Buah Cinta Petani untuk Bumi

Buah Cinta Petani untuk Bumi
info gambar utama

"Jika anda menggelitik bumi dengan cangkul, dia akan tertawa dengan panen."-Douglas Jerrold.

Kegiatan bertani dan beternak seringkali dipandang sebelah mata, terlebih oleh kaum milenials dan generasi Z. Seperti yang anda ketahui di zaman yang serba digital dan praktis saat ini kebanyakan masyarakat enggan direpotkan oleh kegiatan bertani, bercocok tanam apalagi beternak. Hal ini bisa disebabkan oleh minimnya lahan atau memang dasarnya malas saja, karena terbiasa semua serba instan. Dampak dari era digital saat ini membuat segala sesuatunya serba mudah dan cepat sehingga ruang gerak masyarakat juga menjadi sempit, hanya sebatas dunia digital saja. Hal ini jika dipandang dari sisi negatifnya, lebih dari itu tak sedikit masyarakat yang memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kegiatan bertani dan beternak.

Petani masa kini telah dimudahkan dengan kemajuan teknologi berupa alat bantu untuk membajak lahan sawahnya, ada juga alat pemisah anatara biji padi dengan kulitnya dan lain sebagainya. Namun akhir-akhir ini marak beredar kabar tentang petani yang mogok kerja lantaran harga pupuk dan benih yang terlampau mahal. Padahal keberadaan petani adalah sebuah anugerah luar biasa. Tanpa petani tak akan terwujud swasembada pangan di negeri ini. Jika para petani makmur, bukan tidak mungkin neagara kita akan menjadi negara yang maju dalam bidang pangan.

Cacing Beludru, Cacing Predator Purba Penghuni Hutan Hujan Kalimantan

Namun, minimnya minat generasi muda untuk menjadi petani dan peternak tidak menyurutkan semangat Rizki Hamdani untuk mengajak segenap generasi muda dari kalangan santri di Jombang, Jawa Timur tepatnya di Pondok Pesantren Fathul Ulum untuk ikut serta dalam gerakan Tani Milenial dan sistem pertanian terpadu /integrated farming system, IF. Ia membina para santri untuk melakukan kegiatan bertani dan beternak. Di amping itu ia juga merintis kelompok wirausaha sosial yang kemudian diberi nama Kelompok Santri Tani Milenial. Kelompok ini juga serta merta menaungi beberapa pondok pesantren di daerah Jombang, Jawa Timur. Kelompok ini juga menjadi jalur pemberdayaan ekonomi para santri melalui kegiatan bertani dan beternak.

Upaya yang dilakukan oleh Rizki ini berdampak positif bagi sebagian besar masyarakat sekitar dan mendapat perhatian juga dari Kementrian Pertanian dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai serta Hutan Lindung Brantas dengan senantiasa memberi dukungan dan mengapresiasi aksi heroik yang dilakukan oleh Rizki ini. Sampai bulan Agustus lalu, sudah terbentuk 30 kelompok santri tani yang tersebar dibeberapa wilayah di Jombang. Oleh karenanya hal ini menuai dampak positif dengan meningkatnya pendapatan sekitar 60 juta/bulan yang dialami para petani sorgum. Hal ini terjadi setelah pemberian fasilitas pengolahan pasca-panen yang digunakan untuk menjual produk olahan sorgum di area peristirahatan di Tol Trans Jawa yang menjadi penghubung mulai dari Pelabuhan Merak sampai ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi Jawa Timur.

Mematikan Perangkat Elektronik Saat Hujan Petir, Fakta atau Mitos?

Ide cemerlang hasil gagasan Rizki ini adalah salah satu contoh dan bukti nyata bahwa dengan bertani dan beterna dapat memperbaiki roda perekonomian saat ini. Dengan kegiatan sederhana ini dapat menutupi dan mencukupi kebutuhan finansial ratusan keluarga. Dengan hadirnya aksi heroik ini di era digital rasanya ada kolerasi yang dapat memperbaiki pola pikir masyarakat tentang segala sesuatu yang serba instan. Langkah bertani dan beternak juga sangat berdampak baik bagi bumi kita. Berbagai masalah dan kepenatan yang terjadi kepada bumi seringkali terjadi kerusakan sistem pada alam. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan sudah seharusnya kita peduli dan sadar untuk merawat bumi dengan bekerjasama dengan sehat. Ya, bukankah bumi juga bisa marah jika terus-menerus dirusak.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini