Alasan Perpustakaan Kawan Sulit Berkembang, Apa Saja?

Alasan Perpustakaan Kawan Sulit Berkembang, Apa Saja?
info gambar utama

Apakah Kawan sedang membangun atau menjalankan perpustakaan? Tentunya, perpustakaan menjadi favorit bagi pemustaka (sebutan untuk pengunjung perpustakaan) untuk melakukan aktivitas pendidikan. Dengan perpustakaan, kita bisa menambah wawasan sekaligus rekreasi dengan nyaman.

Meskipun begitu, tidak semua perpustakaan ramai oleh pemustaka. Kita bisa melihat ada sebagian perpustakaan yang sepi pengunjung. Ada banyak alasan perpustakaan itu sepi pengunjung. Salah satunya perpustakaan sulit berkembang. Lalu, apa saja alasan perpustakaan sulit berkembang? Oh ya, hal ini berlaku bagi perpustakaan pribadi Kawan, ya.

Perpustakaan Sulit Berkembang
Perpustakaan pribadi memang memiliki ciri khas yang berbeda dari jenis perpustakaan lainnya. | Sumber: Pexels.com (Max Rahubovskiy)

1. Penggunaan Teknologi Tidak Sesuai dengan Zaman

Contohnya, perpustakaan modern sudah menggunakan OPAC (Online Public Access Catalogue), perpustakaan Kawan masih pakai katalog tercetak. Meskipun klasik, Kawan juga butuh efektivitas dalam perpustakaan.

Maka dari itu, Kawan harus melakukan pengadaan teknologi yang sesuai zaman. Contohnya, pengadaan komputer dan ruang multimedia. Kawan bisa menyediakan beragam koleksi digital, seperti e-book, e-journal, e-news, dan elektronik lainnya.

Baca juga: Mengunjungi Perpustakaan Umum di Kota Kecil Pemalang

Dengan hal ini, Kawan bisa menciptakan lingkungan perpustakaan yang modern dan efektif. Penggunaan teknologi baru juga memudahkan Kawan dalam bekerja dengan output yang maksimal.

Solusi lain, Kawan bisa melakukan otomasi perpustakaan dengan software manajemen. Beberapa perangkat lunak tersebut, seperti SLIMS, INLIS LITE, dan software manajemen lainnya. Di Indonesia, Inlis Lite sering digunakan oleh perpustakaan umum. Sementara, SLIMS biasa digunakan oleh perpustakaan khusus.

2. Desain Perpustakaan yang Kuno

Alasan kedua perpustakaan Kawan sulit berkembang adalah Kawan tidak mengubah desain dari perpustakaan. Kawan mungkin akan sulit menggaet pemustaka baru jika konsep interior dan exterior Kawan masih kaku.

Ditambah, jika perpustakaan Kawan jarang dibersihkan, pastinya pemustaka sudah menjauhi perpustakaan itu. Cobalah untuk membuat konsep yang menyesuaikan tren dan sasaran pemustaka.

Contohnya, jika Kawan sedang menjalankan perpustakaan anak, cobalah untuk menyusun desain interior secara colourfull dan cheerfull. Kawan juga bisa mengadakan program membaca dan bedah cerita dongeng untuk anak-anak.

Jika sasaran pemustaka Kawan adalah generasi muda, cobalah untuk membuat lebih urban, minimalis, dan estetik. Kawan bisa menggunakan jasa arsitektur untuk menyusun konsep desain tersebut. Kawan juga bisa mencari referensi desain dari perpustakaan lain, seperti Perpustakaan TIM dan kafe.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Perpustakaan Terbesar di Dunia yang Ada di Indonesia

3. SDM yang Pasif

Salah satu perpustakaan sulit berkembang biasanya berasal dari internal perpustakaan, yakni SDM. SDM yang pasif bisa merugikan operasional perpustakaan. Beberapa akibat dari SDM yang pasif adalah koleksi yang tidak mutakhir, media informasi yang kurang berkembang, fasilitas yang tidak terurus, dan perpustakaan jadi sepi.

Lalu, jika perpustakaan dikelola sendiri, maka Kawan harus mengerjakan beberapa aspek yang penting. Misalnya, pengadaan buku baru, membersihkan fasilitas, merapikan beberapa kursi dan meja baca, dan menyusun rencana strategis untuk menggaet pemustaka.

Kawan juga perlu aktif berpromosi, seperti membuat konten tentang perpustakaan di media sosial, menyusun profil perpustakaan, dan menyebarkan brosur ke masyarakat tentang perpustakaan Kawan. Jika mempunyai budget yang cukup, Kawan bisa merekrut untuk tim kreatif Kawan.

Itulah beberapa informasi tentang alasan perpustakaan Kawan sulit berkembang. Perlu diketahui, perkembangan perpustakaan tergantung dengan keaktifan dari pustakawan. Maka dari itu, Kawan bisa melakukan kolaborasi dengan perpustakaan lain, mencari dana, dan aktif menyusun program perpustakaan yang kreatif nan inovatif. Cara lainnya, Kawan juga bisa membentuk komunitas baca untuk meningkatkan literasi masyarakat. Bagaimana pendapatmu?

Referensi: deepublishstore.com | dkpus.babelprov.go.id | pioneerlibraryorganizer.blogspot.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini