Di Distrik Agats, Motor Listrik Sudah Menjadi Kendaraan Utama Warga Selama Belasan Tahun

Di Distrik Agats, Motor Listrik Sudah Menjadi Kendaraan Utama Warga Selama Belasan Tahun
info gambar utama

Saat ini, anjuran serta aturan terkait dengan motor listrik sedang hangat-hangatnya. Banyak orang yang berbondong-bondong beralih ke kendaraan listrik dengan dalih lebih hemat biaya dan ramah lingkungan. Bahkan, ada pula yang melakukan konversi atau perubahan dari motor berbahan bakar bensin menjadi bertenaga listrik.

Di Agats, sebuah distrik di Papua yang dijuluki "Kota di Atas Papan", ternyata penggunaan motor listrik sebagai moda transportasi utama sudah berlangsung selama belasan tahun. Bahkan, bisa dikatakan hampir semua kendaraan yang dimiliki oleh warga Agats adalah motor listrik.

Bersumber dari Indonesia.go.id, bisa dikatakan kalau satu dari empat kepala keluarga di Agats punya satu unit motor listrik. Jumlah motor listrik sendiri hampir mencapai 5000 kendaraan, yang mana ini menunjukkan kalau 99 persen kendaraan di Agats adalah motor listrik. Bahkan, jumlahnya pun akan terus bertambah.

Mau Konversi Motor Bensin ke Motor Listrik? Begini Tahapannya

Kehadiran motor listrik di Agats

Kepopuleran motor listrik ini bermula dari Erna Sabuddin, seorang warga pendatang asal Sulawesi Selatan di Agats. Waktu itu, ia membawa satu unit motor listrik ke Asmat pada tahun 2006.

Motor listrik tersebut menarik perhatian Bupati Asmat, Yuvensius Alfonsius Biakai, karena dinilai cocok sebagai alat transportasi di daerah tersebut.

Bupati Yuvensius Alfonsius Biakai kemudian meminta Erna Sabuddin untuk mendatangkan satu unit motor listrik lagi untuk dijadikan kendaraan dinas bupati. Motor listrik tersebut digunakan untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sulit dijangkau oleh kendaraan lain. Motor listrik juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial seperti memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Seiring waktu, motor listrik pun menjadi primadona masyarakat Asmat yang kepopulerannya semakin meningkat di tahun 2007. Dari waktu ke waktu, banyak warga yang tertarik untuk membelinya. Hal ini membuat banyak produsen motor listrik pun melirik masyarakat Asmat sebagai target pasar yang cocok.

Pabrik Motor Listrik Dibangun di Cikarang, Siap Produksi 25 Ribu Unit per Tahun

Cocok dengan lingkungan Agats

Tak hanya hemat energi dan ramah lingkungan, motor listrik juga mudah dioperasikan. Keberadaan motor listrik turut memberi berkah bagi sebagian warga Asmat yang membuka usaha jual-beli motor listrik, bengkel perbaikan dan penjualan onderdil, hingga jasa transportasi ojek.

Apalagi bahan bakar minyak jenis bensin di Asmat sangat langka dan harganya mahal. Sehingga, motor listrik yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan menjadi solusi yang tepat untuk masyarakat Asmat.

Selain itu, bobot motor listrik yang cenderung ringan juga menjadi kelebihan tersendiri, mengingat lingkungan jalan di Asmat yang dulu didominasi oleh jalan papan.

Motor listrik di Agats, Papua, tidak dianggap sebagai kendaraan bermotor seperti halnya di daerah lain di Indonesia. Oleh karena itu, pemilik motor listrik di Agats tidak perlu memiliki surat tanda nomor kendaraan (STNK) maupun surat izin mengemudi (SIM).

Pemilik motor listrik hanya diharuskan memiliki pelat tanda telah membayar retribusi kepada pemerintah daerah setempat, yang diperbarui setahun sekali.

Skema Subsidi Motor Listrik Bakal Diubah: 1 NIK, 1 Unit

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini