Dari J-ruk Sumba Untuk kareka Sumba Yang Lebih Maju

Dari J-ruk Sumba Untuk kareka Sumba Yang Lebih Maju
info gambar utama

Pengelolaan Data yang Efisien Human Trafficking atau dalam bahasa Indoensia dapat disebut sebagai perdagangan manusia merupakan sebuah kasus fenomena sosial yang kasusnya semakin hari semakin bertambah jumlahnya terkhusus di Indonesia sendiri. Berdasarkan data yang dilansir dari website resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) mencatat sedikitnya 1.581 orang di Indonesia menjadi korban TPPO pada periode 2020-2022, angka yang tidak sedikit ini menjadi kekhawatiran yang harusnya diwaspadai di negara Indonesia, dan berdasarkan data diatas juga Sebagian besar korban-korban berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur.

Banyaknya korban akibat iming-iming menjadi TKI yang memiliki gaji yang besar dan biaya hidup terjamin inilah yang menyebabkan para korban dari human trafficking ini tergiur ditambah lagi latar belakang pendidikan yang bisa dikatakan rendah menjadi faktor utama para korban ini tergiur. Masalah Human Trafficking ini bukan hanya menjadi masalah besar di Indonesia namun sudah sampai pada permasalahan besar yang menjadi pusat perhatian dari ASEAN akibat korban yang tiap tahun makin bertambah jumlahnya.

Mengenal Museum Penerangan, Belajar Sejarah Perjuangan Indonesia

Akibat dari keresahan dan perlawanan terhadap Human Trafficking yang banyak terjadi di Indonesia terkhusus Nusa Tenggara Timur inilah yang menjadikan kawan GNFI kali ini mendirikan komunitas yang awalnya bernama J-ruk Sumba menjadi KAREKA Sumba. Kawan GNFI kali ini merupkan seorang pemuda kelahiran Waitabula 20 Maret 1992 yang berasal dari Witabula, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, yang merupakan pendiri organisasi KAREKA Sumba yang beranggotakan 45 orang pada 2017 lalu yang dilansir melalui wawancara lansung di channel You Tube SATU Indonesia.

Dalam pembentukan komunitas KAREKA Sumba ini, Kawan GNFI didukung penih oleh masyarakat sekitar bahkan sampai dimana komunitas ini sudah mencapai tahun ke 6 pada tahun 2017 silam. Di waktu perjalanan yang Panjang yang dimulai pada tahun 2014 silam KAREKA Sumba pastinya mengalami beberapa kendala yang berasal dari luar komunitas dan dalam komunitas KAREKA Sumba sendiri pastinya, masalah internal yang dialami biasanya berkaitan dengan bagimana menjaga rasa semangat dalam diri para anggota KAREKA Sumba dan juga menjaga nilai-nilai yang ada didalamnya dan juga masalah tangguang jawab yang komunitas emban juga merupakan konsekuensi yang menjadi kendala tersendiri bagi komunitas akbiat banyaknya masyarakat yang menatuh harapan besar pada komunitas ini.

Akibat dari tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya edukasi akan human trafficking Teman GNFI kita mengalami beberapa pengalaman yang menarik dan tentunya sangat sesuai dengan fokus komunitas yang mencegah perdagangan manusia ini, pengalaman yang pernah dialami nya salah satunya yaitu ada sekelompok Ibu-Ibu yang akan diberangkatkan ke Kota Semarang untuk bekerja, namun perjalanan mereka terhenti pada saat rombongan ini baru sampai di Kota Kupang sebagai kota transit sebelum melanjutkan perjalanan ke kota tujuan, perjalanan rombongan ini terhenti karena bebrapa aksi yang dilakukan oleh pihak komunitas dan pihak kepolisian sendiri akibat adanya laporan dokumen palsu yang menjadi identitas rombongan pekerja ini.

Wajah-Wajah Istimewa: Belajar dari Buddha, Yesus sampai Muhammad

Perlunya penguatan akses informasi sebelum mengenai human trafficking sejak dini dan juga apabila sudah berada di luar negeri atau kota alangkah baiknya menjalin komunikasi yang lebih baik atau intens dengan pihak keluarga hal ini sangat perlu dilakukan untuk mengetahui akses informasi yang ada diluar daerah dan juga melalui komunikasi sebagai media infromasi agar keluarga mengetahui berikut pesan Teman GNFI. Akibat dari dampak positif yang diciptakan Teman GNFI kita kali ini beliau mendapatkan gelar penghargaan dibidang kesehatan melui ajang SATU Indonesia Award pada 2017 silam.#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini