TNI AL Terima 2 Kapal Tunda Buatan Lokal Senilai Rp 167 Miliar

TNI AL Terima 2 Kapal Tunda Buatan Lokal Senilai Rp 167 Miliar
info gambar utama

Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) kembali menambah armada baru dengan membangun dua kapal tunda atau harbour tug buatan dalam negeri, yakni PT Noahtu Shipyard. Serah terima dan peresmian kedua kapal itu dipimpin oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono, Senin (21/8/2023).

Ahmadi menerangkan, masing-masing kapal itu diberi nama gunung di Papua, yakni TD Umsini dan TD Irau. Pembuatan keduanya dimulai sejak November 2022 dan menghabiskan APBN sebesar Rp 167 miliar. Seluruh komponen kapal berasal dari dalam negeri, kecuali mesin dan sistem elektronik.

"Ini menggunakan uang rakyat, tentunya dengan harga yang cukup tinggi. Saya pesankan kepada pengawaknya, termasuk Panglima Koarmada III RI untuk merawat sebaik-baiknya," kata Ahmadi di Galangan Kapal Noahtu Shipyard, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Selain berfungsi sebagai kapal tunda, TD Umsini dan Irau juga bertugas sebagai kapal Search and Rescue (SAR) karena dilengkapi dengan fire fighting untuk membantu pemadaman dan evakuasi korban di laut.

TNI AL Terima 2 Kapal Perang Baru dari Jerman, Siap Buru Ranjau di Laut RI

Latar belakang pembangunan kapal

Pembangunan dua kapal tunda ini dilatarbelakangi oleh penambahan unsur KRI di Komando Armada (Koarmada) III. Saat ini pasukan tersebut telah diperkuat oleh kapal jenis Angkut Tank, Bantu Rumah Sakit, dan Patroli, sehingga dibutuhkan adanya kapal tunda. Dengan begitu, kedua kapal tunda ini akan ditempatkan di Koarmada III yang bermarkas di Distrik Salawati, Sorong, Papua Barat Daya.

Armada terbaru ini dirancang untuk memberikan pelayanan pemanduan dan penundaan dalam membantu pergerakan manuver KRI yang keluar masuk pelabuhan.

Menurut Ahmadi, keberadaan harbour tug yang mumpuni akan mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas waktu serta keamanan bernavigasi bagi KRI yang akan lepas sandar di pelabuhan pangkalan TNI AL.

“Disamping itu, pembangunan harbour tug TD Umsini dan TD Irau oleh PT. Noahtu Shipyard merupakan salah satu bukti nyata dari kemandirian industri pertahanan dalam negeri”, pungkasnya.

Muncul Usulan TNI Angkatan Siber Seperti Singapura, Mungkinkah?

Spesifikasi

TD Umsini dan Irau memiliki panjang 30 meter, lebar 12 meter, dan tinggi 5,10 meter. Kecepatannya mencapai 12 knot, endurance (ketahanan) hingga 5 hari, dan dilengkapi dengan akomodasi untuk 10 orang personel.

Kedua kapal tersebut diperkuat dengan berbagai kemampuan di antaranya, bollard pull (tarik tonggak) 35 ton, sudut pandang rumah kemudi hingga 360°, serta pemindahan kapal dan escorting services dengan menggunakan winch yang ada di haluan juga buritan. Kapal tunda ini dilengkapi Sistem Propulsi Azimuth Stern Drive, sehingga kapal dapat bermanuver 360° diam di tempat.

Tak hanya itu, TD Umsini dan Irau juga memiliki External Fire Fighting System dengan Independent Engine Drive berkapasitas 650 m3/jam dan jangkauan 90 meter untuk penanggulangan kebakaran di laut atau pelabuhan. Kapal buatan lokal ini juga didukung Sistem Oil Dispersant dengan kapasitas tanki 3 m3/jam untuk penanggulangan pencemaran air laut oleh tumpahan minyak.

Indonesia Beli 13 Radar Militer dari Prancis, Jaga Kedaulatan Wilayah Udara

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini