Perjuangan Pandawara Group: Habiskan Satu Juta untuk Bersihkan Satu Sungai

Perjuangan Pandawara Group: Habiskan Satu Juta untuk Bersihkan Satu Sungai
info gambar utama

Sampah adalah salah satu hal yang tidak bisa lepas dari aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari suatu barang diproduksi dan dipakai oleh manusia, yang tak lama kemudian barang habis pakai itu bertumpuk menjadi tumpukan sampah. Seperti yang disampaikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,175.000 ton sampah terkumpul setiap harinya. Yang artinya, setiap penduduk warga negara Indonesia menyumbang sekitar 0,7 kg sampah per hari.

Hal tersebut tentunya meresahkan masyarakat mengenai dampak yang akan terjadi dengan adanya jumlah sampah yang melonjak. Seperti terjadinya banjir dan bencana lainnya yang diakibatkan oleh sampah yang terbuang di tempat yang tak seharusnya.

Lalu siapa yang bisa disalahkan di sini?

"Jangan saling menyalahkan, ini hanya masalah kesadaran," ucap salah satu anggota Pandawara Group.

Seperti yang Kawan ketahui, mereka adalah para pemuda yang akhir-akhir ini viral di TikTok dengan aksinya membersihkan sampah. Dengan aksi tersebut, para pemuda Bandung itu tak hanya mengundang reaksi warga TikTok, tapi juga Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang kagum dan mendukung program mereka agar melibatkan anak muda lainnya.

Pandawara Group beranggotakan 5 pemuda, yaitu Ikhsan Destian, Gilang Rahma, Muhammad Rifqi, Rafly Pasya, dan Agung Permana. Aksi heroik ini berawal dari keresahan mereka yang terlalu sering dilanda banjir. Mereka muak serta geram dengan terjadinya banjir di daerah mereka yang diakibatkan oleh tumpukan sampah organik maupun anorganik yang amat berlimpah.

Sampah tersebut yang dihasilkan oleh daerah mereka sendiri dan juga berasal dari kiriman daerah lain. Pandawara Group mengaku, bahwa masyarakat sekitar mereka kurang memiliki kesadaran sehingga mereka hampir setiap hari membuang sampah ke sungai pada malam hari saat musim hujan. Hal ini dilakukan oleh warga agar tidak terciduk oleh warga lainnya ketika membuang sampah tersebut.

Rasanya kurang lengkap apabila kawan mengenal Pandawara Group akan tetapi tidak mengetahui proses dan hambatan-hambatan yang dilalui oleh mereka selama membersihkan sampah.

Darurat Sampah, Lubang Biopori Jadi Solusi bagi Masyarakat Cipadung

Beberapa tahapan mereka lakukan sebelum terjun ke lapangan, seperti memastikan keamanan tempat yang akan mereka eksekusi. Di tempat yang yang kotor tak bisa dipungkiri dengan yang namanya binatang berbisa seperti ular dan yang lainnya.

Oleh karena itu, mereka mengeceknya terlebih dahulu dengan menggunakan kayu panjang yang dipukulkan ke tumpukan sampah dan memeriksa lubang-lubang kecil di pinggiran sungai agar binatang berbisa seperti ular kobra keluar. Selain itu, mereka juga mengecek kedalaman sungai.

Pandawara terjun dengan membersihkan pinggiran-pinggiran tol, pinggiran selokan, menyelam ke dalam selokan dan sungai yang hanya sebatas kaki, sebatas paha, hingga terjun langsung ke dalam sungai yang dalam.

Sampah-sampah yang mereka kumpulkan dibuang ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) daerah sekitar, yang setelah itu akan dikirim ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sebelumnya, mereka tak pernah membuat konten sekitar 3 bulan dan hanya membersihkan area yang tak terlalu besar.

Setelah mereka cukup berani untuk melakukan hal yang lebih, disertai dengan munculnya ide untuk menyebar aspirasi masyarakat secara luas, kini mereka tak luput membuat konten sebagai bentuk tamparan bagi masyarakat.

Tahapan ini pun tak semulus yang Kawan pikirkan. Tak sedikit masyarakat yang mencibir mereka sebagai 'pengangguran yang mencari perhatian pemerintah', formalitas, dan cibiran lainnya. Bahkan kelima pemuda tersebut mengaku sejak pertama terjun untuk melakukan pembersihan sampah, tidak ada seorang pun masyarakat yang berinisiatif untuk membantu. Malahan pada beberapa kesempatan, mereka sempat dibantu oleh orang yang tak dikenal yang ternyata orang tersebut adalah ODGJ setempat.

Sekolah Alam Al-Firdaus: Sekolah di Indonesia yang Bayar SPP dengan Sampah

Setelah beberapa tempat mereka bersihkan, tentunya tak luput dari yang namanya biaya. Mereka mengaku bahwa dana yang dikeluarkan bisa mencapai satu juta untuk membersihkan satu sungai. Hal itu digunakan untuk penyewaan pick up sebesar Rp 350.000 dan biaya TPS (Tempat Pembuangan Sementara) sebesar Rp 350.000, serta biaya-biaya lainnya.

Dana tersebut pertama kali mereka kumpulkan dari iuran mereka berlima. Ajaibnya, para pemuda mengaku bahwa tidak pernah kekurangan dana selama uang tersebut digunakan untuk program yang mereka jalani ini. Kini, Pandawara Group sudah membuka donasi untuk tambahan dana, mereka juga open volunteer untuk membantu memperingan sekaligus mengajak pemuda lain untuk berkontribusi dalam program tersebut.

Pandawara Group sama sekali tak dibayar dari kegiatan pembersihan sampah tersebut. Mereka bertekad melakukan kegiatan ini sampai sampah di Indonesia benar-benar berada di tempat yang seharusnya. Bahkan, apabila 5 sampai 10 tahun ke depan sampah masih tetap sama, mereka tak akan menyerah dan juga akan menggerakkan pemuda lain untuk membantu dan meneruskan kegiatan ini.

Tujuan kelima pemuda yang desanya sedari kecil dilanda banjir itu hanya satu, yaitu agar orang lain tak merasakan hal yang sama seperti mereka, dengan mengurangi sampah dan menempatkan sampah pada tempatnya tentu hal itu dapat Kawan hindari.

Tujuan tersebut akan tercapai apabila ada kerja sama antara kesadaran masyarakat Indonesia dan pemerintah yang mempunyai kapasitas untuk membereskan masalah sampah yang ada.

Dengan pembuangan sampah yang secara teratur, sampah di Indonesia akan berkurang dan bisa diatasi. Hanya beberapa persen sampah yang bisa diolah, sisanya berada di TPA.

Sampah tidak bisa dibersihkan, akan tetapi bisa dikurangi, diolah, serta tahu tempat pembuangan yang seharusnya.

Rubah Kertas: Solusi Ramah Lingkungan dalam Mengatasi Masalah Sampah Kertas dan Dampaknya

Program yang akan dilakukan selanjutnya oleh Pandawa Group adalah datang ke kota atau daerah-daerah lain atau ke sekolah-sekolah terutama SMP untuk mengedukasi dan meng-influence mereka tentang cara mengolah dan menanggulangi sampah dengan baik dan benar. Membentuk tim dari Sabang sampai Merauke untuk bekerjasama dengan menghadirkan perwakilan setiap daerah.

Apakah Kawan bersedia menyumbangkan materi atau tenaga yang dimiliki?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AT
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini