Nurman Farieka, Sulap Kulit Ceker Ayam Jadi Sepatu Kelas Internasional

Nurman Farieka, Sulap Kulit Ceker Ayam Jadi Sepatu Kelas Internasional
info gambar utama

Industri sepatu setiap tahunnya mengalami perkembangan dan terus menghadirkan inovasi-inovasi baru. Penggunaan sepatu tidak hanya sebagai alas kaki, bagi sebagian orang sepatu menjadi pelengkap dalam penampilan sehari-hari. Sepatu yang digunakan dapat dimetaforakan sebagai kulit sosial yang membawa pesan mengenai gaya hidup penggunanya. Sehingga pebisnis sepatu akan terus melakukan inovasi agar sepatu yang diproduksi diminati pasar.

Berbagai bahan baku telah banyak digunakan dalam industri sepatu seperti kulit, bludru, vinyl, suede, dan lainnya. Kendati demikian, kulit hewan seperti buaya, ular, dan reptil lainnya sering dijumpai dalam sepatu dan dianggap bernilai. Sepatu dengan menggunakan kulit hewan reptil atau kulit eksotis biasanya memiliki harga yang jauh lebih tinggi dari sepatu dengan bahan baku lainnya. Akibatnya fauna terancam punah karena demi pembuatan sepatu perburuan satwa ilegal semakin marak. Sehingga permasalahan penggunaan kulit hewan eksotis dalam industri sepatu kerap kali menuai pro dan kontra di berbagai negara termasuk di Indonesia.

Berangkat dari urgensi tersebut, Nurman Farieka Ramdhany mulai berpikir membuat sepatu menggunakan bahan alternatif lain selain kulit eksotis agar tidak mengancam kehidupan satwa. Pada tahun 2015, Nurman tidak sengaja membuka jurnal ilmiah milik ayahnya yang memiliki topik pembahasan mengenai teknik penyemakan kulit ceker ayam. Lalu Nurman akhirnya memiliki ide untuk membuat produk dengan menggunakan kulit ceker ayam dan langsung mencoba melakukan berbagai riset.

Proses untuk membuat sebuah produk berkualitas dari kulit ceker ayam tidak mudah, Nurman memerlukan waktu sekitar dua tahun untuk melakukan serangkaian riset untuk membuat sebuah sepatu yang bernilai tinggi. Usaha yang dilakukan Nurman membuahkan hasil manis dengan berhasil membuat produk sepatu kulit ceker ayam pertama di dunia. Nurman dengan bangga memasarkan produk sepatu kulit ceker ayam dengan brand Hirka.

Di Semarang, Uang Receh Bikin Warga Miskin Bisa Merasakan Nikmatnya Bedah Rumah

Pada proses pembuatan sepatu, Nurman berhasil menggubah kulit ceker ayam yang dikenal sebagai limbah menjadi naik kelas. Melalui serangkaian proses seperti persiapan kulit ceker ayam, pre-tanning, penyamakan hingga finishing kulit ceker ayam yang ada di sepatu akan tampak seperti kulit dari reptil. Selain itu, meskipun berasal dari limbah namun sepatu yang produksi Nurman terbukti cukup kuat dan minim mendapatkan keluhan dari pelanggan.

Customer kita kasih garansi selama dua tahun, jika ada apa-apa bisa dikeluhkan dan sampai berjalan selama lima tahun presentase komplain bisa dihitung jari,” kata Nurman saat hadir dalam talkshow GNFI, Senin (2/10).

Sepatu kulit ceker ayam diproduksi di Bandung telah berhasil membuka lapangan pekerjaan baru, , berkat Nurman ada kenaikan perekonomian bagi pengepul ceker ayam di pasar serta ada pengurangan limbah ceker ayam. Selain itu, Nurman juga memberdayakan pengrajin sepatu untuk mengalihkan pembuatan sepatu dengan kulit reptil menjadi kulit ceker ayam.

Sepatu Kulit Ceker Ayam Berhasil Go Internasional

Setelah dipasarkan secara luas, sepatu dari kulit ceker ayam terbukti mampu bersaing dengan sepatu yang berasal dari kulit eksotis. Produksi dan penjualan dari sepatu kulit ceker ayam terus alami peningkatan dan sudah terjual hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Produk yang berasal dari Bandung tersebut sudah terjual sampai ke Jakarta, Aceh, Kalimantan, dan Sumatera.

Tak berhenti sampai disitu, sepatu kulit ceker ayam juga sudah merambah ke pasar internasional. Dengan keunikan dan keindahan produk sepatu kulit ceker ayam, Numan telah memiliki pelanggan dari berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Hongkong, Brasil, dan Prancis.

Nurman memiliki harapan kedepannya sepatu kulit ceker ayam dapat semakin memperluas pasar internasional dan akan meluncurkan strategi pemasaran baru dengan menciptakan produk seasonal dan hadir di pameran.

Di Semarang, Uang Receh Bikin Warga Miskin Bisa Merasakan Nikmatnya Bedah Rumah

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

L
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini