Pemetaan dan Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Pemilahan Sampah di Rumah Tangga Dieng Kulon

Pemetaan dan Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Pemilahan Sampah di Rumah Tangga Dieng Kulon
info gambar utama

Untuk memulai memetakan permasalahan sampah yang dialami oleh Desa Dieng Kulon, tim KKN UGM JT-045 subunit Desa Dieng Kulon mulai mendata secara door to door seluruh KK yang masuk di wilayah administratif Desa Dieng Kulon.

Pendataan ini meliputi demografi penduduk warga Desa Dieng Kulon, batas administratif wilayah RT/RW, kepemilikan tempat penginapan, kepemilikan bisnis rumah makan, serta informasi terkait jumlah sampah yang diproduksi pada suatu RT.

Pendataan tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data primer sebagai dasar rekomendasi kebijakan serta pengambilan keputusan oleh para pemangku kebijakan. Nantinya, hasilnya juga divisualisasikan sesuai dengan kegunaannya.

Peta Persebaran Jumlah Jenis Sampah Dieng Kulon | Sumber: dokumentasi pribadi
info gambar

Paralel dengan tahap pendataan, tim KKN UGM JT-045 juga merancang purwarupa tempat sampah tiga jenis untuk skala rumah tangga dan mendesain tempat sampah pick-up yang akan ditempatkan di titik-titik tertentu di setiap RT. Hal ini didasarkan pada asas sentralisasi, sehingga rumah tangga yang memiliki akses cukup sulit dan jauh dengan jalan raya tetap dapat terangkut oleh transportasi pengangkut sampah.

Sejalan dengan itu, tim KKN UGM JT-045 juga melakukan sosialisasi terkait pemilahan sampah yang dimulai dari rumah tangga. Sosialisasi ini dilaksanakan di pengajian rutin yang diselenggarakan oleh masing-masing RT untuk mengefisienkan waktu dan tenag. Tujuannya untuk menyasar ibu rumah tangga yang erat dengan manajemen sampah di rumah tangga Desa Dieng Kulon.

Warisan Matrineal: Sejarah Emansipasi Wanita di Sumatera Barat yang Menginspirasi
Desain Tempat Sampah Pick Up Point | Sumber: dokumentasi pribadi
info gambar

Sepanjang proses sosialisasi, tim KKN UGM JT-045 menemukan banyak keluhan yang selama ini dirasakan oleh masyarakat terkait sampah. Seperti dugaan awal, tidak sedikit sampah rumah tangga yang tidak ikut terangkut oleh truk sampah dikarenakan aksesnya yang relatif jauh dan sulit dari jalan utama.

Penempatan kantong sampah yang tidak terkoordinir dan terintegrasi dengan baik juga menjadi pokok permasalahan utama isu ini. Dengan permasalahan tersebut, tim KKN UGM JT-045 menginisiasi solusi peta persebaran produksi sampah di Desa Dieng Kulon.

Titik titik kritis juga direkomendasikan untuk menjadi pick-up point di setiap RT/RW. Ke depannya, itu akan menjadi tempat pengumpulan sampah sehingga memudahkan para petugas kebersihan mengambil sampah yang sudah terpusat.

Peta Persebaran Pick Up Point Dieng Kulon | Sumber: dokumentasi pribadi
info gambar

Menurut informasi yang tim KKN UGM JT-045 dapatkan ketika sosialisasi, sebenarnya masyarakat Desa Dieng Kulon telah memupuk kebiasaan pemilahan sampah sejak tahun 2010 dengan adanya program Bank Sampah. Akan tetapi, kendala saat itu adalah tidak adanya mesin pengolahan sampah yang memadai sehingga program tersebut mangkrak dan menggeser kebiasaan baik tersebut hingga sekarang.

Bagaikan sebuah kebetulan, pada awal tahun 2023, mesin pengolahan sampah hibah dari Bank Indonesia mulai beroperasi di Desa Dieng Kulon. Motivasi dan komitmen terhadap pemilahan sampah dari rumah tangga harus mulai dipupuk kembali supaya cita-cita pemerintah Desa Dieng Kulon bisa selaras dengan kebiasaan masyarakat.

Ikatan Dokter Indonesia dan Perdagangan Bebas Global

Ketika sosialisasi, banyak antusias dan sentimen yang positif terhadap datangnya wacana dan ide terkait pengolahan sampah tersebut. Akan tetapi, terkait pemilahan sampah di skala rumah tangga, para warga juga meminta bantuan untuk difasilitasi. Contohnya adalah pengadaan kantong plastik berwarna disesuaikan dengan jenis sampah (hijau untuk organik, kuning untuk plastik, dan merah untuk ‘jenis lainnya’). Selain itu, wacana penambahan armada dan petugas kebersihan yang direncanakan oleh Kepala Desa Dieng Kulon menjadi kabar baik bagi masyarakat Desa Dieng Kulon.

Plang Pick Up Point Serta Purwarupa Tempat Sampah Tiga Jenis Skala Rumah Tangga | Sumber: dokumentasi pribadi
info gambar

Dengan antusias dan harapan baik tersebut, tim KKN UGM JT-045 kemudian mulai mengerjakan hal apa yang bisa dikerjakan, di antaranya ialah pemasangan plang pick up point tempat sampah di setiap RT/RW dan pembuatan purwarupa tempat sampah tiga jenis. Plang-plang ini kemudian dipasang di titik yang telah disepakati, sedangkan tempat sampah tiga jenis ditempatkan di Balai Desa Dieng Kulon sebagai pilot project.

Dari hasil sosialisasi dan pelaksanaan program kerja yang dilaksanakan, tim KKN UGM JT-045 merekomendasikan adanya suatu sistem integrasi mulai dari pemilahan sampah dari skala rumah tangga serta pengadaan titik kumpul pengambilan sampah.

Etika Berkendara yang Hilang: Ketika Lampu Sein Dibiarkan Tetap Menyala

Pengetahuan terhadap batas administratif antar RT dan RW juga menjadi bekal menghilangkan ambiguitas antar masyarakat serta para petugas kebersihan. Sebagai inisiasi awal, pihak BUMDes juga bisa membantu pengadaan kantong plastik tiga macam warna untuk membantu rumah tangga memilah sampahnya.

Meskipun di awal akan ada kenaikan iuran, akan tetapi jika pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos sudah berjalan dan menghasilkan profit. Maka, keuntungan tersebut bisa dimanfaatkan kembali kepada masyarakat, baik dalam bentuk uang maupun fasilitas layanan desa yang lebih baik.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KB
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini