5 Cara Menjadi Pionir yang Hebat dan Inovatif, Apa saja?

5 Cara Menjadi Pionir yang Hebat dan Inovatif, Apa saja?
info gambar utama

Apakah Kawan tidak mau menjadi followers? Lalu, Apakah Kawan ingin menjadi pionir atau perintis? Pastinya, jadi perintis memang memiliki banyak keuntungan, salah satunya dikenal oleh banyak orang.

Sebagai perintis, Kawan harus melakukan beberapa cara yang terbilang tidak mudah. Mungkin, di beberapa tahapannya, mental dan fisik Kawan akan diuji dengan berat. Untuk itu, ada beberapa cara untuk menjadi pionir yang inovatif dan hebat.

Cara Menjadi Pionir yang Hebat dan Inovatif

1. Temukan Orisinil Versimu

Diketahui, setiap artis atau orang yang bekerja di dunia seni memiliki keunikan tersendiri. Dengan keunikan itu, banyak orang lebih mudah mengenali karya seniman. Contohnya, seniman A yang selalu membuat karya baju yang berasal dari bahan-bahan daur ulang.

Beberapa ciri khas itu menjadi orisinil pada setiap karya Kawan. Untuk menemukannya, memang Kawan akan membutuhkan waktu yang lama. Kawan harus berlatih dengan sungguh-sungguh agar menemukan ciri khas yang disukai oleh Kawan sendiri.

Dengan menemukan ciri khasmu, Kawan akan lebih mudah membuat karya yang berseri atau keberlanjutan. Lakukan secara konsisten dan evaluasi di setiap latihan Kawan, ya.

Baca juga: Mengenal Seni Pertunjukan Gondang Batak

2. Visioner

Pionir harus berpikir maju atau visioner. Yap, mereka memiliki timeline untuk menggapai cita-citanya. Banyak pionir yang membuat karya sembari merencanakan hal yang akan terjadi ke depannya.

Maka dari itu, dalam menemukan setiap ide, Kawan harus melihat bahwa ide tersebut berguna untuk jangka pendek, menengah, atau panjang. Kawan bisa menyusun jadwal kegiatan atau kebiasaan kecil untuk menggapai mimpi.

3. Evaluasi

Kawan melangkah maju juga boleh. Namun, Kawan harus memastikan bahwa ada evaluasi di setiap langkah yang Kawan injaki. Hal ini untuk memperbaiki langkah Kawan agar bisa lancar kedepannya.

Contohnya, Kawan adalah seorang pelukis. Mungkin, di setiap pengiriman karya lukis ke beberapa pameran, Kawan selalu gagal. Nah, Kawan perlu melakukan evaluasi terkait kegagalan tersebut.

Cobalah untuk meminta feedback kepada kerabat terdekat atau keluarga terkait karya lukis Kawan. Setelah mendapat saran yang cukup, Kawan bisa mengevaluasi dan riset terkait pameran, serta karya lukis yang pernah lolos di pameran tersebut.

Baca juga: 6 Cara Meningkatkan Self Esteem, Seni Menghargai Diri

4. Riset Karya Kawan Sendiri

Mungkin, ketika Kawan mengirimkan suatu ide atau karya kepada orang yang lebih tinggi atau atasan, Kawan akan mendapat penolakan. Mengapa hal itu terjadi? Hal ini biasanya karya Kawan tidak cocok dengan karakter organisasi, target pasar, atau kualitas pada karya Kawan yang diragukan.

Maka dari itu, Kawan harus melakukan riset pada karya Kawan. Cobalah untuk bertanya pada diri sendiri, "Apakah karyaku memiliki nilai yang berbeda dari karya yang lainnya?" , "Bagaimana karyaku bisa memberikan manfaat kepada masyarakat?" , "Apakah karyaku bisa menjadi solusi bagi permasalahan masyarakat?"

Dengan hal itu, Kawan bisa mendapat jawaban yang lebih menjurus kepada karya inovatif dan hebat. Apakah Kawan sudah melakukan riset pada karya Kawan sendiri?

5. Belajar Langsung dari Pionir Lain

Belajar Dari Pionir Lain
Dapatkan pemikiran yang berbeda dengan belajar dari pionir lain. | Sumber: Pexels.com (Andrea Piacquadio)

Ada banyak cara untuk menjadi pionir. Salah satunya belajar langsung dari pionir lain. Yap, siapa saja yang menjadi pionir di Indonesia? Contohnya, Nadiem Makarim, Ahmad Zaky, dan lain-lain. Kawan juga bisa belajar dari seseorang yang Kawan anggap sebagai pionir sejati.

Dengan belajar dari mereka, Kawan bisa mendapat pemikiran yang mungkin tidak Kawan dapatkan dari pengalaman lainnya. Kawan juga bisa mendapat referensi untuk membuat produk-produk atau karya yang hebat.

Baca juga: Musik Karambangan, Warisan Seni Tradisional dari Masyarakat Suku Pamona

Maka dari itu, selain kreativitas dan visioner, kemampuan sosial juga perlu dikembangkan. Cari inspirasi dan panutan juga bisa didapat dengan relasi yang luas. Cobalah untuk bergabung dengan komunitas yang sejalan dengan visi Kawan.

Ada banyak untuk menjadi pionir, seperti menantang diri sendiri, membangun personal branding, dan menyadari kelebihan, serta kekurangan diri sendiri. Apakah Kawan siap untuk menjadi pionir?

Referensi: liputan6.com | daya.id | pikiran-rakyat.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini