Mengenal Pintu Gerbang Majapahit yang Terabadikan di Pati

Mengenal Pintu Gerbang Majapahit yang Terabadikan di Pati
info gambar utama

Sebuah bangunan cagar budaya yang dikenal dengan nama Pintu Gerbang Majapahit terdapat di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Cagar budaya ini memiliki cerita yang menarik bagi masyarakat sekitar.

Dipaparkan oleh Liputan6, bangunan kuno ini terdapat di tengah-tengah pemukiman warga tepatnya di Dukuh Rendole, Desa Muktiharjo, Kecamatan Maegarejo Pati. Tampak di sekitar pintu gerbang ini dipagari dengan rapat.

Melihat Teknik Kerajaan Majapahit untuk Mengatasi Banjir dan Kekeringan

Dari segi material dan ukirannya, Pintu Gerbang Majapahit ini terbuat dari kayu jati murni. Karakteristik kayu jati yang dikenal sebagai material yang kokoh terlihat dari desain pintu gerbang yang masih berdiri hingga sekarang.

Cagar budaya ini berada di dalam ruangan kaca. Sedangkan pada sisi luar terdapat tulisan ‘Gapura Majapahit dilindungi UU RI No.11 tahun 2010 tentang cagar budaya’. Di depan bangunan ini juga terdapat plang yang menjelaskan asal-usul pintu tersebut.

Kisah di balik pintu

Diterangkan pintu ini berkaitan dengan kisah Raden Bambang Kebo Nyabrang yang merupakan anak Sunan Muria. Dirinya tidak diakui anak oleh Sunan Muria karena sejak kecil diasuh oleh kakeknya.

Karena itu, agar bisa diakui, Kebo Nyabrang ditugaskan membawa pintu gerbang Majapahit yang awalnya berada di Mojokerto menuju Gunung Muria. Tetapi bukan hanya Sunan Muria yang menginginkan pintu tersebut.

Murid Sunan Ngerang, Raden Ronggo juga menginginkannya sebagai syarat mempersunting putri Sunan Ngerang bernama Roro Pujiwat. Karena itulah terjadi peperangan karena Kebo Nyabrang tidak mau memberikan.

Candi Cetho: Peninggalan Majapahit yang Dibangun di Atas Awan

Sunan Muria yang melihat dua orang bertarung, lalu turun ke tempat kedua orang tersebut. Salah satu Wali Songo ini kemudian melerai Raden Ronggo dan Kebo Nyabrang ini bisa saja saling bunuh demi pintu itu.

Namun ketika sedang berdiskusi, Raden Ronggo melempar ganjal pintu ke arah Kebo Nyabrang hingga tewas. Dari tempat terjadinya perseteruan itu Sunan Muria memberikan nama Dolle.

“Atas peristiwa tersebut Sunan Muria merasa menyesal karena permintaannya Kebo Nyabrang sampai meninggal dunia, dan akhirnya Sunan Muria mengakui Kebo Nyabrang sebagai darah dagingnya,” jelas Mba Sarni sesepuh desa setempat.

Jadi cagar budaya

Walau begitu asal muasal pintu masih menuai berbagai versi, pasalnya keruntuhan Kerajaan Majapahit dikabarkan terjadi pada 1400 Masehi. Karena itu sulit dipercaya bila ada kayu yang sangat kuat bertahan hingga 6 abad.

Pegiat sejarah Ragil Haryo menyebut pernah ada yang mengukur panjang pintu gerbang di Candi Brajang Ratu di Trowulan dengan Gerbang Pintu Majapahit di Randole ternyata tidak sama ukurannya.

Mengenal Faedah Buah Maja yang Menginspirasi Nama Kerajaan Majapahit

“Dari pandangan kritis secara logis itu tidak masuk akal kalau disebut sebagai Pintu Gerbang Majapahit. Itu banyak yang menyangsikan. Seumpama itu benar, itu bukan gerbangnya tetapi regol istilahnya,” tuturnya yang dimuat Gatra.

Hingga kini, Pintu Gerbang Majapahit ini sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh pemerintah Kabupaten Pati. Diharapkan cagar budaya ini menjadi aset sejarah yang sangat penting untuk Indonesia.

“Pintu Gerbang Majapahit ini adalah aset sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia,” ucap Kepala Seksi Cagar Budaya dan Tradisi Sejarah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, Trevita Puspita Hadi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini