20 Tahun Telah Ditemukan: Dari Mana Asal Mula Hobbit dari Flores?

20 Tahun Telah Ditemukan: Dari Mana Asal Mula Hobbit dari Flores?
info gambar utama

Temuan fosil Homo Floresiensis atau manusia hobbit dari Indonesia telah mengubah sejarah dan pemahaman mengenai evolusi manusia. Fosil yang ditemukan di Gua Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2003 lalu ini menciptakan sejarah.

Memperingati 20 tahun penemuan manusia purba kecil asal Flores, Badan Riset dan Inovasi Nasional melakukan seminar dengan tema Commemoration of the 20th Anniversary of Homo Floresiensis Discovery.

Benarkah Masih Ada Manusia Purba yang Hidup di Pulau Flores? Ini Kata Ilmuwan

Walau sudah 20 tahun, sejumlah ahli evolusi manusia masih memperdebatkan asal mula Homo Floresiensis. Tim yang menemukan hobbit tidak setuju dan mengajukan dua teori mengenai penemuan ini.

Kemungkinan besar, temuan mereka adalah cabang kerdil dari homo erectus, spesies manusia pertama yang meninggalkan Afrika dan berimigrasi ke seluruh dunia yang sisa-sisanya telah ditemukan di Jawa dan tempat lain di Asia.

“Bentuk gigi dan morfologi tengkorak mirip, meskipun Homo Erectus berdiri lebih tinggi,” tulis laman CNN Indonesia.

Kapan muncul?

Para peneliti mengungkapkan Homo Erectus melakukan apa yang dilakukan beberapa spesies hewan lain yang hidup di pulau-pulau terpencil, yakni menyusut dari waktu ke waktu sebagai respons terhadap sumber daya yang terbatas.

Tetapi tempurung kepala yang kecil dan tulang pergelangan tangan yang seperti tulang pipa menunjukkan manusia hobbit terkait dengan australopithecines, hominin bertubuh kecil dari fosil Lucy yang berkeliaran di Afrika lebih dari 2 juta tahun lalu.

Karena itu ada dugaan mereka bermigrasi keluar dari Afrika jutaan tahun lalu. Chris Stringer, pemimpin penelitian evolusi manusia di Natural History Museum di London menyatakan bagaimana persisnya hobbit muncul hingga kini masih menyimpan misteri.

Penjelasan Tentang Makhluk Mitologi Indonesia yang Sebenarnya Adalah Cryptids

“Saya ragu-ragu dalam hal ini karena saya bisa melihat bukti dari kedua sisi argumen dan saya pikir kita masih belum tahu dari mana asal-usulnya,” kata Stringer.

Guru Besar KK Paleontologi dan Geologi Kuarter Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr Ir Yahdi Zaim menyebut ada kemiripan antara Homo Erectus di Jawa dengan Homo Floresiensis.

Karena itu dirinya menduga ada perpindahan tempat dari Homo Erectus dari Jawa ke wilayah Indonesia Timur. Hal ini karena usia dari Homo Erectus di Jawa jauh lebih tua yaitu 1,5 juta tahun.

“Ada dua jalur bagian barat Homo Erectus berkembang menjadi Sapiens. Lalu Homo Erectus pindah ke timur melahirkan Homo Floresiensis lalu tetap berada di daerah timur,” jelasnya.

Masih misteri

Matt Tocheri, ketua penelitian asal-usul manusia di Lakehead University di Thunder Bay, Ontorio, Kanada menyebut meski lebih 100 fosil Homo Floresiensis telah ditemukan hingga saat ini hanya ada satu kerangka yang relatif lengkap.

“Masih banyak hal-hal yang belum diketahui, kita harus sangat berhati-hati,” kata Tocheri.

Agar bisa menyelesaikan perdebatan ini dan memahami lebih lanjut tentang Homo Floresiensis dan tempatnya dalam silsilah keluarga manusia, diperlukan lebih banyak penemuan fosil, terutama di Asia.

Menelisik Dugaan Legenda Ebu Gogo yang Merupakan Wujud Homo Florensiensis

Tocheri berharap dapat mengekstrak DNA purba Liang Bua. Upaya-upaya yang dilakukan sejauh ini belum berhasil, namun teknik-teknik baru, termasuk mengekstraksi DNA dari kotoran gua atau menguraikan protein kuno.

“Dan lingkungan yang panas, lembab, itu adalah lingkungan yang sangat sulit bagi mereka untuk mengambil DNA,” paparnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini