Australia Perpanjang Visa Bisnis WNI Jadi 5 Tahun

Australia Perpanjang Visa Bisnis WNI Jadi 5 Tahun
info gambar utama

Pemerintah Australia akan melonggarkan aturan perjalanan bisnis bagi warga negara Indonesia (WNI) sebagai upaya peningkatan kemitraan ekonomi kedua negara.

Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese mengumumkan, visa bisnis bagi WNI diperpanjang dari tiga tahun menjadi lima tahun. Lalu, pemegang e-paspor Indonesia akan diprioritaskan untuk dapat mengakses smart gate (imigrasi Australia).

Tak hanya itu, Albanese juga mempersingkat waktu pembuatan visa untuk WNI dari dua bulan menjadi tujuh hari saja. Dia juga memperpanjang validitas visa frequent travelers menjadi 10 tahun.

“Ini menawarkan validitas visa 10 tahun yang membuat perbedaan besar dan menghilangkan hambatan birokrasi untuk hubungan kita yang lebih dekat,” kata Albanese di Admiralty House, Sydney, Australia, Selasa (4/7/2023), dilansir dari Associated Press.

Selama ini aturan visa sangat rumit bagi WNI, tulis The Sydney Morning Herald. Meskipun warga Australia dapat mengajukan visa turis ketika datang ke Indonesia, orang Indonesia malah harus mengisi aplikasi yang panjang dengan biaya 140 dolar AU jika berkunjung ke Australia. Itu pun memerlukan pemeriksaan medis dan bukti penghasilan.

RI-Australia Teken Kerja Sama Ekspor Bumbu hingga Pembangunan Rumah di IKN

Jadi, konsesi dari Albanese untuk WNI bisa dibilang menjadi kemenangan Presiden RI Joko Widodo yang telah lama menyebut aturan Australia keras dan tidak adil bagi pelancong Indonesia.

Selain visa, pemimpin Australia juga mengucurkan dana 50 juta dolar AU untuk memacu investasi iklim di Indonesia. Kesepakatan tersebut dihasilkan dalam pertemuan Albanese dengan Jokowi di Kebun Binatang Taronga Sydney, Selasa (4/7/2023). Ini merupakan kunjungan pertama Jokowi sejak 2020.

Presiden Jokowi mengatakan, kerja sama strategis dengan Australia pada sektor baterai kendaraan listrik juga menjadi prioritas dalam pembicaraan dengan Albanese.

Ekspor Australia akan membentuk fasilitas pembiayaan modal senilai 200 juta dolar AS dengan PT PLN untuk mendukung transisi energi Indonesia.

"Australia dan Indonesia harus membangun kerja sama ekonomi yang lebih substantif dan strategis melalui produksi bersama baterai kendaraan listrik,” kata Jokowi, dilansir dari Bloomberg.

Antisipasi Resesi Ekonomi di Eropa, Pemerintah Ubah Fokus ke Turis India-Australia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini