Indonesia menampilkan kreasi lipatan janur Burung Cendrawasih dalam Eksibisi Flowertime yang digelar pada 11—15 Agustus 2023 di Grand Place, Brussels, Belgia. Lewat kreativitas empat delegasinya, lipatan janur ini berhasil memukau masyarakat Eropa.
Mengutip dari Liputan6.com, Minggu (13/8), Flowertime 2023 merupakan pameran bunga yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali di Grand Place, Brussels, Belgia. Penyelenggaraan Flowertime menyulap area publik Grand Place menjadi sebuah taman bunga yang indah.
Selama lima hari tercipta tempat penuh dengan kreasi bunga warna-warni bernilai seni tinggi, yang dibuat para perangkai bunga dari berbagai penjuru dunia. Setidaknya terdapat 23 tim perangkai bunga terbaik dari berbagai negara ikut dalam event internasional ini.
Kenalkan lipatan janur

Delegasi Indonesia yang terdiri dari Riana Setyaningrum, Wendy Kartini Mandik, Sigit Paripurno, dan Ainur Rofiq hadir menampilkan rangkaian janur dan daun lontar yang dipadukan dengan beragam bunga. Perpaduan janur dan bunga ini menjadi kreasi yang unik dan disukai oleh masyarakat Eropa.
Karena itu, tim Indonesia kembali diundang untuk menghadirkan kreasi lipatan janurnya yang khas. Karya seni yang terinspirasi dari tradisi Jawa dan Bali ini pun mendapat tempat sebagai penghias pintu masuk eksibisi Flowertime 2023.
Tidak hanya berpartisipasi dalam pameran bunga internasional, melalui rangkaian janur yang dibentuk, delegasi Indonesia ingin memperkenalkan seni merangkai janur Indonesia sebagai budaya dari Tanah Air.
Mitis dan Makna dalam Janur Kuning
Menyimpan banyak makna
Ada 20 bentuk lipatan dari 84 ragam jenis lipatan dengan lidi sebagai struktur yang Menyusun figur Burung Cendrawasih. Setiap bentuk lipatan ini memiliki nama, arti, dan makna masing-masing. Misalnya, Candranaya (bulan Sabit), Nayaka (Wulandari), Pedang Segara (pedang samudera), wajik (berlian), Blekete, Walang, dan lain-lain.
Para perangkai membentuk kreasi figur Burung Cendrawasih dengan tiga Teknik lipatan tradisional, yakni teknik penyederhanaan, teknik pengembangan, dan teknik kombinasi. Ketiga teknik itu menghasilkan karya yang semakin memperkuat symbol sosok Cendrawasih.
Sementara itu, arti Cendrawasih diambil dari dua kata, yakni “cendra” yang berarti dewa-dewi bulan dan “wasih” yang berarti wakil atau utusan, sehingga bermakna burung Utusan Dewa-Dewi Bulan. Karena keindahannya, figure burung ini akhirnya dipilih sebagai mahakarya dari tim Indonesia pada ajang dua tahunan Flowertime di Belgia.
Antusiasme pengunjung
Duta Besar Indonesia untuk Belgia, Andri Hadi menerima secara langsung para perancang bunga yang tergabung dalam Tim Sukri (Sumbang Kawruh Indonesia), serta hadir dalam pembukaan acara. Pihaknya pun berterima kasih kepada keempat delegasi yang telah menjadi diplomat informal, membawakan nama Indonesia lewat seni melipat janur.
Para pengunjung dan sesama perangkai bunga yang hadir dikabarkan antusias menikmati mahakarya lipatan janur asal Indonesia. Menurutnya, kreasi ini sangat unik, penuh makna, dan memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Kehadiran kreasi lipatan janur di Flowertime membuat masyarakat Eropa dapat mengenal seni melipat janur dan setiap makna yang terkandung di dalamnya.
Jajaran Seniman Mural Indonesia dengan Karya yang Mendunia
Referensi:
Liputan6.com. Kala Seni Lipatan Janur Indonesia Jadi Bintang di Eropa. https://www.liputan6.com/bisnis/read/5369056/kala-seni-lipatan-janur-indonesia-jadi-bintang-di-eropa
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News