Kue Lontar, Takjil Istimewa dari Tanah Papua

Kue Lontar, Takjil Istimewa dari Tanah Papua
info gambar utama

Makanan khas dari Tanah Papua tidak sekedar papeda, ikan kuah kuning, atau abon gulung saja. Selain itu, masih banyak lagi hidangan khas Papua yang tak kalah enak untuk dicicipi, termasuk juga untuk makanan manis seperti kue-kuean. Seperti halnya kue lontar.

Bagi umat Muslim di Papua, khususnya di daerah Fakfak, kue yang satu ini jadi santapan yang istimewa ketika Ramadan. Biasanya, pasar-pasar banyak yang menjual makanan ini sebagai takjil pilihan yang senantiasa diburu ketika waktu berbuka hendak tiba.

Kue Cacah, Penganan Asal 50 Kota yang Tidak Diperjualbelikan

Dikenalkan orang Belanda

Kalau kita lihat, kue ini memiliki bentuk yang mirip dengan kue pai. Sebenarnya antara kue pai dan kue lontar ini adalah kuliner yang sejenis. Bila melihat dari sejarahnya, kuliner ini juga hadir karena dari pengaruh Belanda yang waktu itu masih menduduki Papua.

Asal nama dari kue lontar ini dipercaya berasal dari nama asli kudapan ini dalam bahasa Belanda, yaitu ronde taart yang artinya kue bundar.

Tetapi, karena penduduk lokal agak kesulitan menyebutkan kata dengan bahasa Belanda tersebut,lama kelamaan disebutlah rontart yang kemudian berubah menjadi lontar sebagai penyebutan makanan ini mengikuti penyesuaian lidah lokal. Nama ini pun tetapi dikenal sampai dengan sekarang.

Mengutip dari Indonesia.go.id, kehadiran kue lontar bermula dari serdadu Hindia Belanda yang menempati Papua sejak 1910. Mereka sangat senang untuk menyantap kue ini, tetapi sangat jauh bila ingin mengirimkannya dari Belanda langsung.

Untuk mengobati rasa rindu terhadap kuliner di tanah kelahirannya, para tentara ini pun mencoba membuat kue ini sendiri dan juga mengajari penduduk setempat untuk membuatnya. Meskipun bahan-bahan seperti terigu, susu, serta margarin masih harus dibawa dari Belanda.

Lama kelamaan, makanan ini juga menjadi dikenal di berbagai wilayah di Papua dan jadi kesukaan banyak orang.

3 Resep Bagea, Kue Tradisional Khas Indonesia Timur

Kue ketika hari raya

Kue ini biasanya memiliki bentuk bundar layaknya pie dengan isian lembut. Ada yang membuatnya dengan ukuran loyang besar dan dipotong menjadi beberapa bagian, ada pula yang membuatnya dengan ukuran yang kecil agar pas dimakan satu orang.

Biasanya, ukuran yang kecil ini lebih cocok sebagai oleh-oleh karena lebih mudah untuk dibawa dan dikonsumsi.

Teksturnya yang keras di luar dan lembut di dalam membuat banyak orang senang menjadikan makanan ini untuk takji. Selain itu, rasanya yang seimbang antara gurih dan manis juga cocok sebagai kudapan ketika berbuka.

Tidak hanya jadi kudapan yang kerap hadir ketika Ramadan saja, saat Lebaran tiba kue ini pun tidak ketinggalan hadir sebagai hidangan yang melengkapi Hari Raya tersebut. Saat hari-hari besar lain, tak jarang kue ini juga jadi jamuan ketika ada tamu yang berkunjung.

Kalau mampir ke Papua, apalagi ketika Ramadan, silahkan coba kue yang satu ini ya.

Amparan Tatak Pisang, Jajanan Paling Dicari di Banjarmasin Selama Ramadan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini