Fenomena Ubur-ubur Serbu Hutan Mangrove Nguling Pasuruan, Berbahayakah?

Fenomena Ubur-ubur Serbu Hutan Mangrove Nguling Pasuruan, Berbahayakah?
info gambar utama

Ribuan ubur-ubur terlihat bermunculan di perairan Wisata Hutan Mangrove di Desa Penunggul, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Selasa (9/13/2023) Munculnya hewan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Pasalnya munculnya ubur-ubur di Hutan Mangrove Penunggul ini terbilang langka. Umrotul Isma, seorang wisatawan asal Sidoarjo mengaku terkejut dengan kemunculan ubur-ubur di pantai tersebut.

Landak Jawa yang Terancam karena Mitos Kesaktian Batu Mustika

Apalagi hewan yang diyakini sudah ada sejak zaman purba ini bisa disaksikan dari dermaga wisata di pinggir laut tersebut. Bahkan para wisatawan bisa memegang hewan yang berbentuk lembut itu.

“Kami ke sini silaturahmi ke kerabat, sekalian mampir pantai. Sempat kaget ada banyak ubur-ubur. Senang bisa lihat dari dekat,” kata Isma yang dimuat Detik.

Setahun sekali

Anggita Pokdarwis, Agus Slamet Ariyanto mengungkapkan bahwa fenomena kemunculan ribuan ubur-ubur ini selalu terjadi hampir setiap setahun sekali. Kawanan ubur-ubur ini pun sudah terlihat sejak dua bulan yang lalu.

“Diperkirakan sampai beberapa hari kedepan ubur-ubur ini masih bisa dilihat,” ucapnya.

Disebutkan oleh Agus, kawanan ubur-ubur ini selalu datang berbarengan dengan naiknya pasang air laut. Binatang yang tergolong sebagai spesies invertebrata atau hewan tanpa tulang belakang ini cenderung muncul ketika kondisi matahari sedang terik.

Owa Jawa, Primata Zona Asiatis Bersuara Nyaring yang Langka dan Terancam Punah

“Keluarnya mulai sekitar jam 8 sampai jam 12 an, ketika pasang air itu keluar semua,” jelasnya.

Binatang yang unik

Jumadi, pengurus wisata kum kum Surya Citra Bahari (SCB) di landasan njegur pantai Mayangan mengatakan ubur-ubur merupakan binatang laut yang unik. Selain tidak memiliki tulang belakang ubur-ubur 95 persen mengandung air dan 5 persen sisanya padat.

Karena itu ketika berada di laut gerakan ubur-ubur seakan terlihat melayang. Jumadi menjelaskan bahwa ubur-ubur yang ada di perairan juga mempunyai warna-warna yang berbeda.

“Untuk bentuknya biasanya setahu saya ubur-ubur seperti ini bisa bertahan hidup tiga sampai enam bulan,” ujarnya.

Cacing Beludru, Cacing Predator Purba Penghuni Hutan Hujan Kalimantan

Disebutkannya munculnya ubur-ubur ini karena kesuburan ekosistem yang ada di perairan laut setempat. Migrasi ubur-ubur terjadi karena cuaca atau makanan. Walau begitu kehadirannya juga perlu diwaspadai.

“Jangan sampai memegang atau menyentuh ubur-ubur agar tidak terkena racunnya, di mana bisa membuat kulit gatal-gatal,” pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini