Mengenal Tahu Bungkeng, Makanan Legendaris Cikal Bakal dari Tahu Sumedang

Mengenal Tahu Bungkeng, Makanan Legendaris Cikal Bakal dari Tahu Sumedang
info gambar utama

Tahu Sumedang merupakan makanan yang menjadi ciri khas Kabupaten Sumedang. Tahu tersebut memiliki tekstur kulit yang kering dan rasa yang gurih, sehingga menjadikanniya memiliki keunikan sendiri dibandingkan tahu pada biasanya.

Tahu Sumedang sendiri sudah menjadi ikon dari Kota Sumedang. Jika Kawan melintasi jalanan di wilayah Sumedang, Kawan akan melihat penjual tahu Sumedang di sepanjang jalan. Karena itu, tidak heran bahwasanya Kabupaten Sumedang sendiri sering dijuluki sebagai Kota Tahu oleh berbagai masyarakat di Indonesia.

Kepopuleran tahu Sumedang ini ternyata berawal dari sebuah olahan makanan tahu legendaris yang sering di sebut Tahu Bungkeng. Pemberian nama tahu bungkeng ini sendiri diambil dari nama orang yang menjadi pencetus terciptanya Tahu Bungkeng atau yang biasa disebut tahu Sumedang ini.

Mengutip dari media Detik Jabar, kisah Tahu Bungkeng ini bermula pada tahun 1917, di mana ada seorang imigran yang bernama Ong Kino yang ditinggal di Sumedang bersama Istrinya pada sekitar awal tahun 1900-an. Pada saat itu, Ong Kino sedang mencoba untuk membuat sebuah olahan makanan dari kedelai. Kemudian, ia membagikannya kepada masyarakat sekitar untuk dicicipi.

Mengenal Kota Kediri sebagai Kota Tahu, Ini Sejarahnya!

Mengutip dari M.Luthfi Khair A dan Rusydan Fathy dalam Tahu Sejarah Tahu Sumedang (LIPI Press, 2021 : 49), tahu olahan dari Ong kino tersebut merupakan olahan kedelai yang berupa hanya tahu putih khas Tiongkok yang diolah dengan cara direbus.

Setelah membagikannya, makanan hasil olahannya tersebut mendapatkan respons positif dari masyarakat sekitar. Respons positif itu membuat Ong Kino memutuskan untuk mencoba berjualan hasil olahan tahu tersebut di Sumedang

Usaha tahu yang dirintis oleh Ong Kino tersebut kala itu masih terbilang sangat sederhana dan masih belum menjadi makanan populer seperti saat ini. Bentuk olahan tahu juga masih biasa. Caranya pun hanya dengan direbus, yang mana membuat tahu tersebut kurang begitu laku saat dijual oleh Ong Kino.

Awal mula kejayaan dari Tahu Bungkeng atau tahu Sumedang ini terjadi saat sekitar tahun 1917 ketika anaknya Ong Kino, yakni Ong Bungkeng, menyusul ke Sumedang untuk meneruskan usaha dari Ong Kino tersebut. Ong Bungkeng yang meneruskan usaha dari ayahnya tersebut kembali mengkreasikan hasil olahannya sedemikian rupa hingga menjadi tahu dengan berciri khas kering, gurih, dan renyah seperti saat ini.

Inovasi yang dibuat oleh Ong Bungkeng tersebut membuat tahu tersebut menjadi sangat populer dan sangat laku terjual. Usaha tahunya tersebut terus laku terjual sehingga Ong Bungkeng memutuskan menetap untuk melanjutkan usaha inovasi olahan tahunya tersebut. Sementara itu, Ong Kino memilih untuk pulang ke Tiongkok pada tahun 1940-an.

Tahu Bakso dan Sale Pisang Asal Semarang Tembus Pasar Amerika Serikat

Pada sekitar antara tahun 1950-an atau 1960-an, Ong Yukim yang merupakan anak dari Ong Bungkeng tersebut meneruskan usaha tahu tersebut dan usahanya tersebut sangat laku keras dalam waktu yang lama. Bahkan, hingga saat ini usahanya diteruskan oleh Suryadi selaku anak dari Ong Yukim.

Saat ini, Tahu Bungkeng memiliki sejumlah tiga gerai di Kota Sumedang. Ketiga gerai yang menjual tahu olahan Ong Bungkeng tersebut berada di Jalan 11 April, Jalan Mayor Abdurahman, dan Jalan Prabu Gajah Agung Sumedang.

Toko Tahu Bungkeng tersebut buka sekitar pukul 07.00 pagi hingga 18.00 setiap harinya. Dengan harga Rp1.000 per buah, kawan dapat mencoba olahan legendaris Tahu Bungkeng yang menjadi cikal bakal terciptanya tahu Sumedang yang menjadi identitas dari Kabupaten Sumedang.

#Writingcamp

Sumber referensi:

https://www.detik.com/jabar/kuliner/d-5992254/tahu-bungkeng-sang-perintis-yang-tetap-eksis-hingga-105-tahun

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IN
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini