Lihat Tradisi Unik Perayaan Idul Adha di Indonesia, Yuk!

Lihat Tradisi Unik Perayaan Idul Adha di Indonesia, Yuk!
info gambar utama

Menyembelih hewan kurban memang pokok kegiatan saat Idul Adha. Namun, beberapa daerah dan masyarakat di Indonesia juga punya tradisi unik yang tetap perlu dijaga dan lestarikan. Yuk, simak daftar tradisinya di bawah ini!

Meugang di Aceh

Tradisi ini dilakukan pada hari yang sama dengan hari raya Idul Adha, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah. Meugang Idul Adha memiliki makna khusus bagi masyarakat Aceh, khususnya yang tinggal di wilayah Aceh Besar. Dilansir dari acehprov.go.id, "Meugang" dalam bahasa Aceh berarti "berpindah" atau "berpindah ke tempat lain". Tradisi ini terkait dengan kegiatan pemotongan hewan kurban.

Biasanya, sebelum Hari Raya Idul Adha, masyarakat Aceh Besar yang mampu akan membeli hewan qurban, seperti sapi atau kambing. Hewan-hewan ini akan disembelih di rumah atau tempat pemotongan hewan yang disediakan oleh pemerintah setempat. Setelah pemotongan, daging qurban tersebut akan dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan orang-orang yang membutuhkan. Tradisi Meugang Idul Adha akhirnya juga menjadi ajang silaturahmi dan kebersamaan antara keluarga dan tetangga.

Gamelan Sekaten di Surakarta

Sangat jelas bahwa Wali Songo memengaruhi aktivitas masyarakat Jawa. Salah satunya adalah gamelan Surakarta yang unik. Gamelan juga dimainkan saat Idul Fitri dan Maulid Nabi Muhammad. Khususnya selama perayaan Idul Adha, musik gamelan akan dimulai setelah shalat Idul Adha.

Dengan demikian, acara ini dapat dimasukkan ke dalam jadwal liburan Anda di Surakarta karena terbuka untuk umum. Orang-orang di daerah itu biasanya mengunyah kinang saat menonton gamelan sekaten. Orang-orang di daerah itu percaya bahwa ini dilakukan untuk tetap hidup lama dan terus melihat tradisi ini di tahun-tahun berikutnya.

Baca juga: Tips Menabung untuk Kurban Edisi Idul Adha 2023

Grebeg Gunungan di Yogyakarta

Grebeg Gunungan adalah tradisi budaya Jawa yang umumnya dilakukan dalam rangka perayaan Jawa, seperti perayaan Jumat Kliwon atau peringatan tahun baru Jawa. Diwartakan dari traveloka.com, Grebeg Gunungan merupakan sebuah prosesi di mana masyarakat Jawa mengarak atau memperlihatkan tumpeng yang berbentuk seperti gunungan, yaitu tumpukan berbagai macam makanan dan bahan pangan yang dihiasi dengan tumbuhan, buah-buahan, dan benda-benda simbolis lainnya. Gunungan ini melambangkan berkah, kelimpahan, dan syukur atas panen yang melimpah.

Grebeg Gunungan | Foto: Kompas.com
info gambar

Tradisi ini merupakan tradisi yang sudah berlangsung turun temurun sesaat menjelang hari raya Idul Adha. Hasil bumi yang diarak menggunakan tiga buah gunungan ini akan dibawa dari halaman Keraton sampai Masjid Gedhe Kauman.

Manten Sapi di Pasuruan

Di Pasuruan, ada tradisi Manten Sapi yang berbeda dari pengantin Jawa. lebih spesifiknya di Desa Watestani, yang terletak di Grati, Pasuruan. Sehari sebelum hari raya Idul Adha, ritual ini dilakukan. Acara ini diadakan oleh masyarakat setempat untuk menghormati sapi dan hewan kurban yang akan disembelih keesokan harinya.

Dimulai dengan memandikan sapi dengan air kembang, mirip dengan siraman pernikahan. Para sapi juga akan mengenakan kalung yang terbuat dari bunga tujuh rupa setelah itu. Tubuh juga ditutup dengan kain putih. Kemudian, akan ada arak-arakan menuju masjid untuk menyerahkan mereka kepada panitia.

Baca juga: Tradisi Unik Saat Idul Adha Dari Berbagai Negara

Jemur Kasur di Banyuwangi

Banyuwangi terkenal dengan pemandangan alam yang indah. Namun, warga setempat juga memiliki tradisi istimewa saat Idul Adha, yaitu Jemur Kasur atau Mepe Kasur. Suku Osing yang tinggal di Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi, melakukan tradisi ini secara khusus. Dimulai dengan Tari Gandrung, prosesnya dilanjutkan dengan penjemuran kasur. Dari pagi hingga sore, setiap warga akan menjemur kasur di depan rumah.

Dengan corak warna hitam dan merah, kasur gembil desa ini unik. Hitam menunjukkan keabadian, sedangkan merah menunjukkan keberanian. Tradisi ini dilakukan menjelang hari raya kurban untuk menghindari bala dan menjaga rumah tangga bersatu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SC
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini