Workshop Batik Ciprat Rumah Kinasih, Tingkatkan Antusiasme Warga Menuju Kampung Inklusi

Workshop Batik Ciprat Rumah Kinasih, Tingkatkan Antusiasme Warga Menuju Kampung Inklusi
info gambar utama

Siraman, Blitar - Dalam rangka membantu warga untuk persiapan pendirian Kampung Inklusi, Rumah Kinasih dan Octop Team adakan Workshop Batik Ciprat. Kegiatan yang diikuti oleh warga RT 01 Desa Siraman ini dilaksanakan selama 2 hari sejak tanggal 22-23 Juni. Workshop Batik Ciprat yang diselenggarakan di Halaman Rumah Kinasih ini hadir dengan antusiasme warga Desa Siraman untuk menyambut persiapan Kampung Inklusi.

Workshop Batik Ciprat menjadi upaya Rumah Kinasih dan Octop Team dalam pendirian Kampung Inklusi. Kegiatan ini ditujukan sebagai bekal masyarakat sekitar dalam pengadaan Kampung Inklusi nantinya. Acara diawali dengan pemberian materi mengenai motif batik, pewarnaan batik, kemudian penggunaan alat, hingga praktik batik ciprat. Seluruh kebutuhan masyarakat selama workshop berlangsung menjadi tanggung jawab penuh pihak Rumah Kinasih dan Octop Team.

Shally Anzilir, selaku Ketua Pelaksana Workshop Batik Ciprat menyatakan bahwa selama kegiatan ini berlangsung warga akan mendapatkan pengarahan dan pembinaan secara khusus agar dapat mengikuti tata cara pembuatan batik ciprat dengan benar. Diharapkan workshop batik ciprat ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat sekitar mengenai batik ciprat.

“Penting bagi masyarakat sekitar untuk memahami bagaimana langkah-langkah yang benar dalam pembuatan batik ciprat guna mewujudkan Kampung Inklusi yang efektif. Jadi kami (Octop Team dan Rumah Kinasih) sangat memaksimalkan kegiatan workshop batik ciprat ini dalam mempersiapkan Kampung Inklusi”, ujar Shally ditemui di tempat.

Tergesernya Kesenian Wayang Golek di Indonesia

Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa persiapan workshop mendapat respon positif dari warga setempat. Hal tersebut dikarenakan program workshop batik ciprat dapat menjangkau tata cara pembuatan batik bagi kalangan pemula. Sehingga pelatihan ini dapat diikuti oleh seluruh kalangan.

“Kegiatan workshop ini tak hanya diikuti oleh masyarakat yang sudah memahami proses pembuatan batik saja melainkan menjangkau masyarakat pemula juga. Sehingga jangkauan Kampung Inklusi akan lebih luas dan menyebar nantinya. Diharapkan dalam persiapan pendirian Kampung Inklusi ini masyarakat Desa Siraman dapat ikut berpartisipasi dan berkontribusi nantinya”, pungkasnya lagi.

Di lain kesempatan, salah satu pendamping sekaligus pemateri dari Rumah Kinasih, Zaenal Dwi Prasetyomenjelaskan bahwa dengan pelatihan atau workshop yang dilakukan secara rutin akan membantu masyarakat setempat untuk lebih mengetahui dan menguasai proses pembuatan batik ciprat. Pemberian materi akan dilakukan secara mendasar dan bertahap, sehingga nanti lebih mudah dipahami oleh masyarakat setempat.

“Pada hari pertama, akan ada perkenalan mengenai beberapa motif batik ciprat dan perkenalan alat terlebih dahulu. Kemudian sebagai praktiknya para warga akan mencoba mempraktekkan proses pembuatan batik ciprat dengan satu warna. Jadi pengetahuan paling dasar dulu yang dibagikan”, jelas Zainal.

Lebih lanjut, pria kelahiran Blitar tersebut menjelaskan bahwa setelah mempelajari dan mendalami tentang dasar-dasar pembuatan batik ciprat, warga setempat akan diajak untuk mengenal lebih dalam lagi mengenai pewarnaan batik ciprat. Sehingga para peserta workshop tidak hanya mempelajari satu warna saja melainkan juga mempelajari kombinasi warna.

“Tentunya teknik yang digunakan dalam pewarnaan batik ciprat satu warna dan kombinasi warna berbeda. Teknik yang digunakan dalam pewarnaan 2 hingga 3 warna memiliki tingkat kesulitan sedikit lebih tinggi. Diperlukan lebih banyak waktu dalam proses mencelup kain untuk mendapatkan kombinasi warna tersebut. Namun warga setempat yang terhitung pemula dinilai cukup mahir mengikuti pelatihan ini”, sambungnya lagi.

Dari sisi warga, salah satu peserta workshop batik ciprat, Sriatun menyatakan bahwa kegiatan workshop ini sangat menarik bagi warga khususnya kami para ibu rumah tangga. Masyarakat setempat bisa mendapatkan ilmu baru mengenai pembuatan batik ciprat dan dapat dijadikan mata pencaharian baru juga bagi warga. Apalagi pelatihan ini tanpa dipungut biaya apapun, jadi sangat membantu kami para warga.

Turonggo Seto Boyolali, Kesenian Keprajuritan Lokal dari Lembah Merapi-Merbabu

“Senang akhirnya ada kegiatan yang berdampak positif dan berkepanjangan serta dapat diikuti oleh seluruh kalangan di Desa Siraman ini. Jadi kami (warga) dapat mengisi waktu luang dengan mengikuti pelatihan dan mendapatkan ilmu baru mengenai pembuatan batik ciprat. Kami berharapnya pelatihan ini diadakan secara rutin terus menerus dan tidak berhenti ketika teman-teman mahasiswa (Octop Team) sudah tidak disini. Semoga nantinya Kampung Inklusi dapat terwujud sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan”, tutup Sriatun.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini