Tunas Meratus Nursery, Tindak Nyata Hanif Selamatkan Buah Langka

Tunas Meratus Nursery, Tindak Nyata Hanif Selamatkan Buah Langka
info gambar utama

Sebagai negara tropis yang memiliki jutaan keanekaragaman hayati, Indonesia sangat kaya akan berbagai jenis tanaman dan buah-buahan. Curah hujan dan sinar matahari hangat selalu menemani negara agraris ini sepanjang waktu secara bergantian sesuai dengan musimnya.

Ekosistem dan cuaca yang hangat menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah kekayaan alam yang amat melimpah. lokal yang melimpah. Tak jarang beberapa tanaman, hewan, bahkan buah menjadi ikon endemik daerah setempat karena tidak dapat dijumpai di daerah maupun negara lain.

Dalam sebuah jurnal Edu Biosfer, terdapat paling tidak 30.000 jenis tumbuhan berbunga yang tumbuh liar di hutan-hutan. Uniknya, hanya sekitar 4.000 spesies saja yang baru diketahui dan dimanfaatkan oleh penduduk sekitar.

Kawan, keanekaragaman hayati Indonesia yang melimpah ruah ini sedang berada di ambang kepunahan. Sebuah makalah yang diterbitkan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta mencatatkan, terdapat lebih dari 600 spesies tanaman terancam punah.

Kondisi ini harus segera diatasi mengingat Indonesia memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap salah satu penyumbang kekayaan dan aneka tumbuhan di dunia. Jika hal tersebut dibiarkan, bukan tidak mungkin generasi bangsa di masa depan tidak akan pernah tahu bahwa Bumi Pertiwi adalah negara dengan kekayaan alam yang meluap.

Salah satu daerah dengan pasokan tanaman lokal yang luar biasa adalah Kalimantan. Sebagai pulau yang memiliki gugusan hutan yang sangat luas, Borneo menjadi tempat yang harus dijaga kelestariannya.

Kasus pembabatan hutan yang semakin masif membuat kuantitas tumbuhan di sana semakin menurun. Hal ini membuat salah satu penduduknya tergerak untuk membudidayakan tanaman yang mulai hilang.

Adalah Mohammad Hanif Wicaksono, seorang aparatur sipil negara asal Jawa Timur yang menjadi pahlawan penyelamat hutan dan tanaman langka di Kalimantan. Ia berhasil membuat sebuah program bernama Tunas Meratus yang mendorongnya meraih penghargaan SATU Indonesia Award pada 2018 di bidang lingkungan.

Baca juga: Narman, Warga Asli Baduy Luar, Inisiasi Pemasaran Online Kerajinan Baduy Lewat Baduy Craft

Bertindak Demi Kelestarian

hanif wicaksono
info gambar

Putra asli Jawa Timur ini banyak menghabiskan waktunya untuk meneliti tanaman serta buah-buahan di Kalimantan Selatan. Hanif mendedikasikan dirinya untuk membudidayakan tanaman buah langka khas daerah tinggalnya.

Pengabdiannya ini tidak luput dari keresahannya akibat penggundulan hutan tiada henti. Laju deforestasi yang semakin tinggi membuah banyak tanaman endemik Kalimantan mulai langka. Hal ini yang mendorong Hanif untuk mulai menyelamatkan dan membudidayakan tanaman-tanaman tersebut.

Luar biasanya, ia menggunakan seluruh uang pribadinya untuk bergerak. Berbekal ilmu yang ia dapatkan secara otodidak, Hanif berhasil menemukan ratusan bibit tanaman buah langka khas Kalimantan Selatan.

Seluruh penemuannya didokumentasikan dan dibukukan dengan tujuan agar seluruh lapisan masyarakat mengenal dan mengetahui berbagai jenis buah langka yang ada di hutan-hutan Pulau Seribu Sungai tersebut.

Dengan tekad yang kuat, Hanif juga mulai mengambil bibit yang diharapkan dapat dibudidayakan. Selain itu, ia juga menyebar bibit-bibit hasil budidayanya di beberapa kebun raya agar dapat dilestarikan. Luar biasa, ya!

Saat ini, Desa Marajai, Kabupaten Balangan, yang menjadi tempat tinggal Hanif sudah resmi dinobatkan sebagai desa plasma untuk pembudidayaan tanaman langka khas Kalimantan.

Baca juga: PKBM Khatulistiwa, Wujud Nyata Pendidikan Sebagai Prioritas Utama

Sabet Penghargaan Bergengsi Berkat Dedikasi

buah kacupuri
info gambar

Hanif sudah mulai menjelajahi hutan-hutan Kalimantan sejak 2012 silam. Sudah lebih dari 200 bibit tanaman yang ia temukan di hutan Kalimantan.

Menurutnya, keberadaan buah sangat penting bagi manusia. Apabila buah hilang, akan sangat mungkin bahwa hewan-hewan juga turut hilang, karena ekosistemnya terganggu.

Hal ini membuatnya terdorong untuk mulai membantu melestarikan buah asli Kalimantan. Tekad dan semangatnya yang luar biasa mengantar Hanif mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Award bidang lingkungan pada Oktober 2018 lalu.

Selain itu, ia juga berhasil menyabet penghargaan bergengsi Indonesia lainnya, yakni Penghargaan Kalpataru yang dianugerahkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2021. Pada 2022, Hanif juga mendapatkan penghargaan Local Hero Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA).

Berkat kerja kerasnya pula, desa tempat tinggal Hanif menjadi semakin maju. Ia juga mendapat pembinaan dari stakeholder terkait untuk melestarikan buah endemik Kalimantan.

Semangat Hanif untuk menjaga kelestarian alam memang patut diacungi jempol. Dedikasinya membuat ratusan spesies buah terlindungi.

“The Earth does not belong to us: we belong to the Earth” – Marlee Matlin.

Referensi

Angio, M. H., & Irawanto, R. (2019). Pendataan Jenis Buah Lokal Indonesia Koleksi Kebun Raya Purwodadi. Jambura Edu Biosfer Journal, 1(2), 41-46.

Widyatmoko, D. (2019, 4 27). Publikasi Ilmiah UMS. Retrieved from publikasiilmiah.ums.ac.id: https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/11287/p.%201-22.pdf?sequence=1&isAllowed=y

https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/pembudidaya-tanaman-buah-langka/

https://www.youtube.com/watch?v=uYjHcKlacHA

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini