Suku Baduy : Pelestarian Budaya yang Tak Lekang Waktu

Suku Baduy : Pelestarian Budaya yang Tak Lekang Waktu
info gambar utama
  1. Tentang Baduy

Indonesia adalah negara yang kaya akan, budaya, suku, dan adat istiadat. Mari kita telusuri ke Provinsi Banten, disana terdapat suku yang pelestarian budayanya sangat terjaga.

Sebelumnya kawan tahu Suku Baduy itu apa?

Suku Baduy adalah sekelompok masyarakat yang tinggal di pedalaman yaitu di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Mereka merupakan masyarakat yang menutup diri dari dunia luar.

Pelestarian budaya yang sangat terjaga karena leluhur mereka yang patuh dengan adat dan pantang dengan budaya modern. Sebab mereka menutup diri dari dunia luar "Banyak orang modern yang pintar karena terlalu pintarnya mereka sampai memintarkan orang." begitu kata orang terdahulu mereka. Tapi aturan ini hanya berlaku untuk masyarakat Baduy Dalam.

Golongan Suku Baduy

Suku Baduy dibagi menjadi dua golongan yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam.

Baduy Dalam selalu berpakaian hitam putih dan ikat kepala berwarna putih. Mereka tinggal tak jauh dari daerah Baduy Luar sekitar 8 km. Pengunjung diizinkan datang tapi dilarang mengambil gambar ataupun vidio.

Per Agustus 2023, Utang Luar Negeri Indonesia Menurun

Sedangkan Baduy Luar, mereka lebih terbuka dengan dunia luar dan penampilannya pun seperti orang kota. Namun mereka tetap mematuhi adat yang sudah diwariskan oleh para leluhur. Contohnya seperti tidak boleh sembarangan mandi di sungai tempat mereka tinggal, karena untuk menjaga kebersihan dan kelestarian sungai. Selain itu, rumah yang mereka huni berbentuk panggung agar orang didalamnya merasa nyaman dan hangat karena daerah mereka masih asri dan dingin.

Rumah orang baduy harus menghadap ke arah selatan. Bagi kepercayaan mereka (Sunda Wiwitan) itu dijadikan sebagai kiblat. Salah satu mata pencaharian mereka adalah membuat gula kawung (aren). Gula Kawung adalah gula yang dibuat dari pohon aren.

Suasana Baduy | Sumber Foto : Unsplash.com
info gambar

Orang Baduy Luar sebenarnya masih percaya jimat. Untuk soal teknologi mereka juga menguasai, salah satunya adalah handphone. Mereka dikenalkan handphone oleh pengunjung yang datang kesana. Aturan adat Baduy melarang mereka untuk bersekolah. Jadi, mereka belajar semua dari handphone tersebut salah satunya mereka bisa membaca.

Aktivitas mereka ketika siang hari pergi ke ladang. Maka dari itu, jika di siang hari desa mereka terlihat lengang. Sedangkan ketika malam hari mereka berkumpul bersama tetangga atau disebut dengan istilah Ngawangkong. Walaupun tidak ada listrik, di desa mereka tetap terlihat ramai ketika malam hari.

Melestarikan Budaya Bangsa Melalui Pemuda Indonesia

Adat orang gajebo (nama salah satu desa di baduy) para perempuan harus menyediakan makanan untuk para pria. Mereka tidak memakai kompor untuk memasak, tetapi memakai tungku yang dibuat diatas tanah liat. Ada kepercayaan orang tua, "Api itu tidak boleh terkena tanah langsung, takut murka karena alamnya tersakiti" katanya.

Ikan asin adalah makanan favorit mereka karena lauk tersebut paling awet disimpan maklum jika desa mereka jauh dari manapun.

Prinsip sederhana adalah prinsip yang kuat dipegang oleh masyarakat Baduy. Misalnya dalam penggunaan padi dari hasil panen mereka tidak besar-besaran.

Masyarakat Baduy pasti mempunyai leuit atau lumbung padi gunanya untuk menyimpan hasil panen. Rata-rata leuit menyimpan padi yang sudah berumur puluhan tahun karena terlalu banyaknya timbunan padi yang di hasilkan. Padi dari leuit tidak boleh sembarangan dipakai, itu dipakai jika ada acara khusus seperti Pernikahan atau Seba Baduy.

Pelestarian budaya dan adat dari dahulu hingga kini membentuk kearifan lokal yang sangat unik. Tertarik untuk berwisata ke Baduy?

Sumber : https://youtu.be/O9tLEJCalxg?si=hF97UJgU9kKGkRLF

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini