Pacuan Kuda yang Jadi Momen Pawer Kemewahan Para Juragan Kebun Teh Priangan

Pacuan Kuda yang Jadi Momen Pawer Kemewahan Para Juragan Kebun Teh Priangan
info gambar utama

Pengusaha perkebunan di Priangan yang sering dijuluki Preanger Planters mengawali usahanya dengan sangat berat. Setelah bersakit-sakit selama membuka lahan perkebunan, barulah para pengusaha perkebunan ini bersenang-senang.

Para orang-orang Belanda dan Eropa di Priangan ini membawa budaya baru yang berasal dari negaranya yakni menunggang kuda. Kuda yang selama ini hanya dijadikan hewan penghela, berubah menjadi hewan pacu.

Dalam catatan Her Suganda dalam Para Preanger Planters, keluarga EJ Kerkhoven di Perkebunan Teh Sinagar diceritakan memiliki puluhan ekor kuda terbaik. Dia terkenal sebagai pemilik kuda pacu yang seringkali memenangkan pertandingan.

Perkebunan Teh Goalpara: Perusahaan Pertama yang Go Publik di Hindia Belanda

Pacuan kuda di Bandung diselenggarakan Preanger Weloop Societet di Tegalega Race Terrein yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Bermula pada akhir bulan Juli sampai awal Agustus.

“Tujuannya tidak lain untuk merayakan ulang tahun kelahiran Ratu Belanda, Wilhelmina yang jatuh pada tanggal 31 Agustus dan kelahiran Ibu Suri Ratu Emma tanggal 2 Agustus 1858. Karena itu, masyarakat menyebutnya pesta raja,” jelasnya.

Her Suganda menjelaskan para peserta dari berbagai daerah seperti Buitenzorg (Bogor), Sukabumi, Batavia (Jakarta) dan kota-kota lainnya. Pacuan kuda tersebut oleh masyarakat Priangan disebut ngadu kuda.

“Walaupun, kuda-kuda yang dipertandingkan tidak diadu seperti domba,” katanya.

Bekas kolam ikan

Tegalega Race Terrein kini dinamakan Lapangan Tegalega dalam bahasa Sunda. Tegalega memiliki arti tegal yang lega artinya lapangan yang luas. Bentuk lahannya segi empat. Sebelum tahun 1850, tempat itu masih merupakan rawa.

Sebelum ditimbun, rawa tersebut dijadikan kolam-kolam ikan. Karena itu, daerah sekitar Tegalega seperti Cigereleng, Kampung Muara, Leuwipanjang, dan sekitarnya terkenal sebagai daerah penghasil ikan.

“Kolam-kolam ikan yang berada di Tegalega, pada tahun 1879 ditimbun dijadikan tanah lapang untuk memenuhi kebutuhan tempat pacuan kuda,” jelasnya.

Dari Balik Keharuman Minuman Teh: Cerita Panjang Pencicip dari Wonosari

Pembangunan tempat pacuan kuda tersebut bersamaan dengan didirikannya Middelbare Opleiding School voor Indische Artsen (MOSVIA) yang terletak di seberang selatan. Disebutkan acara pacuan kuda selalu meriah.

“Tamu-tamu yang sebagian besar terdiri dari pengusaha perkebunan tumpah ruah di kota Bandung. Hotel-hotel terutama Hotel Savoy Homann dan Hotel Preanger dipenuhi tamu yang menginap. Suasana kota bertambah semarak karena di sekeliling alun-alun dan sepanjang jalan menuju Tegalega Race Terrein berjejer umbul-umbul,” paparnya.

Pamer kemewahan

Dikatakan oleh Her Suganda, sebelum acara dimulai, kuda-kuda yang akan bertanding dipamerkan di alun-alun Bandung. Pemandangan yang menarik itu merupakan atraksi tersendiri bagi penduduk setempat.

“Pacuan kuda bukan hanya merupakan atraksi lomba yang menarik. Pada kesempatan itu dijadikan ajang tempat pamer pakaian dan kekayaan. Terutama kaum wanitanya, mereka berlomba menunjukkan kelebihan masing-masing,” ucapnya.

Kemeriahan itu tak kalah menariknya dengan kegiatan yang dilakukan penduduk pribumi. Di atas lahan yang letaknya di bagian barat Lapangan Tegalega diselenggarakan berbagai atraksi dan pertunjukkan.

Emas Hijau Priangan: Romansa Kebun Teh Rakyat Pewaris Jejak Kejayaan

Tempat ini menjadi tujuan utama bagi penduduk pribumi berinteraksi karena dipenuhi oleh berbagai kegiatan. Baik orang-orang yang berjualan maupun yang akan terjadi. Di tengah kesibukan itu, kadang para pencopet memanfaatkan kesempatan.

Walau acara pacuan kuda ini tak selamanya membahagiakan, ada keluarga yang bangkrut akibat judi pacuan kuda, Suami yang berselingkuh, atau istri yang matre karena ingin dibelikan pakaian dan perhiasan seperti wanita lain.

“Selain suaminya menyeleweng, ada pula yang wanita-wanita yang terpikat dengan laki-laki lain,” pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini