Kabupaten Banyumas Mendunia dengan Mengelola Sampah

Kabupaten Banyumas Mendunia dengan Mengelola Sampah
info gambar utama

Sejumlah negara ingin belajar ke Kabupaten Banyumas. Bukan untuk belajar pelajaran pada umumnya, tapi mereka belajar mengenai pengolahan sampah. Hebat bukan? Tak terduga juga daerah ini bisa memiliki ide sebagus ini dan mampu memperkenalkannya pada dunia.

Di tengah permasalahan sampah yang ada di Indonesia ini, Banyumas bisa memiliki ide dan menjalankannya dengan baik hingga dapat dikenal ke seluruh dunia berkat sebuah inovasinya dalam mengelola sampah. Lantas, cara apa yang dilakukan Banyumas untuk mengatasi masalah yang merupakan salah satu ancaman besar bagi Indonesia dan dunia tersebut?

Tugu Ikon Purwokerto, Banyumas © Mufid Majnun
info gambar

Cara Pengelolaan Sampah

Melalui acara Konferensi Internasional COP 27 lalu, Banyumas memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan cara pengelolaan sampah di daerahnya. Pada saat itu Banyumas mampu menyampaikannya dengan sangat baik.

Dari hasil presentasi tersebut, Banyumas dapat menarik hati beberapa negara seperti Mesir dan Thailand. Mereka berminat untuk belajar pengolahan sampah dengan baik dan benar di Banyumas.

Pengolahan sampah melibatkan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). Sampah organik dipisah untuk dijadikan maggot atau larva dari lalat yang biasa digunakan sebagai pakan ternak. Sedangkan sampah anorganik diolah menjadi berbagai produk seperti bahan bakar pabrik semen, paving blok, dan masih banyak lainnya.

Pemerintah Klaim Biodiesel Turunkan 27,8 Juta Emisi Karbon pada 2022

Diketahui Banyumas kini sudah tidak ada lagi yang namanya TPA (Tempat Pembuangan Akhir), tetapi memiliki 29 TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu). Hal ini yang menjadikan daerah ini pernah disebut-sebut sebagai salah satu daerah dengan pengelolaan sampah terbaik.

Solusi Masa Depan Sampah Indonesia

Metode yang digunakan di daerah ini sebenarnya hampir mirip dengan metode pengolahan sampah di negara maju. Bedanya, di sini belum semodern negara maju dan masih memberdayakan masyarakat untuk mengelolanya. Namun, itu tidak menjadi masalah jika kebijakan ini dapat berjalan dengan baik.

Ini sebenarnya sudah menjadi langkah maju dan dapat menjadi solusi masa depan Indonesia dalam menghadapi sampah. Tidak masalah jika peralatan masih belum berkembang di bidang ini, tetapi jika penerapan metode tersebut merata di setiap daerah di negara ini, pasti akan mengurangi penumpukan sampah.

Dan jika penerapan metode itu sudah dilakukan secara konsisten, barulah mengembangkan peralatan menjadi lebih modern. Sekecil apapun perubahan baik yang dilakukan konsisten pasti akan berbuah manis di kemudian hari.

Perubahan Baik Dengan Dukungan Masyarakat

Banyumas menjadi contoh baik untuk Indonesia karena ditengah permasalahan sampah yang ada, Banyumas memberikan inovasi untuk mengurangi dan mengolah sampah dengan baik. Namun sayang, pemberitaan baik seperti ini sangat jarang sekali untuk dapat viral.

Semoga daerah lain patut berbenah untuk memperbaiki daerahnya dari sampah. Dan pemerintah harus mendukung ini sebagai langkah untuk menjadi negara bebas dari sampah. Walaupun tidak bisa seratus persen untuk menghilangkan sampah di Indonesia, tetapi minimal bisa mengurangi dampak buruk dari penumpukan sampah.

Bukan hanya pemerintah yang dapat berperan di sini, sebagai masyarakat, kita juga harus tertib dalam membuang sampah. Dengan warga yang juga berkontribusi terhadap pengelolaan sampah, bisa membuat negara ini dapat mempercepat tujuan untuk bebas dari sampah.

Mengenal Pohon Pule Seharga Rp450 Juta yang Akan Ditanam di Halaman Istana IKN

Dorongan masyarakat untuk memiliki kesadaran terhadap lingkungan mampu memperbaiki salah satu faktor kerusakan suatu lingkungan. Walaupun juga banyak sekali faktor kerusakan lingkungan di Indonesia bahkan dunia, setidaknya Kawan GNFI sudah mendukung salah satu langkah untuk menjadi lebih baik bagi lingkungan. Bagaimana menurutmu?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini