Menegok Sejarah Gowok, Tradisi Mengenal Seluk Beluk Tubuh Perempuan di Jawa

Menegok Sejarah Gowok, Tradisi Mengenal Seluk Beluk Tubuh Perempuan di Jawa
info gambar utama

Pada masa silam, ada sebuah tradisi seorang lelaki dititipkan kepada seorang wanita sebagai persiapan menikah yang disebut gowok. Nantinya wanita tersebut akan mengajarkan kehidupan rumah tangga termasuk pendidikan seks.

Dimuat dari koropok, tradisi pergowokan di daratan Jawa pada awalnya diperkenalkan oleh wanita asal Tiongkok bernama Goo Wok Niang. Dirinya datang ke tanah Jawa bersama dengan Laksamana Cheng Ho pada tahun 1415-an.

“Dalam waktu yang tak lama, praktik tersebut pada akhirnya dikenal banyak masyarakat Jawa hingga menjadi tradisi di kemudian harinya,” tulis Eris Kuswara dalam Gowok Sebuah Tradisi Tabu yang Pernah Ada di Masyarakat Jawa.

Mengenal Ragam Paes Pengantin pada Pernikahan Adat Jawa

Disebutkan bahwa informasi mengenai seluk beluk kehidupan rumah tangga, termasuk seks merupakan hal tabu bila diajarkan oleh orang tua. Karena itulah seorang wanita yang dianggap memiliki pengalaman diminta untuk mengajarkan.

“Wanita ini bertindak seolah-olah seorang istri yang mengajarkan laki-laki yang hendak menikah bagaimana menjadi suami yang baik. Wanita ini dinamakan gowok,” tulis Amanda Rachmadita dalam Menengok Sejarah Gowok yang dinukil Historia.

Tak semua wanita

Ahmad Tohari yang menyunting buku Banyumas: Wisata dan Budaya karya M.Koderi menjelaskan tak semua wanita dapat menjadi gowok. Oleh karena itu perlu ada persiapan seorang gowok untuk menjalankan tugasnya.

“Salah satu keahliannya dalam mengendalikan diri dan menghadapi godaan, sehingga saat menjalankan tugasnya tidak terjadi hal-hal di luar batas,” ucapnya.

Seperti Apa Pernikahan Adat Jawa?

Disebutkan oleh Thohari, seorang gowok akan mendapatkan gaji atau upah dari orang tua yang menitipkan anaknya. R Prawoto menyebutkan gowok mempunyai tarif bervariasi antara lain 0,25 gulden dan 0,35 gulden per hari.

Biasanya orang tua yang menitipkan putranya kepada gowok berasal dari keluarga terpandang, sehingga memiliki cukup uang. Terkadang orang tua juga memberikan beras, kelapa, dan lain-lain sebagai ucapan terima kasih.

Melatih keterampilan

Karena mendapatkan upah, gowok tak bisa bertindak sembarangan. Dirinya harus memenuhi kontrak yang dibuat dengan orang tua lelaki yang dibimbing. Bila nanti gowok gagal memenuhi tanggung jawabnya, wajib mengembalikan seserahan.

Nantinya gowok mempunyai tugas untuk membuat seorang lelaki siap menjadi suami. Gowok biasanya bertindak layaknya seorang istri dan menantu. Karena itu dirinya juga harus melayani lelaki tersebut.

Tradisi Rewang dan Peran Perempuan sebagai Penentu Kesuksesan Hajatan

“Dia harus memasak makanan untuk pemuda itu dan keluarganya, menyediakan kayu bakar, membawa pemuda itu ke tanah tempat dia bekerja, membawakan makanan, mengurus pakaian dan harta miliknya, menerima kunjungan untuknya, dll,” tulis Prawoto.

Nantinya setelah pendidikan itu selesai, gowok akan melaporkan hasilnya kepada orang tua pemuda yang menjadi muridnya. Setelah anaknya lulus menjalani gowokan barulah orang tua akan membuat pesta pernikahan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini