Zaman yang semakin cepat maju memberikan segudang manfaat bagi kehidupan manusia. Kemajuan yang timbul ini mampu mengembangkan teknologi-teknologi mutakhir yang dapat mempermudah kehidupan sehari-hari. Dari banyaknya perkembangan teknologi, kemunculan ponsel yang paling menonjol. Kemunculan ponsel dapat dikatakan sebagai pengembangan teknologi yang paling penting.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ponsel merupakan telepon seluler yang berfungsi sebagai alat komunikasi. Dalam sejarahnya, penemuan ponsel dimulai sejak tahun 1910. Ponsel pertama kali ditemukan ketika Magnus dari perusahaan yang sekarang bernama Sony Ericsson menciptakan sebuah alat komunikasi.
Hingga bertahun-tahun kemudian pada tahun 1973, Martin Cooper mengembangkan ponsel sebagai sebuah alat komunikasi analog. Pada era generasi pertama ponsel berukuran cukup berat dan memiliki antena menyerupai tiang tipis dan kecil di ujung atas ponsel.
Ponsel mengalami perkembangan bertahun-tahun hingga menjadi smartphone yang saat ini digunakan. Kini ponsel merupakan barang yang wajib dibawa ke mana pun penggunanya pergi. Benda elektronik tersebut saat ini dinilai relatif lebih mudah dibawa karena bentuknya yang kecil dan tipis.
Bahkan, sekarang ponsel bukan sekedar alat komunikasi sebagai media penghubung dengan dunia luar. Kemajuan handphone memberikan kemudahan bagi penggunanya. Hanya dengan satu barang tersebut, pengguna dapat menyimpan foto, musik, video bahkan yang terbaru adalah dompet berbasis digital.
Hadirnya teknologi yang semakin canggih berupa ponsel membuat semakin banyak masyarakat yang berbondong-bondong menciptakan fitur-fitur pendukung berupa aplikasi pintar. Aplikasi pintar tersebut dapat diunduh oleh pengguna seperti aplikasi ojek online, belanja online, dan dompet digital.
Inilah Daftar Bank-bank Digital di Asia Tenggara 2023
Meski begitu, rata-rata pengguna ponsel mengatakan lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan ponsel. Hal ini tentunya dengan didukung oleh fitur dompet digital yang memudahkan pengguna dalam bertransaksi jual-beli barang.
Saat ini baik di jalan, di busway, kereta, dan ruangan terbuka semua pengguna pastinya mengenggam ponsel. Tentunya dengan hadirnya suatu perubahan pastilah memiliki dampak positif dan dampak negatif. Tanpa terkecuali, dalam kemunculan ponsel, benda pipih itu pun memiliki pengaruhnya.
Dampak positif Ponsel
Seperti yang sudah dibahas di atas, ponsel memiliki segudang manfaat bagi setiap penggunanya bahkan dengan hadirnya ponsel pengguna dapat melakukan segala hal melalui smartphone tersebut, seperti:
- Mampu mengakses informasi-informasi penting yang di dapat melalui si pintar Google.
- Dapat terhubung atau bertukar pesan dengan sesama pengguna ponsel dengan jarak yang relatif jauh.
- Menjadi media tempat belajar yang unik dan interaktif saat pandemi melanda dunia
- Keberagaman aplikasi yang hanya di dapat dari ponsel seperti aplikasi yang menghadirkan fitur ojek online, pesan antar makanan online, jasa kebersihan online, dan lain-lain.
Dampak Negatif Ponsel
Setiap perubahan selalu dibarengi dengan dampak negatif yang timbul. Kemunculan ponsel salah satunya, dampak-dampak negatif ini terjadi karena penggunaannya yang berlebihan seperti:
- Timbulnya main ponsel yang berlebihan atau kecanduan.
- Hilangnya kebersamaan keluarga dan teman akibat minimnya komunikasi secara langsung.
- Bagi kesehatan, menimbulkan infeksi mata atau gangguan tidur akibat terlalu sering terpapar cahaya ponsel.
- Pengguna yang kecanduan cenderung susah fokus karena pikiran mudah teralihkan, dan lain-lain.
Demikian, kehadiran ponsel yang dapat memberikan segudang manfaat bagi kehidupan. Namun, hadirnya ponsel bila tanpa dibarengi dengan pola hidup yang baik tentu dapat menimbulkan dampak negatif. Maka dalam setiap perubahan perlu juga dibatasi agar perubahan yang baik tersebut tidak termakan oleh dampak-dampak buruk dari perubahan itu sendiri. Menurut Kawan GNFI, gimana?
Jalin Kolaborasi, Astra dengan PLN Ingin Percepat Transisi Energi yang Terbarukan
Sumber:
Widhyatmoko, D. (2011). Ponsel Lebih Dari Sekedar Alat Komunikasi. Humaniora, 2(1), 360-367.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
