Mahasiswa KKN UGM Bantu Mengajar di SMP, Ajak Prakarya Ecoprint dan Eksperimen Listrik

Mahasiswa KKN UGM Bantu Mengajar di SMP, Ajak Prakarya Ecoprint dan Eksperimen Listrik
info gambar utama

Pendidikan adalah salah satu pilar terpenting dari komunitas. Dengan mengingat konsep tersebut, Desa Tontayuo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo terbilang memiliki aset yang luar biasa dengan tersedianya 4 jenjang pendidikan sekaligus di wilayahnya, yaitu PAUD, TK, SD, dan SMP. Keunggulan ini pun mendapat perhatian khusus dari Tim KKN-PPM UGM.

Sejak minggu pertama tahun ajaran baru 2023/2024, Tim KKN-PPM UGM sudah berkolaborasi dengan SDN 9 Batudaa Pantai dan SMPN 4 Batudaa Pantai untuk mengadakan piket mengajar. Niat tersebut didukung penuh oleh pihak sekolah.

“Adik-adik mahasiswa yang masih muda dan penuh energi bisa membawa suasana kelas baru. Siswa-siswa pasti senang dengan kehadiran adik-adik mahasiswa. Kami pun para guru juga merasa terbantu sekali,” ujar Ibu Selfi, guru Bahasa Indonesia SMPN 4 Batudaa Pantai.

Kalikotes Family Farm: Kegiatan Edukasi Pertanian Hidroponik yang Ramah Keluarga
Mahasiswa KKN-PPM UGM berkolaborasi dengan sekolah-sekolah di lokasi penempatan | Sumber: Ufaira Rafifa Huda
info gambar

Salah satu kegiatan belajar mengajar menarik yang dibawakan oleh mahasiswa adalah eksperimen rangkaian listrik untuk siswa SMP. Pada Jumat (21/7), kegiatan ini dilakukan di kelas 7. Sukma Nurul Izzah, mahasiswi Fakultas MIPA UGM, dengan antusias mengajak siswa-siswi memahami listrik sebagai sumber energi utama dari teknologi modern saat ini.

Siswa-siswi kemudian diperkenalkan pada 2 rangkaian dasar elektronik, rangkaian seri dan paralel, melalui pemaparan materi dan percobaan dengan alat peraga langsung.

Agar lebih memancing keaktifan, hadiah disiapkan pula untuk siswa-siswi yang berani bertanya atau berhasil menjawab pertanyaan seputar materi kelas eksperimen yang telah diberikan. Kelas eksperimen ini juga akan diadakan di kelas 8 dan 9.

“Dengan adanya praktik langsung, teman-teman SMP akan lebih mudah memahami apa yang biasanya hanya diajarkan dalam bentuk teori dan juga mengembangkan keterampilan terkait rangkaian listrik. Sekaligus juga (saya) ingin memperkenalkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan prodi kuliah (Elektronika dan Instrumentasi),” tutur Sukma membagikan pengalamannya mengajar.

Kelas prakarya kalung resin di SMPN 4 Batudaa Pantai bersama mahasiswa KKN-PPM UGM | Sumber: Ufaira Rafifa Huda
info gambar

Selain eksperimen listrik, terdapat juga kelas prakarya alam yang diadakan pada Selasa (25/7) dengan kreasi yang dibawakan berupa kalung resin dan ecoprint di tas jinjing (tote bag) berbahan kain. Pemilihan kreasi kalung dari resin bukan tanpa maksud. Desa Tontayuo memiliki potensi alam getah pinus yang adalah satu-satunya di Kecamatan Batudaa Pantai.

Akan tetapi, masyarakat banyak yang belum paham manfaat dari getah pinus tersebut. Resin yang digunakan dalam kelas prakarya berbahan utama getah pinus. Harapannya, kelas prakarya ini menjadi sarana untuk memperkenalkan manfaat getah pinus sejak dini sehingga kelak siswa-siswi SMP tergerak mengelola dan memungut hasil getah pinus di wilayahnya sendiri.

Ancaman Penurunan Fungsi Hutan Desa Sumbergondo: Kebakaran dan Penyalahgunaan Lahan

Proses pembuatan kalung dimulai dengan pencampuran resin dengan epoxy hardener. Campuran kemudian dituangkan dalam cetakan yang kemudian dapat dihias. Hasilnya lalu dijemur hingga mengeras dan dipasangkan tali kalung.

“Teman-teman SMP antusias sekali untuk buat kalung, karena katanya keren. Juga sudah saya sediakan berbagai manik-manik untuk hiasan, jadi biar mereka berkreasi sendiri sesuai kreativitas,” kata Geraldy Kianta, mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM.

Kelas prakarya eco-print di SMPN 4 Batudaa Pantai bersama mahasiswa KKN-PPM UGM | Sumber: Ufaira Rafifa Huda
info gambar

Sementara itu, prakarya ecoprint memanfaatkan langsung bagian-bagian tumbuhan yang tersedia di lingkungan sekitar, umumnya daun atau bunga. Konsep pembuatannya adalah dengan menumbuk bagian tanaman hingga bentukannya tercetak pada tas.

Tas kemudian direndam dalam air tawas agar warna pada kain tidak berubah atau luntur dan dijemur hingga kering. Tote bag sebagai media prakarya sekaligus mempromosikan kebiasaan mengurangi penggunaan tas plastik.

Semua hasil karya diberikan pada siswa-siswi untuk dibawa pulang. Harapan terbesar kelas prakarya ini juga adalah menanamkan keinginan dan memancing ide bisnis atau usaha di benak anak-anak. Bisnis dapat dimulai dari karya-karya sederhana seperti kalung resin dan ecoprint tas yang kemudian diinovasikan lebih lanjut.

Mahasiswa KKN-PPM UGM Lakukan Penanaman 100 Bibit Pohon Mangrove di Raja Ampat

Penulis: Geraldy Kianta, Fakultas Kehutanan UGM

Fotografer: Ufaira Rafifa Huda, Fakultas Pertanian UGM

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini