Mahasiswa KKN Kolaborasi UGM-UNIB Ikut Ramaikan Festival Pulau Enggano 2023

Mahasiswa KKN Kolaborasi UGM-UNIB Ikut Ramaikan Festival Pulau Enggano 2023
info gambar utama

[15-16 Juli 2023] Festival Pulau Enggano (Festival PulEng) telah diadakan pada tanggal 15-16 Juli 2023 di objek ekowisata BakBlau Pulau Enggano. Festival yang berlangsung selama 2 hari kemarin berhasil menarik perhatian dan antusiasme warga Pulau Enggano untuk ikut meramaikan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan. Rangkaian kegiatan secara garis besar terdiri dari penampilan budaya dan lomba permainan khas Pulau Enggano.

Pulau Enggano merupakan sebuah pulau yang terletak di Samudera Hindia sekitar 100 kilometer di sebelah barat daya pulau Sumatera. Pulau Enggano termasuk salah satu pulau terluar Indonesia yang terdaftar dalam wilayah administrasi Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Meskipun secara luas wilayah relatif kecil, Pulau Enggano memiliki kekayaan budaya yang sangat menarik untuk dijelajahi.

Lakukan Pekan Edukasi Luar Kelas: KKN-PPM UGM Menyusur Kapuas Membangun Kultur Sekolah

Sebagai salah satu upaya untuk melestarikan budaya dan kesenian khas Pulau Enggano, Sanggar Kapa-Kapa Dopok yang diketuai oleh Edwar H. Ka’ahoa menginisiasi dilaksanakannya Festival Pulau Enggano (Festival PulEng).

Kami telah melakukan wawancara kepada Bang Edward selaku ketua panitia acara Festival Pulau Enggano.

“Festival ini bertujuan untuk mengangkat kembali tradisi budaya yang telah lama tidak lagi aktif dalam kehidupan masyarakat berbudaya salah satunya seperti permainan tradisional, tari tradisional untuk membangkitkan semangat anak anak muda Enggano untuk kembali mencintai budayanya dan lebih melestarikan budaya dan mempertahankan budaya Enggano agar tetap eksis dalam kehidupan masyarakat berbudaya” jelas Edward dalam wawancaranya.

Kegiatan ini didukung oleh Lembaga Adat Enggano, Pemerintah Desa Meok, FORPE, Pokdarwis Desa Meok, serta diramaikan oleh Mahasiswa KKN Kolaborasi UGM dan UNIB. Rangkaian kegiatan terdiri dari penampilan budaya oleh anggota sanggar, lomba olahraga tradisional yang diikuti oleh warga dan mahasiswa KKN, serta persembahan puisi dan mars Enggano oleh perwakilan mahasiswa KKN UNIB.

Kegiatan festival hari pertama dibuka pada pagi hari dengan sambutan oleh pejabat Kecamatan Enggano, Ketua adat, dan ketua panitia Festival PulEng. “Ya'uwaika!” begitulah salam khas Enggano yang diserukan saat sambutan pembukaan acara yang berarti “Selamatlah kita!”

Acara perlombaan olahraga tradisional dibuka oleh Ketua Pintu Suku Kauno Maham. Perlombaan lomba tradisional diselenggarakan untuk melestarikan dan mengenalkan budaya permainan lokal kepada masyarakat lokal dan pengunjung yang ikut datang meramaikan festival.

Jenis olahraga yang diperlombakan terdiri dari Pahmiak Eku (berebut kayu), Yekeu yapou hiu po (berjalan di atas buah kelapa), Patopiak yekeu yaror hiu po (jalan cepat membawa buah kelapa), dan Pahnukih kadi (tarik tambang).

Acara kemudian dilanjutkan dengan persembahan puisi dan tari-tarian tradisional Enggano yang terdiri dari tari semut, tari burbur dan tari uhu.

Inkubasi UMKM: KKN UGM Pengabdi Wayang Windu Dorong Legalitas UMKM Kawasan Wisata

Permainan olahraga Pahmiak eku (berebut kayu) merupakan permainan tradisional yang dimainkan oleh 5 orang dengan memperebutkan sebatang kayu sepanjang +- 30 cm. Peserta terakhir yang memegang kayu atau berhasil merebut kayu dari peserta lainnya dalam batas waktu yang ditentukan merupakan pemenang permainan. Selanjutnya permainan Yekeu yapou hiu po (berjalan di atas buah kelapa) merupakan permainan olahraga adu cepat peserta untuk berjalan di atas buah kelapa yang disusun.

Peserta harus terlebih dahulu berhasil secara seimbang melewati 10-12 buah kelapa tanpa menyentuh tanah untuk menjadi pemenang dari permainan ini. Selanjutnya adalah permainan Pahnukih kadi atau tarik tambang yang diikuti oleh kategori ibu-ibu dan bapak-bapak. Permainan terakhir adalah Patopiak yaror hippo (jalan cepat membawa buah kelapa) dimana peserta harus menjadi yang tercepat untuk melewati garis finish dengan berjalan cepat sambil membawa sebuah kelapa.

Puisi beserta tari-tarian yang ditampilkan pada festival ini memiliki arti dan filosofi mendalam dalam kebudayaan Enggano. Puisi yang ditampilkan menceritakan tentang keindahan alam di Pulau Enggano. Tari semut yang melambangkan perdamaian, kebersamaan dan kegotong-royongan juga sebagai kado penghargaan acara yang berjalan dengan baik.

Tari burbur menggambarkan kekompakan dalam bertahan hidup. Tari Uhu memiliki makna ungkapan kegembiraan para pemuda-pemudi Enggano karena berakhirnya masa peperangan antar suku sehingga mereka boleh dan bebas bergaul dengan pemuda-pemudi antar kampung di pulau enggano.

Festival berlanjut di hari kedua dengan suasana dan antusias pengunjung yang tidak kalah ramai dibandingkan hari pertama. Agenda kegiatan di hari kedua festival dibuka dengan persembahan puisi dan mars Enggano oleh perwakilan mahasiswa KKN. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan Karnaval Kahinoa yang diikuti oleh hampir semua pengunjung festival.

Rangkaian perlombaan di hari pertama juga dilanjutkan di hari kedua untuk menemukan pemenang dari lomba-lomba tersebut. Pemenang dari berbagai kategori lomba didapatkan setelah melewati beberapa fase penyisihan dan final. Acara di hari kedua dihadiri oleh banyak pengunjung yang ingin menyaksikan perlombaan dan karnaval yang berlangsung.

Acara penutupan festival dilaksanakan pada hari kedua setelah berbagai rangkaian acara selesai. Penutupan festival dihadiri oleh masyarakat dan pejabat setempat. Festival ditutup secara resmi dengan pembagian hadiah lomba dan penutupan oleh Bapak Siman selaku Kepala Desa Meok.

Tim KKN-PPM UGM, Pembuatan Batik Ecoprint di Pekon Sedampah Indah

Panitia penyelenggara menegaskan komitmen mereka untuk terus melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya lokal Enggano. Segenap panitia juga berterima kasih kepada seluruh peserta dan parapihak yang telah ikut serta berpartisipasi dan meramaikan Festival PulEng 2023. Semoga dengan adanya festival ini akan menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap budaya lokal, serta semakin memperkokoh rasa persatuan dan kebersamaan di Pulau Enggano.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KE
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini