Mengenal Taktik Militer Rusia di Ukraina

Ahmad Cholis Hamzah

Seorang mantan staf ahli bidang ekonomi kedutaan yang kini mengajar sebagai dosen dan aktif menjadi kolumnis di beberapa media nasional.

Mengenal Taktik Militer Rusia di Ukraina
info gambar utama

Pertempuran antara Rusia dan Ukraina sejak Februari 2022 sampai sekarang masih berlangsung meskipun pihak Ukraina agaknya sulit memenangkan pertempuran mengingat yang dilawan adalah negara besar pemilik senjata nuklir dan teknologi militer yang sangat maju.

Ukraina yang sudah menderita kekalahan dengan jumlah tentaranya yang meninggal dunia sekitar 350.000, ribuan yang luka-luka berat, tertawan dan disersi. Meskipun demikian Ukraina terus berperang karena dibantu senjata-senjata canggih dan dana dari Amerika Serikat dan organisasi pertahanan Eropa-North Atlantic Treaty Organization atau NATO dan menjadikannya menjadi pion negara-negara besar itu dan karena itu perang di Ukraina itu disebut sebagai Proxy War karena sejatinya yang perang adalah pihak Amerika Serikat dan NATO melawan Rusia.

Sudah lebih dari 20 persen wilayah Ukraina dikuasai pasukan Vladimir Putin terutama daerah timur Ukraina dimana 90 persen penduduknya adalah suku Rusia, berbudaya Rusia dan beragama Kristen Ortodox yang berrkiblat ke Rusia yaitu antara lain wilayah Krimea, Donetz, Lugans, Bakhmut, Kerson, Karkiv dsb. Dan pemerintah Ukraina dengan desakan negara-negara barat berusaha merebut kembali wilayah-wilayah yang dikuasai Rusia dengan melakukan serangan balik atau Counter Offensive beberapa bulan lalu dengan mengerahkan ribuan pasukan dan senjata-senjata canggih dari negara barat.

Namun ternyata upaya Counter Offensive ini gagal total dan Ukraina menderita kekalahan total, 700 pasukannya mati setiap hari dan diperkirakan sudah lebih dari 15.000 pasukannya tewas sejak upaya serangan balik itu dilakukan, selain itu senjata berat canggih bantuan barat seperti tank Leopard dari Jerman, kendaraan lapis baja Bradley dari AS, peluru kendali canggih HIMARS dari AS, dan senjata-senjata canggih lainnya dari Inggris dan Perancis 30 persen nya sudah dihancurkan Rusia tentu dengan senjata canggihnya.

Kenapa upaya Counter Offensive Ukraina ini gagal?

Hal itu karena pihak Rusia menggunakan taktik militer kuno dan modern dengan membuat tiga layer atau lapisan pertahanan diwilaayah-wilayah yang didudukinya. Layer pertama itu terdiri dari ladang ranjau, kemudian di pasang Dragon Teeth atau Gigi Naga yaitu beton yang berbentu segi tiga yang dipasang memanjang dan berliku-liku (seperti gigi naga) untuk menghambat jalannya musuh.

Sebenarnya Dragon Teeth Baricade ini adalah taktik lama dipakai pada jaman Perang Dunia I dan II; setelah itu di buat parit yang dalam dan panjangnya berkilo-kilo meter membuat musuh tidak bisa lewat. Parit atau trenches itu juga bentuk pertahanan kuno yang dipakai oleh berbagai kerajaan di dunia ini, bahkan dalam sejarah Nabi Muhammad ada juga perang Khandak atau Parit.

Menurut laporan berbagai pihak pasukan Ukraina jangankan masuk lapis pertama pertahanan Rusia, diluar lapisan pertama ini mereka sudah dihancurkan pasukan Rusia yang menggunakan drone canggih dan artileri presisi tinggi. Pasukan Rusia dengan bantuan pengamatan jarak jauh satelit, dan drone-drone yang mencatat koordinat lokasi pasukan Ukraina dan diinfokkan ke pasukan artileri presisi tinggi dan pesawat-pesawat tempur serta helicopter langsung menghajar pasukan Ukraina. Pihak AS dan NATO merasa malu dengan kenyataan ini karena melihat peralatan militer canggihnya bisa dihancurkan Rusia dengan sistim persenjataan yang canggih.

Dilaporkan pula pihak pasukan Federasi Rusia ini menggunakan Electronic Jamming Warfare, senjata elektronik yang mampu membungkam seluruh peralatan komunikasi Ukraina dan peluru kendali serta drone milik Ukraina yang ditembakkan kewilayah pasukan Rusia tiba-tiba jatuh begitu saja ke bumi sebelum sampai di targetnya, ibarat burung–burung yang terbang tiba-tiba jatuh kebumi.

Peralatan elektronik ini berhasil merontokkan banyak rudal dan drone milik pasukan Ukraina dari negara AS dan NATO. Ada lagi Radar jamming dan penipuan adalah bentuk penanggulangan elektronik yang sengaja mengirimkan sinyal frekuensi radio untuk mengganggu the pengoperasian radar dengan menjenuhkan penerimanya dengan kebisingan atau informasi palsu.

Konsep yang menyelimuti radar dengan sinyal sehingga tampilannya tidak dapat dibaca biasanya dikenal sebagai jamming, sedangkan sistem yang menghasilkan sinyal membingungkan atau kontradiktif dikenal sebagai penipuan, tetapi juga umum untuk semua sistem tersebut disebut sebagai jamming.

Sangat disayangkan, ribuan pasukan Ukraina mati sia-sia dalam perang ini demi mematuhi perintah Amerika Serikat dan NATO.

Dampak Perang Rusia-Ukraina terhadap Pertanian Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ahmad Cholis Hamzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ahmad Cholis Hamzah.

Tertarik menjadi Kolumnis GNFI?
Gabung Sekarang

Terima kasih telah membaca sampai di sini