Sosok Adam Malik, Pengoleksi Keramik Kuno Bukti Perniagaan di Indonesia

Sosok Adam Malik, Pengoleksi Keramik Kuno Bukti Perniagaan di Indonesia
info gambar utama

Wakil Presiden RI, Adam Malik adalah pecinta barang kuno dan seni, koleksinya mulai dari lukisan, keramik, patung, batik hingga candi-candi. Dirinya menghargai seni dan seniman yang dinilainya ikut andil dalam perjuangan.

Dimuat dari Kompas, Adam Malik pernah begitu marah ketika mendengar ada orang yang tak bertanggung jawab ingin merusak kuburan kuno. Dirinya meminta pejabat setempat memperhatikan kuburan kuno ini.

“Saya akan menangis kalau dengar orang congkel-congkel kuburan kuno seenaknya saja. Sampai saya minta kepada seorang bupati di daerah Cirebon untuk lebih memperhatikan kuburan-kuburan itu. Jangan sampai dijahili,” kata Adam Malik pada peresmian berdirinya Himpunan Keramik Indonesia tahun 1973.

Adam Malik, dari Wartawan hingga Jadi Salah Satu Pendiri ASEAN

Adam Malik menyatakan bahwa kuburan kuno itu mempunyai porselen yang menunjukkan hubungan sejarah Indonesia dengan China. Menurutnya keramik yang ditemukan di Indonesia, bahkan susah ditemukan di daerah asalnya.

“Keramik yang disebut exportware ini dapat menceritakan hidup, pola, dan sejarah perniagaan bangsa Indonesia,” paparnya.

Keramik 40 juta

Mantan Menteri Luar Negeri RI itu memang pecinta barang-barang antik, koleksinya macam-macam antara lain, sebuah lukisan asli karya Raden Saleh yang diperolehnya di Moskow, sekitar 200 tombak, dan keris ikon kuno.

Khusus barang-barang keramik, dia mulai mengumpulkannya sejak jadi Dubes RI untuk Soviet. Sebab sudah lazim bahwa diplomat diplomat asing di sana kalau senggang, pergi memburu barang-barang antik.

Salah satu porselen koleksi dari Adam Malik bahkan dihargai Rp40 juta pada 1975. Piring porselen ini memang istimewa, karena dibuat di China pada zaman Dinasti Ming sekitar abad 15 M.

Muasal Kerajinan Keramik Kasongan Demi Lanjutkan Perjuangan Diponegoro

Piring dengan garis tengah 51 cm berwarna biru putih, dan dalam keadaan utuh. Piring ini ditemukan di Jawa Timur. Hiasan biru bawah glasir dilukis dengan teliti berupa burung-burung bangau di antara lambang-lambang panjang umur.

Piring porselen ini merupakan satu di antara enam puluh koleksi keramik Adam Malik yang saat itu masih menjadi Menlu. Dirinya saat itu menyumbangkan koleksinya agar bisa dinikmati masyarakat Jakarta.

Tidak ternilai harganya

Adam Malik menyatakan bahwa kerajinan keramik China zaman bahari, diakui tak ternilai harganya. Sebagai perbandingan porselen China pada abad ke 14 M ada yang sudah dibuat dengan teknik glasir. Sedangkan Eropa baru berhasil pada abad 17 M.

Adam Malik saat itu memiliki koleksi tiga macam keramik. Pertama porselen Blanc de China. Kedua porselen Celadon. Sementara itu jenis ketiga adalah porselen biru putih China yang dipergunakan kobalt untuk hiasan.

Kebangkitan Industri Keramik Kasongan hingga Menembus Pasar Mancanegara

Hal yang sama dijelaskan oleh Sumarah Adhyatman, anggota dewan Himpunan Keramik Indonesia (HKI) bahwa koleksi itu yang paling bagus. Bukan hanya karena warna birunya yang mulus, tetapi ukurannya besar dan dalam keadaan utuh.

“Suatu barang antik tidak bisa diulang pembuatannya. Sehingga makin tua umurnya dan makin utuh, harganya pun makin tinggi,” jelasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini