Mohammad Afifi Romadhoni: Galakkan Kebersihan bagi Santri Lewat Gerakan Pesantren Sehat

Mohammad Afifi Romadhoni: Galakkan Kebersihan bagi Santri Lewat Gerakan Pesantren Sehat
info gambar utama

"Kebersihan adalah sebagian dari iman."

Kalimat di atas mungkin sudah tidak asing lagi bagi Kawan yang beragama Islam.

Potongan kalimat dari hadis tersebut memberikan gambaran bahwa kebersihan merupakan suatu hal penting yang harus dijaga oleh setiap manusia.

Dengan menerapkan pola hidup yang bersih, kecil kemungkinan diri kita akan diserang oleh berbagai macam penyakit.

Pemerintah Indonesia juga sudah mencanangkan program penerapan pola hidup sehat bagi setiap warga negara.

Program ini dikenal dengan nama Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau GERMAS yang bertujuan agar setiap masyarakat Indonesia bisa menerapkan pola hidup sehat dalam kesehariannya.

Beberapa pola hidup sehat yang mesti diterapkan bagi setiap orang dalam program GERMAS di antaranya melakukan aktivitas fisik, makan makanan bergizi, menggunakan jamban, hingga menjaga kebersihan lingkungan.

Pentingnya kebersihan dan pola hidup sehat bagi setiap orang inilah yang menginisiasi Mohammad Afifi Romadhoni, seorang dokter umum di Jambi untuk membentuk sebuah gerakan yang mendukung pola hidup sehat, khususnya bagi para santri di lingkungan pesantren.

Gerakan tersebut dia beri nama dengan Gerakan Pesantren Sehat atau GPS.

Baca juga: Kisah Inspiratif Nordianto Terhadap Pernikahan Dini

Kebersihan dan Kesehatan di Lingkungan Pesantren

Kehidupan santri di pesantren
info gambar

Kesadaran Mohammad Afifi Romadhoni untuk membentuk Gerakan Pesantren Sehat (GPS) sebenarnya berdasarkan dengan apa yang sudah dialaminya di masa lalu.

Afif, sapaan akrab dari dokter muda ini sempat menghabiskan sembilan tahun masa pendidikannya di lingkungan pesantren, yakni enam tahun di MI Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, Indralaya, Sumatra Selatan dan tiga tahun di MTS Negeri Muara Enim, Sumatra Selatan.

Berdasarkan pengalamannya menempuh pendidikan di pesantren inilah Afif melihat bahwa pola hidup para santri, khususnya dalam hal kebersihan tidak terjaga dengan baik.

Kondisi gedung pesantren yang terkadang lembab dengan sirkulasi udara yang tidak baik, ditambah kebiasaan saling berbagi barang pribadi, seperti pakaian dan alat mandi membuat para santri rentan untuk saling terkena penyakit.

Oleh sebab itu, beberapa penyakit kulit, seperti panu sudah menjadi hal lumrah terjadi di kalangan para santri.

Baca juga: Berawal dari seorang korban bergerak menjadi Sang Pahlawan

Gerakan Pesantren Sehat (GPS)

Kegiatan GPS di Ponpes Nurul Iman
info gambar

Berbekal pengalamannya di lingkungan pesantren, lulusan Pendidikan Dokter Umum FKIK Universitas Jambi ini bersama beberapa temannya akhirnya membentuk Gerakan Pesantren Sehat (GPS) pada 2017 silam.

Pembentukan GPS bertujuan untuk memberikan penyuluhan akan pentingnya menjaga kebersihan bagi para santri, khususnya yang berasal dari pesantren tradisional yang ada di Jambi.

Tidak hanya dalam hal kebersihan dan kesehatan fisik, GPS juga memberikan penyuluhan tentang pentingnya kesadaran kesehatan mental bagi para santri karena hidup jauh dari orang tua.

Terdapat empat program utama yang dijalankan GPS dalam prosesnya, yaitu Program Sharing Class PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan Program CS (Cerita Santri) yang bertujuan untuk memberikan mentoring dan edukasi bagi para santri dalam memecahkan berbagai masalah yang sedang dihadapi.

Dua program lain yang juga dijalankan oleh GPS adalah Program Patok (Pesantren Tanpa Rokok) dan Book4Santri (Buku untuk Santri).

Tidak hanya bagi para santri, GPS juga memiliki program khusus yang diperuntukkan bagi para lansia yang sudah berusia lanjut.

Program bagi para lansia ini dikenal dengan nama 'A Day with Lansia' yang dilakukan di lingkungan Wisma Tresna Werdha.

Saat ini, sudah ada puluhan anggota yang sudah bergabung bersama GPS dan berasal dari berbagai macam profesi berbeda, seperti dokter, guru, dan polwan.

Para anggota ini nantinya akan saling bergantian dalam melakukan pembimbingan di beberapa pesantren yang ada di bawah binaan GPS.

Berkat kepeduliannya ini, Afif berhasil mendapatkan dua penghargaan pada 2019 lalu, yaitu Apresiasi SATU Indonesia Awards 2019 untuk kategori kesehatan dan Terbaik I Pemuda Pelopor Provinsi Jambi 2019.

#kabarbaiksatuindonesia


Referensi:
- https://ayosehat.kemkes.go.id/germas
- https://www.kompas.id/baca/sosok/2020/08/05/mohammad-afifi-romadhoni-dokter-spesialis-kesehatan-santri
- https://www.antaranews.com/berita/1510950/mohammad-afifi-penggagas-gerakan-pesantren-sehat

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini