Jalan Suryakencana, Pintu Gerbang Lintas Kebudayaan di Bogor

Jalan Suryakencana, Pintu Gerbang Lintas Kebudayaan di Bogor
info gambar utama

Rasanya kurang lengkap berwisata ke Bogor bila tak mengunjungi salah satu daerah kuliner terkenal di kota hujan, Suryakencana. Jalan yang terletak di pusat kota Bogor ini bukan saja pusat kuliner namun kawasan bersejarah.

Kawasan Surya Kencana seperti pintu gerbang untuk melihat peninggalan sejarah Kota Bogor yang dahulu bernama Kota Pakuan, pusat Kerajaan Sunda Pajajaran. Bukti lain keberadaan kerajaan ini adalah prasasti Batutulis.

Jelajahi Kota Paris, Permukiman Mewah Pertama yang Berdiri di Kota Bogor

Prabu Siliwangi membagun kerajaan dengan konsep kehidupan silih asah (saling mempertajam pengetahuan), silih asih (saling mengasihi), dan silih asuh (saling menjaga dan melindungi.

“Semangat falsafah Prabu Siliwangi ini dinilai masih tersisa di Surya Kencana yang dihuni beragam agama dan suku berbeda. Akan tetapi, mereka hidup dengan mengedepankan toleransi,” jelas Aguido Adri dalam Suryakancana: Gerbang dan Penjaga Keberagaman Kota Bogor yang dmuat Kompas.

Perkembangan Surya Kencana

Juan, pedagang aneka kue kering dan basah di Surya Kencana mengingat cerita orang tuanya soal perkembangan Surya Kencana. Disebutkan bahwa dahulu Surya Kencana adalah kawasan yang bersih kendaran, hanya ada sepeda dan delman.

“Masa itu masih saya rasakan. Namun waktu cepat berjalan, Surya Kencana mulai ramai. Waktu ke waktu kurang ramai, jalan rusak, berlubang, berdebu. Namun itu ada perbaikan mulai ada perubahan dan sekarang pun sedang berjalan,” tuturnya.

Presiden Soekarno pernah mengganti kawasan ini menjadi jalan Perniagaan pada pertengahan 1960-an. Pemerintah Kota Bogor kemudian menamakan kawasan ini sebagai jalan Surya Kencana hingga sekarang.

Transjakarta Targetkan Uji Coba Penyambungan Rute Jakarta-Bogor Mulai Juli 2023

Sementara itu pembauran pemukiman Tionghoa, pribumi dan Arab telah terjadi di kawasan Surya Kencana hingga 1915. Tetapi fisik pecinan Bogor mulai memudar sejak memasuki masa Orde Baru.

Fisik Klenteng Hok Tek Bio (diperkirakan dibangun 1740) semakin tenggelam dengan keramaian dan perkembangan fisik lingkungan pasar, deretan rumah tokoh, dan bangunan modern lainya.

“Kawasan ini tidak bisa dipandang sebagai kawasan ekonomi saja. Ada kisah dan catatan sejarah panjang dan nilai budaya yang harus juga dijaga,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya.

Rencana ditolak

Karena hal itulah Pemkot Bogor berencana untuk melakukan revitalisasi kawasan Jalan Surya Kencana. Penataan kawasan Surya Kencana ini disebut akan menelan biaya sekitar Rp31 miliar.

Tetapi sekelompok masyarakat menolak proyek revitalisasi Surya Kencana tahap tiga ini. Kelompok yang menamakan diri Sekretariat Pagoejoeban Kampoeng Tengah (Sepakat) menyebut pembangunan ini tanpa studi kelayakan.

Bernilai Sejarah, Kedutaan Besar Inggris Rayakan HUT Raja Charles III di Kebun Raya Bogor

Walau begitu, seorang pedagang bernama Jonas mengaku tak tahu siapa warga yang menolak revitalisasi. Pasalnya dia menilai revitalisasi akan membuat Surya Kencana rapi dan membawa berkah untuk pedagang dan pengunjung.

“Memang (sekarang) jadi macet, ya, berdebu, susah parkir dan ini mau turun muat barang jadi agak susah. Namun tak masalah. Ini kan, sementara. Semoga ini cepat selesai biar rapi dan bersih lagi sehingga tak ganggu aktivitas di sini,” ujar pedagang itu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini