Kisah Pilu Peziarah yang Menabur Bunga di Pemakaman yang Tenggelam

Kisah Pilu Peziarah yang Menabur Bunga di Pemakaman yang Tenggelam
info gambar utama

Kampung Teko atau dikenal dengan nama Kampung Apung merupakan wilayah yang berada di Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Perkampungan ini diisi dengan rumah yang mengapung layaknya di atas danau.

Rudi Suwandi, Ketua RT 010/001 menyebut selain pemukiman warga, Kampung Kapuk Teko juga sebagian diisi pemakaman seluas 1 hektare. Saat pemukiman terendam, pemakaman pun turut terendam.

“Kalau tanah pemukiman warga itu di tanah milik kita. Tapi, sebagian wilayah RT 01 itu adalah area pemakaman. Sekarang sudah terendam juga. Pemakaman itu berada tepat di pintu masuk kampung, tepat di sisi kanan dan kiri jembatan,” ungkapnya yang dimuat Kompas.

Pembangunan Jalur MRT, Benarkah Mengancam Situs Bersejarah di Jakarta?

Rudi menyatakan tanah pemakaman itu sudah ada sejak generasi terdahulu. Karena itulah, dirinya sering menyaksikan banyak peziarah yang datang ke daerah Kampung Apung ketika momen Lebaran.

Mereka melakukan ziarah pada mendiang sanak keluarga yang dimakamkan di pemakaman yang sudah terendam banjir. Biasanya mereka tetap akan melakukan tabur bunga walau hanya dari atas jembatan.

“Kalau Lebaran memang ada peziarah yang datang, karena kuburannya sudah terendam air, jadi mereka menabur bunga dari atas jembatan,” ujarnya.

Pemakaman wakaf

Rudi menjelaskan bahwa pemakaman itu memiliki cerita sendiri. Dikatakan bahwa dahulu makan tersebut diwakafkan oleh empat orang. Tetapi hingga kini belum jelas siapa sosok yang mewakafkan untuk makam tersebut.

Namun dia masih mengingat ada beberapa orang luar wilayahnya yang mengunjungi perkampungan. Orang-orang yang tidak dikenal itu bertanya soal makam seorang ulama di Kampung Apung.

“Beberapa orang luar daerah pernah datang ke sini dan bertanya ‘katanya ada makam ulama di sini?’ kenangnya.

Jejak Tangkiwood, Meriahnya Kampung Para Artis dari Barat Jakarta

Dirinya mengaku hanya terlintas mengenai mitos ulama bernama Mualim Teko yang dipercaya adalah penyebar Islam pertama di Jakarta. Disebutkan Mualim Teko berasal dari Uzbekistan dan kemudian wafat di Kampung Apung.

“Katanya dia menyebarkan Islam sebelum masanya Wali Songo,” ujarnya.

Minta dipindah

Pada 2014 silam, ribuan ahli waris terpaksa mengurungkan niatnya untuk berziarah ke TPU Kapuk Teko. Hal ini karena masih terendamnya air hingga 1,5 meter yang membuat mereka hanya bisa menabur bunga dari atas jembatan.

Aisah, salah satu ahli waris makam mengharapkan pemkot Administrasi Jakarta Barat serius untuk memindahkan makam tersebut. Pasalnya ketika daerah itu sempat surut, tetapi belum ada tindakan dari pemkot.

“Tapi sampai saat ini makam yang sudah sempat surut, kini dibiarkan kembali terendam air hampir setinggi satu setengah meter,” ujarnya yang dinukil dari Berita Jakarta.

Menikmati Tradisi Ngerahul dalam Masyarakat Betawi untuk Menghilangkan Jenuh

Kepala Suku Dinas Pemakaman Jabar saat itu, M Yuswardi menjelaskan pihaknya bukan tidak peduli dengan 3.810 makam yang ada di lahan tersebut. Tetapi baginya pemindahan makam itu tidak mudah.

Dirinya mengaku perlu berkoordinasi dengan unit terkait, untuk terlebih dahulu mengeringkan air yang kini kembali merendam makam tersebut. Mereka juga harus menunggu anggaran perubahan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini