Kampung Seluman merupakan perkampungan besar yang pernah ada di sekitar Gunung Merapi. Tetapi pada tahun 1930, Kampung Seluman musnah dilahap awan panas erupsi Gunung Merapi.
Sukiman, tokoh sukarelawan dari Desa Sidorejo masih mengingat betul cerita turun-temurun dari tetuanya soal Kampung Seluman. Bagi mereka kejadian di Kampung Seluman menjadi pertanda bagi desanya soal bahayanya Merapi.
“Di situ lokasi bekas Kampung Seluman. Sampai sekarang, cerita tentang kampung itu selalu menjadi pengingat bagi warga soal bahaya Merapi,” kata Sukiman yang dimuat Kompas.
5 Tempat Wisata Dekat Gunung Merapi Terbaru
Berdasarkan cerita turun-temurun di kalangan warga Sidorejo, tidak ada pendudukan Seluman yang selamat dari bencana tahun 1930. Sementara itu warga yang selamat ketika itu tidak berada di kampung itu.
“Warga kampung yang tersisa adalah yang saat erupsi tidak berada di kampung,” kata Sukiman.
Erupsi besar
Berdasarkan catatan sejarah, erupsi pada 1930 merupakan salah satu erupsi besar Merapi bahkan disebutkan lebih besar daripada tahun 2010. Ketika itu, titik terjauh luncuran awan panas dilaporkan mencapai 13 km dari puncak.
Letusan itu mengubur 13 desa, merenggut jiwa 1.369 orang dan 2.100 ternak. Endapan lahar mencapai ketebalan 10 meter. Abu vulkanik setebal 40 sentimeter dan hujan lumpur mencapai Kota Yogyakarta yang berjarak 30 km garis lurus dari Puncak Merapi.
“Lokasi yang berada di pinggir Kali Woro membuat Kampung Seluman rawan terkena dampak erupsi. Awan panas selalu meluncur melewati kali,” paparnya.
12 Jenis Mamalia di Gunung Merapi Perlu Perlindungan
Jack Donal, warga Sidorejo yang juga aktif sebagai sukarelawan siaga bencana pernah ingin mengumpulkan para tetua dari desa Seluman. Tetapi para tetua desa yang masih hidup saat itu menolak berbicara.
“Mereka menganggap hal itu pamali (pantangan) untuk dibicarakan. Akhirnya, cerita tentang kampung itu tak bisa didokumentasikan,” ujarnya.
Jadi pelajaran
Setelah 90 tahun lenyap, Suleman menjadi pelajaran berharga dari masyarakat sekitar Gunung Merapi. Para warga Desa Sidorejo misalnya kini memiliki manajemen siaga bencana yang disusun sendiri.
Sukiman menjelaskan meski saat ini belum ada warga yang mengungsi, segala persiapan sudah dilakukan. Terdapat tiga dukuh yang berada dalam radius bahaya 5 km dari puncak Merapi, yakni Mbangan, Deles dan Petung Lor.
Erupsi Gunung Merapi dan Kisah Sang Juru Kunci Mbah Maridjan
Di antara persiapan menghadapi ancaman erupsi kali ini ialah pendataan semua warga di kawasan bahaya, penyiapan armada angkutan evakuasi di setiap rumah, penerapan sistem ronda 24 jam, warga juga sudah mengemas pakaian dan surat berharga dalam tas.
“Jadi jika sudah saatnya mengungsi, warga telah siap,” katanya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News