Inflasi Inti September 2023 Terkendali, Indonesia Masuk Posisi ke-7 Dunia

Inflasi Inti September 2023 Terkendali, Indonesia Masuk Posisi ke-7 Dunia
info gambar utama

Pada bulan September 2023, Indonesia berhasil menjaga inflasi tetap terkendali pada angka 2,28% year-on-year (yoy), berada dalam rentang target 3%±1, meskipun kecemasan meluas terkait lonjakan harga komoditas pangan dan energi di pasar global. Pencapaian ini mencatatkan angka terendah sejak Februari 2022, menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.

Tidak hanya itu, pencapaian ini menjadikan Indonesia unggul dibanding sejumlah negara lain. Inflasi Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan Jepang (3,2% yoy), Korea Selatan (3,4% yoy), Amerika Serikat (3,7% yoy), dan Euro Area (4,3% yoy).

Dibandingkan dengan negara-negara dengan inflasi tinggi seperti Turki (58,94% yoy) dan Argentina (124% yoy), keberhasilan menjaga stabilitas ekonomi Indonesia kian mengesankan. Prestasi ini mencerminkan kebijakan ekonomi yang cerdas dan daya tahan ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan global yang sulit diprediksi.

“Pencapaian realisasi inflasi September 2023 didukung oleh inflasi volatile food (VF) yang terkendali, inflasi administered prices (AP) yang terus melandai dan inflasi core/inti yang terjaga stabil. Inflasi Indonesia relatif terkendali di tengah gejolak harga sejumlah komoditas pangan dan energi global serta adanya ancaman el nino,” ungkap Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Airlangga Hartarto, Senin (2/10) dikutip dari keterangan resmi.

Inflasi di bulan September 2023 dipengaruhi oleh dinamika seluruh komponen. Meskipun dihadapkan dengan tantangan kenaikan harga beras, inflasi tingkat konsumen (VF) tetap terjaga di level 3,62% (yoy), sesuai dengan rentang target yang telah disepakati dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) pada 20 Februari 2023, yaitu antara 3% hingga 5% (yoy).

Dalam mengatasi situasi ini, pemerintah terus aktif dalam menjaga ketersediaan pasokan pangan, termasuk dengan memperkuat cadangan beras pemerintah. Program penyaluran beras medium melalui inisiatif Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) terus diperkuat dan dilaksanakan secara konsisten untuk menjaga stabilitas harga dan kestabilan ekonomi nasional di tengah perubahan harga pangan yang dinamis.

Sukses Kendalikan Inflasi, 33 Daerah Diguyur Rp330 Miliar

Untuk mempertahankan daya beli masyarakat yang berada dalam kondisi miskin dan rentan, bantuan pangan berupa beras terus disalurkan kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Hingga 1 Oktober 2023, penyaluran bantuan ini mencapai 98,37% dari total alokasi yang telah ditetapkan pada bulan September.

Sementara itu, komponen harga-harga yang diatur oleh pemerintah (administered prices) mengalami inflasi sebesar 0,23% (mtm) atau 1,99% (yoy). Tingkat inflasi tahunan yang rendah ini terjadi karena efek basis tahun sebelumnya hilang pada bulan September 2022, yang sebelumnya mengalami peningkatan signifikan akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM).

Di sisi lain, komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,12% (mtm) atau 2,00% (yoy). Inflasi inti yang tetap stabil dalam rentang target 3%±1 menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih cukup baik.

Dalam analisis Trading Economics, Indonesia mencatatkan prestasi baik dengan posisi peringkat 7 dari 83 negara, menandakan bahwa tingkat inflasi inti di Indonesia adalah yang terendah di antara banyak negara lainnya. Faktor-faktor ini bersama-sama menciptakan kerangka yang stabil untuk menjaga daya beli dan stabilitas ekonomi nasional.

“Ke depan, kita akan terus mewaspadai dan memonitor fenomena-fenomena domestik maupun global yang dapat berdampak terhadap inflasi. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi saat ini, komitmen dan sinergi bersama seluruh pihak baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia akan terus diperkuat guna menjaga inflasi tetap stabil dan terkendali,” pungkas Menko Airlangga.

5 Negara dengan Kebijakan Sanering dan Redenominasi, Motif Terkuat adalah Inflasi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini