Berbudaya-Bermakna: Panjang Jimat Cirebon untuk Ragam Indonesia

Berbudaya-Bermakna: Panjang Jimat Cirebon untuk Ragam Indonesia
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanBudayaNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Budaya telah menjadi urat nadi bangsa Indonesia sebagai ciri khas yang membedakan dari bangsa lainnya di dunia. Keragaman budaya Indonesia selalu tercermin dari perilaku masyarakat yang syarat akan makna simbolik dalam kehidupan kesehariannya.

Tak terkecuali di Cirebon, sebuah daerah perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah menjadi pembeda di antara daerah lainnya di Indonesia.

Dari segi bahasa pun berbeda, memiliki karakteristik sendiri yang disebut "basa cerbonan", Demikian jika orang Cirebon merantau ke daerah Jawa, mereka dikira orang Sunda yang berbahasa Sunda, Pun jika merantau ke daerah Jakarta yang sering diduga sebagai orang Jawa.

Namun, nyatanya Cirebon memliki bahasa sendiri yang terakulturasi dari bahasa Sunda, Jawa, Arab, hingga China.

Terlepas dari itu, ada sebuah tradisi di Cirebon yang dilakukan setiap tahunnya, yang bertepatan dengan bulan Maulud, atau tepat di 12 Rabi'ul awal.

Acara ini disebut "Panjang Jimat" oleh masyarakat Cirebon, dan panjang jimat ini diadakan juga dibeberapa tempat di Cirebon.

Baca juga: Kato Nan Ampek: Cara Bertutur Kata dalam Budaya Minangkabau

Seperti muludan yang di adakan di desa Trusmi, namun muludan yang diadakan di desa Trusmi ini dilakukan di tanggal 25 Maulud atau Rabi'ul awal, berbeda dengan di Keraton Kanoman yang dilakukan tanggal 12 Maulud.

Prosesi iring-iringan panjang jimat
info gambar

Prosesi panjang jimat ini memiliki syarat makna mendalam, yang memperlihatkan Cirebon sebagai daerah yang multikultural di Indonesia.

Pada tahun ini panjang jimat telah diadakan di Keraton Kanoman pada Kamis 28 September 2023 atau bertepatan dengan 12 Rabi'ul awal 1445 H.

Panjang Jimat yang merupakan uparaca adat memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. itu memiliki arti dengan nuansa religius yang sangat kental.

Panjang yang memiliki arti "piring, ambeng" (tempat makan) Rasul dan para sahabatnya. Sedangangkan jimat adalah singkatan dari diaji dan dirumat yang artinya dipelajari dan diamalkan, kembali kepada fitrah sebagai seorang manusia untuk mengamalkan ajaran Islam.

Dalam piring atau panjang terdapat banyak tulisan yang syarat mengandung ajaran agama Islam yang harus dijimat (diaji dan dirumat).

Hal ini ditunjukan untuk seluruh pemeluk agama Islam sebagai sebuah tujuan perayaan tahunan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Acara yang selalu dihadari oleh ribuan masyarakat ini menjadi salah satu simbol untuk mengungkapkan rasa kekaguman kepada Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, panjang jimat telah berusia 6 abad lamanya, dari tahun 1430 M atau di zaman walisongo, acara adat ini telah mengalami banyak perkembangannya.

Dari mulai acara panjang jimat ini hanya dihadiri oleh kalangan dalam keraton, dan sekarang masyarakat luas diperbolehkan untuk menyaksikan acara adat ini.

Tidak hanya itu saja, dalam acara panjang jimat ini, ada beberapa rangkaian ritual yang menarik untuk disimak.

Baca juga: Turonggo Yakso: Jaranan Berkepala Buto dari Dongko

1. Ritual Mesusi beras keraton: ritual ini adalah prosesi mencuci beras menggunakan air sumur dalam keraton kanoman, dalam prosesi ini juga akan diiringi solawat Nabi.

Ada hal menarik lainnya dalam prosesi mesusi ini, yaitu beras yang digunakan adalah beras yang dikupas satu per satu oleh prawan sunti (perempuan yang tidak menikah).

Lebih lanjut, air beras bekas mesusi ini mitosnya dipercaya membawa keberkahan, sehingga tak jarang masyarakat mengambil air mesusi ini.

2. Ritual nyisir ageng, dalam ritual ini yang menjadi simbol adalah bunga sesaji untuk mensakralkan panjang jimat. Dalam ritual ini merupakan permohonan agar uparaca panjang jimat dapat berjalan dengan lancar.

3. Ritwal nyaji buah, dalam ritual ini, buah diartikan sebagai sikap rendah diri, dan mengisyaratkan agar manusia tidak boleh melupakan alam. Manusia dituntut untuk selalu sadar akan asal muasalnya, dan tidak boleh angkuh kepada siapapun.

4. Ritual panjang mios (boreh), boreh merupakan bagian dari sesaji yang wajib dalam Panjang mios. Boreh dilambangan sebagai kecantikan, yang mengisyaratkan seorang istri harus mempercantik diri dihadapan suaminya.

5. Ritual panjang mios (nasi jimat), ini merupakan kelanjutan dari (mesusi) beras kraton, yang memiliki makna membawa keberkahan bagi yang memakannya.

Nasi jimat ini, sebagai lambang prosesi panjang jimat, pun kata jimat dari Panjang jimat diambil dari nasi jimat. Jimat sendiri sebagai shalawat, karena dalam prosesi ini diiringi dengan lantunan shalawat.

6. Ritual malam pelal, inilah bagian dari prosesi puncak panjang jimat. Dalam pelal ini bendera Macan Ali disimbolkan sebagai kebesaran Islam. Ini terlihat dari warna pada bendera Macan Ali berwana hijau, dan bertuliskan kalimat syahadat.

7. Lilin putih juga merupakan prosesi puncak ritual malam pelal. Lilin putih disini sebagai simbol waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW. yang pada waktu malam hari.

8. Piring panjang sebagai rangkaian malam pelal. Piring panjang merupakan benda pusaka Keraton Kanoman, Istilah Panjang sebagai panjang jimat diperoleh dari kata Piring Panjang.

Panjang yang diartikan sebagai prosesi iring-iringan ritual yang disertai dengan benda-benda pusaka.

Demikian dengan panjang Piring Panjang yang diartikan sebagai bentuk syiar agama Islam. Pun dalam Piring Panjang tersebut terdapat tulisan yang mengandung ajaran agama Islam secara keseluruhan.

Dengan demikian, selesailah prosesi panjang jimat, yang mengandung banyak pelajaran, filosofis dari tanah Cirebon.

Rangkaian ritual yang syarat makna mendalam, peristawa sejarah manusia diceritakan secara lengkap dalam prosesi panjang jimat tersebut.

Sebuah budaya yang berada di tanah Cirebon dengan multikulturalnya merupakan bentuk kekayaan tersendiri bagi ragam Indonesia.

Ritual yang telah bertahan 6 abad tidak tergerus oleh zaman modern seperti saat ini, dan telah menjadi berbudaya-bermakna untuk Indonesia yang kaya.

Referensi:

https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/management/article/view/10536/10391

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini