendali dengan kolam retensi lalu dapat dipompa kembali ke sungai bila normal.

Bendungan Kering, Solusi untuk Mengatasi Banjir Jakarta

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini