Seekor macan tutul jawa (Panthera pardus melas) terekam kamera pengintai ketika berkeliaran di pegunungan Sanggabuana wilayah Purwakarta, Jawa Barat pada 11 Juni 2023 pukul 12.33 WIB.
Direktur Eksekutif SCF Solihin Fu’adi di Karawang menjelaskan bahwa macan tutul jawa dengan tinggi sekitar 40 cm terekam kamera berada tidak jauh dari air terjun, jaraknya sekitar 1,1 kilometer dari perkampungan penduduk.
“Namun macan tutul jawa ini masih muda dan mempunyai tinggi sekitar 40 cm,” kata Solihin yang dimuat Kompas.
Pelepasliaran Macan Tutul Wahyu Demi Keragaman Genetik TNGHS
Lokasi kamera jebak atau camera trap (CT) di hutan Sanggabuana yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Purwakarta dan masuk dalam KRPH Sukasari. Kamera jebak itu dipasang sejak Maret 2023 dan diambil pada 13 Juni 2023.
Berbeda dengan macan tutul lain
Fotografer dan peneliti satwa liar, Bernard T Wahyu Wiryanta mengatakan macan tutul jawa yang terekam kali ini berbeda dengan individu yang sebelumnya terekam kamera jebak di wilayah Karawang.
Dikatakan oleh Bernard bahwa perbedaan ini berdasar analisa dari pola totol, jenis kelamin, ciri-ciri morfologis, dan dimensi dasar tubuhnya. Dirinya memperkirakan jenis kelamin dari hewan ini betina.
“Individu yang terekam ini kemungkinan besar berjenis kelamin betina, berusia muda,” ujar Bernard.
Macan Dahan Kalimantan, ‘Kucing’ Besar yang Terancam Punah
Bernard menjelaskan dari beberapa rekaman video dan foto kamera jebak, mulai terpetakan sebaran masing-masing daerah teritorial tiap individu. Luasan Homerang-nya juga tergantung dengan kondisi topografi.
“Dari penggabungan dua foto tersebut, diperkirakan ukuran macan tutul tersebut mempunyai tinggi sekitar 50 cm,” kata Bernard.
Pelestarian
Bernard yang juga peneliti keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana itu mengaku belum bisa memberikan angka pasti jumlah populasi macan tutul dengan pola totol maupun macan tutul melanistik atau kumbang.
Tetapi hasil analisa SFC, populasi macan tutul Jawa di Sanggabuana berkisar 10-15 individu. Termasuk dengan dua individu baru yang belajar berburu dengan memangsa domba warga pada tahun 2022.
“Jumlah pastinya mungkin nanti menunggu perhitungan secara ilmiah. Rencananya akan dibantu oleh teman-teman dari Sintas dan Formata,” kata Bernard.
Kisah Macan Tutul Jawa, Dahulu Dihormati Sekarang Diburu
Ketua Kompas, Mokhamad Aripin menyambut baik terekamnya macan tutul jawa dan satwa lain di Sukasari. Dirinya menjelaskan warga cukup khawatir dengan kemunculan macan tutul dekat perkampungan.
“Dengan temuan ini membuka mata kami ternyata keanekaragaman hayati hutan Sanggabuana di wilayah kami cukup lengkap,” ujar Aripin.
Setelah temuan kemunculan macan tutul jawa di wilayah hutan Sukasari, dia dan teman-teman Kompas, LMDH dan Pokdarwis segera mengedukasi masyarakat. Terutama mengedukasi para pemburu agar tak memburu satwa liar di Sanggabuana.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News