Kampung Lali Gadget: Menyelamatkan Anak-anak dari Kecanduan Teknologi

Kampung Lali Gadget: Menyelamatkan Anak-anak dari Kecanduan Teknologi
info gambar utama

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, kecanduan handphone telah menjadi masalah serius, terutama di kalangan anak-anak. Namun, di Sidoarjo, Jawa Timur, Achmad Irfandi seorang individu berhati mulia telah menciptakan solusi inovatif untuk menghadapi tantangan ini. Kampun g Lali Gadget, kampung khusus bermain dan edukasi tanpa menggunakan gadget dalam kegiatannya ini, dibangun pada April 2018 oleh Achmad Irfandi. Beliau memiliki tujuan mulia untuk membebaskan anak-anak dari belenggu perangkat elektronik dan membimbing mereka kembali ke permainan tradisional dan interaksi sosial yang sehat.

Kampung Lali Gadget bukan hanya sekadar tempat, tetapi juga sebuah gerakan. Kampung Lali Gadget pada tahun 2021 menerima penghargaan dari Astra sebagai upaya kreatif membangun bangsa di bidang pendidikan bertajuk Satu Indonesia Award 2021 dan pada tahun yang sama Pertamina Foundation meloloskan proposal Culture hub menjadi inovasi sosial yang terdanai. sumber:https://iniklg.com/about/

Achmad Irfandi, pemimpin inisiatif ini, merasa perlu untuk melawan arus kebiasaan bermain handphone yang terlalu berlebihan. Anak-anak di kampung ini diberikan kesempatan untuk menyimpan handphone mereka saat berada di kampung, memberi mereka kesempatan untuk menikmati dunia nyata. Mereka bisa bermain sepuasnya, berinteraksi dengan teman-teman, dan terlibat dalam berbagai permainan tradisional.

Kampung ini bukan hanya menciptakan lingkungan yang bebas dari perangkat elektronik, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat. Achmad tidak bekerja sendirian; ia dikelilingi oleh para relawan berhati mulia yang membantunya menjalankan misi luhur ini. Baik relawan individu maupun komunitas bergabung untuk mendukung Kampung Lali Gadget. Mereka memberikan waktu, tenaga, dan sumber daya mereka untuk memastikan kesuksesan program ini.

Mariana Yunita dan Upayanya Mengadakan Edukasi Kesehatan Seksualitas Komprehensif di NTT

Salah satu inovasi terbesar dari Kampung Lali Gadget adalah memanfaatkan permainan tradisional. Anak-anak diajak kembali ke masa lalu, di mana permainan seperti bekel, egrang, congklak, dan wayang menjadi hiburan utama. Sementara mereka tertawa, bersenang-senang, dan berinteraksi satu sama lain, mereka juga mengasah keterampilan sosial dan mengembangkan kecerdasan emosional mereka.

Main Lumpur di Kampung Lali Gadget
info gambar

Permainan yang ada di Kampung Lali Gadget ini dapat dinikmati oleh semua usia bahkan anak berumur 1 tahun. Tidak hanya permainan tradisional khas Jawa, sensory play juga dihadirkan disini. Berbagai macam sensory play dihadirkan disini, seperti sensory play air dengan eksplorasi permainan tradisional berbahan air yaitu roket air, menuang air pakai kendi, meremas spons, estafet air pakai daun talas, dan lain-lain.

Tidak hanya sensory play dengan air, Kampung Lali Gadget juga menyediakan sesnroy play menggunakan media pasir. Bermain pasir sebagai media sensory play mampu meningkatkan kecerdasan kognitif, emosi, sosial, hingga self-acceptance dan self-esteem anak usia dini hingga remaja. Kampung Lali Gadget juga menyediakan program beasiswa bermain untuk semua usia mulai dari umur 1 tahun setiap hari minggu. Untuk weekdays dan weekend dapat dikunjungi oleh setiap orang yang siap bermain tanpa gadget di Kampung Lali Gadget dengan mendaftar terlebih dahulu melalui kontak person di sosial media Kampung Lali Gadget.

Di Balik Art Therapy: Bagaimana Seni Mampu Memulihkan Kesehatan Mental?

Tidak hanya tentang bermain dan berfokus pada anak-anak, Kampung Lali Gadget juga memberdayakan masyarakat lokal dengan memberikan mereka peluang ekonomi. Pedagang lokal diizinkan untuk berjualan di sekitar, sehingga membuka peluang pendapatan masyarakat dan bagi anak-anak untuk belajar tentang uang serta pengelolaan keuangan sambil menikmati makanan ringan atau permainan tradisional.

Achmad Irfandi, dengan visinya yang tulus, bukan hanya menyelamatkan anak-anak dari kecanduan teknologi, tetapi juga membantu membangun kembali esensi kehidupan komunitas. Pesannya sangat jelas: kita perlu menemukan keseimbangan antara teknologi dan tradisi, mengajarkan anak-anak agar tidak melupakan akar budaya mereka sambil mengembras era digital.

Dalam upayanya yang gigih, Achmad Irfandi mengingatkan kita akan pentingnya kehidupan sederhana dan nilai-nilai manusiawi. Kampung Lali Gadget bukan hanya menjadi tempat bermain anak-anak; ini adalah tempat di mana mimpi-mimpi tumbuh, persahabatan terjalin, dan masa depan terbentuk. Achmad Irfandi telah memberikan inspirasi kepada kita semua untuk menjaga keaslian dan kehangatan dalam dunia yang semakin terhubung dan serba cepat ini #kabarbaiksatuindonesia.

Beban Ganda Kesehatan di Desa Pesisir Gorontalo: Penyakit Menular dan Tidak Menular

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini