Lukisan Memukau di Kaki Gunung Sumbing Bernama Dampit

Lukisan Memukau di Kaki Gunung Sumbing Bernama Dampit
info gambar utama

Dampit merupakan nama dari sebuah desa yang terletak di Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Desa yang terletak kaki Gunung Sumbing dengan ketinggian sekitar 1.200 Mdpl ini terdiri dari dua dusun dan tujuh RT. Dampit memiliki keindahan yang sangat menakjubkan.

Ketika matahari terbit dan sinarnya menembus kabut sisa semalam di desa dengan luas 2.172 km² itu, sebuah lukisan akan tercipta. Merupakan suatu hal yang sangat menarik untuk menemukan bahwa ternyata Desa Dampit memiliki begitu banyak potensi yang selama ini sepertinya cukup terlewatkan. Tak hanya karena keindahan alamnya, potensi-potensi tersebut meliputi potensi pertanian, pariwisata, hingga kebudayaan.

Hampir seluruh warga di Desa Dampit beraktifitas di bidang pertanian. Rata-rata, masyarakat Dampit memiliki ladang dan memanfaatkan tanahnya sebagai lahan pertanian mereka. Bahkan, beberapa di antaranya memiliki tempat sendiri di depan rumah sebagai lahan pembibitan. Aktivitas pertanian di Desa Dampit sangatlah besar.

Letak geografis yang berada di kaki gunung ini menjadikan tanah di Desa Dampit begitu subur sehingga berbagai jenis tanaman bisa tumbuh di sana. Cabai, tomat, kol, tembakau, hingga brokoli merupakan komoditas utama atas pertanian di Desa Dampit. Jangan salah, produk-produk tersebut bahkan menjadi salah satu pasokan utama untuk komoditas sayur di Yogyakarta, lho!

Diselimuti Candi Prambanan, Musisi Menyihir Penonton pada Akhir PJF 2023

Selain potensi pertaniannya, Desa Dampit juga memiliki potensi pariwisata. Letak desa yang berada di ketinggian`dan keasrian yang dimilikinya membuat desa yang satu ini memiliki pemandangan yang menakjubkan. Desa Dampit memiliki camping ground yang di dalamnya terdapat sunrise spot.

Jika beruntung mendapatkan cuaca cerah, Kawan GNFI bisa menyaksikan keindahan matahari terbit dari sana. Dengan background Gunung Sumbing yang menjulang tinggi, kawan-kawan bisa melihat jajaran gunung-gunung lainnya, sebut saja Gunung Sindoro, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu. Selain pemandangan gunung-gunung tersebut, kawan-kawan juga akan dimanjakan dengan pemandangan dari lembah-lembah di kaki Gunung Sumbing dan juga deretan lahan pertanian warga setempat.

Jika malam tiba, Kawan GNFI bisa menyaksikan city light Kota Magelang dan Yogyakarta bahkan dari teras depan rumah. Dari ketinggian, lampu-lampu dari kota di bawah berkelap-kelip dengan indah. Sungguh panorama yang sangat menakjubkan. Tak hanya itu, Dampit juga memiliki air terjun seperti air terjun Sikencling dan Delimas. Sungguh sangat banyak bukan?

Tak berhenti di potensi pertanian dan pariwisata, Desa Dampit juga memiliki beragam kebudayaan. Hal tersebut menjadi nilai tambah atas Desa ini. Cukup banyak kesenian-kesenian lokal yang dipentaskan di Dampit, seperti Dalangan, Kuda Lumping, Topeng Ireng, dan Kubro Siswo.

Beberapa di antaranya bahkan sudah dipentaskan event-event yang skalanya cukup besar. Selain keberagaman atas kesenian, Desa Dampit juga memiliki kemajemukan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaan.

Tak hanya itu, warga di Desa ini juga masih memiliki semangat gotong royong dan ikatan kekeluargaan yang sangat tinggi didampingi dengan seni budaya, tradisi, serta kearifan lokal yang masih kental dan berjalan. Besarnya keragaman inilah yang menjadikan Dampit dijuluki sebagai Desa Pancasila.

Melihat Koleksi Masterpiece Museum Negeri Lampung yang Dirintis Sejak 1975

Desa Dampit di Kabupaten Magelang ini pada akhirnya bisa memikat siapapun untuk datang dan menyaksikan secara langsung keindahannya dan menikmati berbagai potensinya yang menakjubkan.

Besarnya potensi alam yang dimiliki hingga keberagaman di sektor-sektor sosial, seni, dan budaya menjadikan desa satu ini sebagai desa unik yang menarik untuk diulik. Jika kawan-kawan sedang berpergian ke Magelang, Desa Dampit dapat dijadikan salah satu destinasi yang bisa dikunjungi. (17/7/2023, Adelia).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini