Peran Jamiat Kheir sebagai Pelopor Pendidikan Umat Islam di Hindia Belanda

Peran Jamiat Kheir sebagai Pelopor Pendidikan Umat Islam di Hindia Belanda
info gambar utama

Pada awal abad ke 20, menandai corak baru sistem kolonialisme di Hindia Belanda. Pasalnya Ratu Wilhelmina dalam pesannya di Parlemen Belanda menekankan tentang utang budi dan tanggung jawab kepada rakyat Hindia Belanda.

Karena itu Pemerintah Kolonial Belanda kemudian memberlakukan Politik Etis, salah satunya adalah pendidikan kepada segelintir kaum Bumiputra. Tetapi saat itu ada anggapan bahwa sekolah-sekolah Belanda mengajarkan muridnya agar meninggalkan agama Islam.

Kerajaan Aru, Negara Perompak yang Pernah Berjaya di Selat Malaka

“Faktanya sekolah-sekolah negeri yang dibuat Belanda sering dimanfaatkan untuk kepentingan propaganda suatu aliran gereja,” ucap Aqib Suminto dalam Politik Islam Hindia Belanda.

Karena itulah di Pekojan, Batavia (Jakarta) sejumlah tokoh Arab menggagas sebuah gerakan untuk merealisasikan kebangkitan Islam melalui pendidikan. Namanya adalah Jamiat Kheir yang secara harfiah berarti perkumpulan untuk kebaikan.

Pendidikan Islam modern

Gagasan untuk membentuk sebuah organisasi untuk kemajuan pendidikan Islam ini sudah direncanakan sejak 1898. Tetapi para tokoh Islam baru mulai melaksanakan Jamiat Kheir pada tahun 1901.

Dalam buku Api Sejarah karya Ahmad Mansur Suryanegara menyatakan ada empat pendiri Jamiat Kheir, yakni Sajid al-Fachir, Sajid Mohammad, Sajid Idroes, dan Sajid Sjehan yang semuanya berasal dari kalangan saudagar Batavia.

Sejarah Kerajaan Aceh yang Pernah Berdiri di Tanah Serambi Mekkah

Organisasi ini kemudian mendapatkan izin dari pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1905. Tujuan dari organisasi ini adalah memberikan bantuan untuk orang-orang Arab yang tinggal di Batavia, mulai dari pendidikan, kematian, hingga pernikahan.

Pada 1909, Jamait Kheir mulai mendirikan sekolah dasar di Pekojan. Para orang tua murid tidak dipungut biaya. Sistem yang mereka terapkan sangat berbeda dengan pendidikan tradisional seperti di pesantren.

“Karena itu, organisasi ini dapat dianggap sebagai salah satu perintis pendidikan Islam modern di Jawa,” ucapnya.

Sistem pendidikan

Jamiat Kheir menerapkan sistem pendidikan yang mengatur waktu, jam, dan target-targetnya. Beberapa aturan pengajaran di Jamiat Kheir adalah lama belajar 6 tahun yang terdiri dari 1 tahun persiapan dan 5 tahun sekolah dasar.

Sementara itu pelajaran yang diajarkan di sana adalah Alquran ejaan bahasa Arab, membaca dan telaah, ilmu bumi, tafsir, sejarah nabi percakapan, bahasa dan tulisan Melayu, Aqa’id sharaf dikte sejarah tauhid, nahwu, hafalan, dan menulis latin.

Sekilas tentang 5 Kerajaan Islam Pertama di Indonesia

“Jamiat Kheir, selain sebagai pelopor pembaruan dalam bidang pendidikan Islam, juga menjunjung tinggi semangat nasionalisme dalam melawan Belanda,”

Karena tingginya antusiasme masyarakat, Jamiat Kheir memutuskan untuk mendirikan cabang di Krukut dan Bogor. Hingga 1919, Jamiat Kheir telah mendirikan sekolah di empat lokasi yang berbeda.

Para guru yang mengabdi di sekolah-sekolah Jamiat Kheir datang dari beragam wilayah Hindia Belanda, misalnya Haji Muhammad Mangur dari Padang, Syekh Ahmad Surkati dari Sudah, dan Mohammad Tayyib al-Maghribi dari Maroko.

“Sekolah-sekolah Jamiat Kheir pun pada akhirnya menjadi kawah candradimuka bagi generasi Muslim yang bervisi persaudaraan (ukhuwah) global umat Islam,” pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini