Masa kecil adalah masa yang dihabiskan dengan eksplorasi berbagai permainan seru yang tidak terbatas jumlahnya. Masing-masing daerah memiliki permainan khasnya masing-masing. Karena itu, permainan anak-anak tempoedoeloe berbeda-beda satu sama lain.
Selain budaya, perbedaan generasi juga mempengaruhi permainan apa yang dimainkan oleh masing-masing anak dari generasinya masing-masing. Dulu, sebelum ada gadget, anak-anak senang bermain outdoor yang melibatkan banyak kerja motorik pada fisik anak.
Sementara itu, di era gadget, banyak anak mulai senang memainkan game online, seperti Free Fire dan Mobile Legend. Seringkali mereka main bersama-sama atau yang biasa disebut sebagai mabar. Walaupun begitu, di era dulu, terutama era 2000an, permainan gim digital juga sudah menjadi bagian dari dunia permainan anak, tetapi muncul dalam bentuk yang berbeda.
Walaupun begitu, karena kemiripan budaya, banyak di antara permainan anak-anak Indonesia memiliki kesamaan yang khas. Karena kesamaan itu, banyak orang Indonesia yang relate ketika mengobrolkan tentang permainan masa kecilnya dulu.
Apa saja permainan anak tempo doeloe yang banyak dimainkan oleh anak-anak Indonesia?
1. Petak Umpet
Petak umpet sebenarnya adalah permainan anak yang sangat umum, bahkan di seluruh dunia. Indonesia juga tidak lepas dari pengaruh permainan ini sebagai permainan yang diminati oleh anak-anak. Sampai sekarang, permainan ini masih abadi.
Permainan petak umpet itu sangat simpel. Satu orang bertugas menjadi penjaga. Ia harus mencari teman-temannya yang bersembunyi. Sementara itu, teman-teman yang lain harus bisa selama mungkin bersembunyi dari penjaga ini.
Karena dimainkan oleh banyak anak dari berbagai daerah, petak umpet memiliki banyak variasi aturan yang berbeda satu sama lain.
Baca juga: Mahasiswa IPB Ciptakan Program Penguatan Life Skills dan Social Awareness bagi Anak Autis
2. Kelereng
Permainan kelereng tentu sudah menjadi permainan yang sangat umum bagi anak-anak. Sesuai namanya, permainan ini melibatkan kelereng, yaitu bola kecil yang terbuat dari kaca. Warnanya beragam, ada yang transparan berwana hijau, biru, merah, cokelat, sampai warna hitam atau putih yang tidak transparan sama sekali.
Permainan kelereng memiliki banyak variasi aturan. Ada yang saling tembak kelereng satu sama lain. Tiap kelereng yang tertembak harus diberikan kepada ia yang berhasil menembaknya.
Ada pula yang seperti permainan biliar. Jadi, beberapa kelereng yang dipertaruhkan dikumpulkan dalam satu lingkaran. Para peserta melemparkan kelerengnya masing-masing agar mengenai kelereng yang dipertaruhkan itu. Jika kelereng yang kena keluar dari lingkaran, maka yang menembak berhak mendapatkannya.
Baca juga: Etik Nur Hasanah, Anak Petani dari Ponorogo yang Lolos di 6 Universitas Luar Negeri
3. Rental Playstation
Anak-anak 90an akhir sampai 2000an pasti tidak asing dengan console Playstation (PS). Console legendaris ini adalah primadona bagi penggemar gim video lintas generasi, dari yang anak-anak sampai dewasa.
Di kalangan anak 90an sampai 2000an, PS 1 dan PS 2 menjadi console favorit yang biasa digunakan untuk memainkan gim-gim legendaris pada waktu itu, seperti Winning Eleven, Grand Theft Auto,Mortal Kombat, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, tidak semua anak memiliki PS di rumahnya karena harganya yang tidak murah. Sebagai alternatif, anak-anak biasa pergi ke penyedia rental PS terdekat untuk memainkan console tersebut.
Biasanya rental PS ini dijalankan secara kecil-kecilan oleh warga terdekat di rumahnya sendiri maupun di ruko yang ia sewa. Dalam satu rental PS, biasanya terdapat 3-10 an console. Untuk satu jam bermain PS 2 misalnya, anak-anak dapat merogoh gocek sebesar Rp.2000.
TV akan di-timer ketika PS mulai dimainkan. Ketika waktu habis, TV akan mati sendiri.
Biasanya, agar lebih seru dan harga sewanya lebih murah, anak-anak pergi bermain bersama-sama dengan sistem urunan.
4. Sepak Bola dengan Botol Plastik
Sepak bola tentu saja dilakukan dengan memakai bola. Akan tetapi, tidak semua orang memiliki atau membawa bola, terutama ketika sedang berada di sekolah. Dengan kreativitas yang dimiliki anak-anak, mereka biasanya mengganti bola dengan botol plastik maupun kaleng.
Walau tidak menggelinding sebagaimana bola pada umumnya, botol plastik memiliki tekstur yang masih dapat dipakai untuk menggantikan bola. Sebagaimana permainan sepak bola sederhana, anak-anak biasa membuat gawang dengan menyusun batu atau alas kaki sebagai tiang.
5. Main Gim Online di Warnet
Generasi 2000an ditandai dengan masifnya gim online yang mulai masuk, seperti Point Blank, Lost Saga, sampai Dragon Nest. Memiliki komputer dengan spesifikasi yang cukup dan internet yang kuat untuk memainkan gim-gim tersebut adalah suatu kemewahan pada waktu itu.
Karenanya, tidak semua anak bisa memainkan gim-gim online di rumah dan harus pergi ke warnet (warung internet) untuk memainkannya. Untuk per jamnya, tarif warnet dibandrol dengan harga Rp2 ribu—Rp5 ribu. Jika ingin memperpanjang billing –sebutan untuk total tagihan dalam satu kali menyewa komputer –, Kawan dapat membayar beberapa uang kembali ke operator.
Anak-anak biasa main ke warnet ketika pulang sekolah atau sedang libur. Tidak jarang, ada yang sampai rela membolos sekolah agar dapat main gim di warnet.
Banyak juga anak yang rela merogoh kantong lebih dalam lagi untuk melakukan top up. Dengan top up, pemilik akun gim online bisa membeli atau menyewa item-item berbayar tertentu yang membuat peforma karakternya di gim lebih baik atau sekadar hanya ingin mempercantik karakter gim nya saja.
Selain apa yang sudah disebutkan di atas, permainan tempoe doeloe apa lagi yang menjadi kenangan Kawan?
Perang Paregreg, Pertempuran Antar Saudara yang Hancurkan Majapahit
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
