Pemerintah Sebut RI Masuk Negara Pertumbuhan Ekonomi Terkuat di Dunia, Apa Buktinya?

Pemerintah Sebut RI Masuk Negara Pertumbuhan Ekonomi Terkuat di Dunia, Apa Buktinya?
info gambar utama

Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia termasuk negara yang memiliki pertumbuhan terkuat dan persisten tinggi di dunia. Bukan tanpa alasan, hal itu, kata dia, dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi yang bertahan di atas 5 persen dalam 6 kuartal berturut-turut.

Sri menerangkan, banyak negara yang mengalami kemerosotan cukup tajam pada 2023 akibat gejolak yang terjadi di level global. Eskalasi geopolitik masih menjadi pemicu tekanan perekonomian global, baik yang terjadi di Ukraina saat ini, ataupun negara besar lainnya.

Bukan itu saja, kesulitan utang (debt distrsess) turut menghalangi pemulihan ekonomi di banyak negara, terutama developing and emerging country (negara berkembang). Sri juga menyebut, inflasi yang tinggi serta peningkatan suku bunga, menjadi faktor lain yang menghantam pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Modal Asing Masuk RI Tetap Kuat di Tengah Ketidakpastian Perekonomian Global

“Kita lihat memang banyak negara yang sudah tidak mampu bertahan di dalam tekanan pelemahan dan gejolak ekonomi dunia," ucap Sri dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi Juni 2023, Senin (26/6/2023).

Meski begitu, Sri menyebut perekonomian Indonesia justru tumbuh kuat di tengah perlambatan ekonomi global. Dia bilang, kinerja perekonomian domestik terjaga baik, inflasi juga terus menurun, dan daya beli masyarakat terjaga kuat.

Pemerintah konsisten menjaga inflasi sepanjang 2023 di kisaran 3 persen ± 1 persen untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional di tengah potensi risiko inflasi ke depan.

Inflasi Indonesia pada Mei 2023 tercatat 4,0 persen (yoy), lebih baik dibandingkan negara-negara maju, seperti Australia, Italia, Jerman, dan Singapura.

“Inflasi masih dalam posisi yang trennya sesuai dengan yang ingin kita lihat, yaitu penurunan, terutama disumbangkan oleh volatile food yang mengalami penurunan cukup tajam, yaitu 3,3 persen dan mulai menurunnya core inflation ke 2,7 persen. Di sisi lain, administered price kita harapkan akan terus menunjukkan tren penurunan,” paparnya.

Berkembang Pesat, Nilai Ekonomi DIgital RI Diperkirakan Tembus Rp2.037 Triliun di 2025

Perekonomian Indonesia yang tetap resilien di tengah dinamika global terlihat juga dari ekspor dan impor yang kembali menguat, ditambah neraca perdagangan menunjukkan surplus. Selama Mei 2023, ekspor Indonesia tercatat 21,72 miliar dolar AS atau tumbuh 0,96 persen (yoy). Di samping itu, impor tercatat 21,28 miliar dolar AS atau naik 14,35 persen (yoy). Neraca perdagangan Mei 2023 sebesar 0,44 miliar dolar AS.

“Memang ini adalah surplus yang cukup tipis, namun secara akumulasi Januari hingga Mei, surplus dari neraca perdagangan mencapai 16,5 miliar dolar AS. Ini adalah suatu hal yang cukup positif, namun kita waspadai dengan tren melemahnya ekspor,” lanjut Sri.

Sri menutup pernyataannya dengan menyampaikan risiko global yang cukup tinggi masih harus terus diwaspadai, terutama dampak dari tensi geopolitik, volatilitas sektor keuangan, serta manufaktur global yang masih terkontraksi.

Evolusi Gang Dolly Surabaya: Dulu Tempat Esek-esek, Kini Sentra Ekonomi Kreatif

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini