Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah mengembangkan potensi wisata kesehatan atau medical tourism Indonesia. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya masyarakat yang berobat ke luar negeri.
Wisata kesehatan itu akan terealisasi setelah Kemenparekraf mendapatkan target investasi senilai 6 sampai 8 miliar dolar AS atau setara Rp89 triliun—Rp119 triliun dari para investor asing maupun domestik.
“Harus ada perubahan regulasi yang nantinya akan lebih membuka agar industri kesehatan bisa berkolaborasi dengan negara-negara tetangga,” kata Menparekraf Sandiaga Uno, dilansir dari Sindonews, Rabu (14/6/2023).
Sejauh ini, Kemenparekraf telah menetapkan dua lokasi yang nantinya akan dikembangkan menjadi kawasan wisata kesehatan. Adapun lokasi yang ditetapkan adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura Bali.
Indonesia Raih Predikat Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia 2023
Menarik wisatawan dengan pengobatan
Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2021, Indonesia merupakan kontributor terbesar dalam hal kunjungan medis ke luar negeri dengan total Rp161 triliun. Malaysia dan Singapura menjadi negara yang paling sering dituju oleh wisatawan Indonesia.
Oleh karena itu, wisata kesehatan saat ini ditetapkan sebagai salah satu program prioritas strategis nasional RI untuk dapat menekan laju kunjungan medis masyarakat Indonesia ke luar negeri.
Sebelumnya, Kemenparekraf telah meresmikan Malang Health Tourism pada 16 April 2023, sebagai asosiasi yang dapat memperkuat ekosistem pariwisata berbasis kesehatan sehingga menarik lebih banyak wisatawan yang melakukan pengobatan di Indonesia.
Malang menjadi kawasan Health Tourism keempat di Indonesia setelah Sumatra Utara dengan Medan Medical Tourism Board, Bali dengan Medical Tourism Association, dan Sulawesi Utara dengan North Sulawesi Health Tourism.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News