Mengintip Kisah Inspiratif 5 Under 30 Penerima Satu Indonesia Awards

Mengintip Kisah Inspiratif 5 Under 30 Penerima Satu Indonesia Awards
info gambar utama

Satu Indonesia Awards merupakan ajang penghargaan yang digelar oleh Astra berupa pemberian apresiasi bagi anak muda Indonesia yang telah memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2010, Anugerah Satu Indonesia Awards telah memasuki tahun keempat belas pada tahun 2023 ini.

Setiap tahunnya, orang-orang yang terpilih akan diberikan bantuan dana kegiatan sebesar Rp65 juta beserta berbagai pelatihan. Di antara puluhan pemenang sejak 2010, terdapat banyak anak muda yang memulai kegiatan positifnya diusia dibawah 30 tahun. Berikut daftar 5 anak muda Indonesia yang telah memberikan kontribusinya untuk masyarakat dan lingkungan sekitar.

1. Amilia Agustin - RATU SAMPAH SEKOLAH

Amilia Agustin (27) yang saat itu masih berusia 18 tahun dan duduk di bangku SMA, menjadi salah satu penerima penghargaan Satu Indonesia Awards tahun 2010. Ia membuktikan bahwa bukan hanya orang dewasa saja tapi anak muda juga dapat berkontribusi aktif dalam merawat lingkungan. “Semua bisa asalkan kreatif dan konsisten,” katanya.

Kisah Pohon Asem Keramat 500 Tahun dari Brebes yang Sulit Ditebang

Amilia Agustin terinspirasi membangun komunitas "Go to Zero Waste School", komunitas mengelola sampah berbasis sekolah yang didorong oleh kegelisahannya melihat onggokan sampah di sekolahnya. Selain bekerja sama dengan teman-temannya, dalam kegiatan pelestarian lingkungan ini, Amilia Agustin turut mengajak ibu-ibu di sekitar lingkungan untuk ikut berkontribusi

2. Nurman Farieka Ramdhany - PENYULAM SEPATU KULIT KAKI AYAM

Jika pada umumnya bahan pembuatan sepatu kulit diambil dari kulit reptil, Nurman Farieka Ramdhany (27) pemuda penerima Satu Indonesia Awards 2019 ini menciptakan inovasi baru dengan memanfaatkan kulit kaki ayam sebagai bahan baku sepatu buatannya. Usaha kreatif yang dibangunnya sejak 2015 ini diberi nama Hirka yang artinya dicintai.

Berbekal hasil penelitian sang ayah yang dilakukan 20 tahun lalu kala berkuliah di Politeknik Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta yaitu mengembangkan kulit ceker ayam sebagai raw material, Nurman akhirnya menjadikannya bahan untuk material sepatu. Di tangan Nurman, kulit ceker ayam yang semula hanya berakhir sebagai limbah, berubah menjadi produk yang berdaya saing tinggi. Sepatu buatan Nurman diterima dengan baik oleh pasar karena tekstur kulit ceker ayam yang mirip dengan kulit ular.

3. I Gede Merta Yoga Pratama - PELACAK IKAN BERBASIS NAVIGASI

I Gede Merta Yoga Pratama, pemuda 27 tahun asal Bali ini berhasil menciptakan FishGo, sebuah aplikasi yang dapat melacak posisi ikan dengan memanfaatkan navigasi. Bersama 9 orang rekannya, Yoga menciptakan aplikasi ini dengan harapan dapat membantu nelayan dengan cara memetakan pergerakan ikan serta tepat sasaran memprediksi cuaca sehingga nelayan dapat melaut dengan aman dan menghemat penggunaan bahan bakar kapal.

Sosok Nyi Rambut Kasih, Ratu Sakti yang Muncul untuk Lindungi Majalengka

Yoga mengaku ia terinpirasi dari permainan online Pokemon Go yang mengharuskan pemain berjalan dan mencari sendiri pokemon virtual. Berkat ide uniknya, Yoga berhasil membantu meningkatkan hasil tangkapan nelayan yang semua 40-60kg/hari menjadi 100kg/hari. Tercatat, pada tahun 2020, sebanyak 50 nelayan telah terbantu dengan adanya aplikasi ini.

4. Muhammad Zidny Kafa - PENATA PANGGUNG TANGGAP COVID-19

Berawal dari keresahan Muhammad Zidny Kafa (24) terhadap lamanya respon tim Siaga Covid-19 di daerah mereka dalam menangani penyebaran pandemi, Zidny beserta rekan-rekan dan salah satu lurah membentuk gerakan PTC-19 (Panggung Tanggap COVID-19). Tim PTC-19 menyediakan platform website untuk mendata kondisi masyarakat secara online. Masyarakat yang mengirimkan data kemudian diidentifikasi untuk melihat kelompok rentan tertular virus. Selain melakukan pendataan, PTC-19 juga melakukan kegiatan mitigasi bencana baik mitigasi klinis dan non-klinis (sosial dan ekonomi). Dari segi ekonomi, tim PTC-19 memberikan bantuan berupa sembako kepada warga.

5. Gede Andika - PENGGERAK KREASI EDUKASI BAHASA DAN LITERASI LINGKUNGAN DARI DESA PEMUTERAN

Mengesampingkan ego demi kebaikan orang lain, Gede Andika (25) merelakan kuliahnya demi keberlangsungan pendidikan anak-anak kurang mampu di kampung halamannya dan merintis KREDIBALI (Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan). KREDIBALI berfokus menyediakan kursus Bahasa Inggris bagi anak-anak SD sampai SMP di Desa Pemuteran Kabupaten Buleleng, Bali.

Alih-alih membayar dengan uang, siswa yang berminat mengikuti kursus diminta membayar dengan sampah plastik yang merupakan limbah rumah tangga masing-masing. Bekerja sama dengan Plastik Exchange, sampah plastik yang dikumpulkan siswa akan ditukar dengan beras setelah ditimbang dengan satuan kilogram.

Mengenal Benteng Martello, Bangunan Bersejarah yang Muncul di Film Petualangan Sherina 2

Kontribusi anak muda sangatlah berharga dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada anak muda agar dapat terus berkontribusi untuk membuat dunia menjadi lebih baik.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MN
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini