Kelezatan Soto sebagai Pengikat antara Orang Dayak dan Banjar di Kalimantan

Kelezatan Soto sebagai Pengikat antara Orang Dayak dan Banjar di Kalimantan
info gambar utama

Soto banjar menjadi makanan khas Kalimantan Selatan yang paling banyak dikenal banyak orang. Tetapi di balik rasanya yang enak, tersembunyi kisah panjang pertemuan antara orang Banjar dan Dayak.

Hal ini bisa dilihat dari prosesi pengantin Dayak Bakumpai, di Desa Bagus, Kecamatan Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Dari sejumlah menu lokal yang dihidangkan terdapat sajian soto.

“Masakan kami memang sama dengan masakan Banjar,” ujar Hariani yang dimuat Kompas.

Soto Tanpa Kuah? Inilah Soto Garing Bu Yati Klaten yang Gurihnya Menggoda

Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Taufik Arbain menyebutkan perdagangan ratusan tahun telah menautkan orang Banjar dan orang Dayak, termasuk soto.

“Karena yang melampaui batas wilayah tradisionalnya adalah urang Banjar, cita rasa orang Banjarlah yang tersebar di mana-mana. Apalagi orang Banjar tak hanya menjelajah sungai di pedalaman Kalimantan dengan kapal dagangnya, tetapi juga merantau dan menetap di sejumlah wilayah pedalaman di Kalimantan,” kata Taufik.

Dari rakyat sampai gubernur

Soto berlontong tak hanya hadir dalam hidangan pesta orang Dayak Bakumpai. Makanan ini kerap hadir di meja makan beberapa warga Dayak, salah satunya Yulinda Syaer Sua yang dibesarkan dalam tradisi kuliner Dayak Ngaju.

“Saya pun kerap memasak soto serupa dengan soto banjar, memakai lontong dan perkedel. Bedanya, soto masakan saya tak pakai kemiri. Kunyit yang dipakai sangat sedikit sehingga kuahnya bening. Perkedelnya, perkedel kentang,” tutur Yulinda.

Menyantap Lesah di WM D'Lesah, Soto Khas Magelang Berkuah Santan nan Gurih

Mantan Gubernur Kalimantan Tengah, A Teras Narang menjelaskan bahwa soto berlontong yang kini tersebar di Kalimantan memang berakar dari Banjar. Tetapi soto banjar menjadi nama generik untuk soto berlontong, cita rasa soto di sejumlah wilayah Kalimantan.

“Istri saya juga memasak soto berlontong, tetapi tak menamainya soto banjar karena memang beda rasa. Istri saya menamainya soto Isen Mulang. Sama-sama berlontong, sama-sama memakai perkedel dan sohun,” ucap Teras.

Bahasa percakapan

Teras mengungkapkan bahwa soto berlontong seperti bahasa Banjar, yang menjadi bahasa percakapan antara orang Dayak di sejumlah wilayah di Kalimantan. Hal inilah yang dialami olehnya saat bertemu eks Gubernur Kalimantan.

“Pasti berbahasa Banjar, apalagi jika bertemu Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Afriffin,” ucapnya.

Soto Gudangan, Perpaduan Kuliner Unik nan Lezat dari Ungaran

Teras menyebutkan, persebaran soto banjar dan bahasa Banjar ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur tak lepas dari kepiawaian urang Banjar berdagang. Dahulu orang Banjar memakai kapal yang menyerupai supermarket berjalan.

“Dari Banjar mereka mengangkut sabun, odol, peralatan memasak, dan gula. Mereka kembali ke Banjarmasin membawa hasil bumi, seperti beras, ikan, kopra, damar, dan rotan. Itu berlangsung sejak abad ke-17, membuat persentuhan bahasa dan budaya santap orang Dayak dan urang Banjar,” Kata. Teras.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini