Undangan Perdana Pertemuan Menteri Perdagangan G7 untuk Indonesia

Undangan Perdana Pertemuan Menteri Perdagangan G7 untuk Indonesia
info gambar utama

Menteri Perdagangan (Mendag) RI Zulkifli Hasan (Zulhas) memenuhi undangan Menteri Perdagangan Jepang Yasutoshi Nishimura untuk menghadiri G7 Trade Ministers Meeting (TMM) di Osaka, Jepang. Kegiatan ini merupakan pertama kalinya bagi Indonesia diundang ke Pertemuan Menteri Perdagangan Group of Seven (G7).

“Pertemuan tingkat menteri perdagangan melibatkan tujuh anggota ditambah Indonesia, India, Kenya, Australia, Chile dan beberapa perusahaan-perusahaan besar. Indonesia hadir untuk pertama kali sebagai negara yang diundang dalam G7,” kata Zulhas, dikutip dari laman kemendag.go.id.

Zulhas menyampaikan pada sesi awal pertemuan menteri tersebut membahas tema peningkatan ketahanan rantai suplai global dan peningkatan kemitraan antara sektor publik dan swasta. Para pelaku usaha yang turut hadir dalam pertemuan ini pun merekomendasikan beberapa langkah untuk menanggapi hal tersebut.

Kemudian pada sesi working dinner, Menteri Luar Negeri Jepang yang memimpin acara ini membicarakan soal perdagangan yang berkelanjutan termasuk isu kelestarian lingkungan, perubahan lingkungan, digitalisasi, dan persiapan untuk Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-13 WTO tahun 2024 mendatang.

Suarakan keadilan perdagangan

G7
info gambar

Pada agenda tersebut, Zulhas menyampaikan perlunya pengaktifan kembali sistem penyelesaian sengketa WTO. Kemudian, seluruh negara perlu memastikan kebijakan terkait lingkungan dan sustainability tidak menjadi hambatan perdagangan. Dengan kata lain, isu lingkungan jangan sampai dijadikan alasan untuk mendiskriminasi dan menghambat perdagangan.

Sebagai perwakilan Indonesia, Zulhas juga membahas soal isu ketahanan pangan dan perundingan subsidi perikanan yang harus menjadi capaian utama KTM WTO ke-13. Menurutnya, ketahanan pangan (food security) harus diupayakan berapapun biayanya demi menjamin keamanan pangan setiap negara.

Jalan Menuju Dekarbonisasi, Aturan Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon Sudah Terbit

Hilirisasi kunci resiliensi

Dalam kesempatan yang sama, Zulhas juga berpesan bahwa hilirisasi menjadi salah satu upaya untuk menciptakan rantai pasok global yang resilien. Hilirisasi tidak hanya bermanfaat dalam menciptakan nilai tambah, tetapi juga dalam mendorong desentralisasi dan diversifikasi sistem rantai pasok global.

“Jalan menuju resiliensi terletak di desentralisasi dan diversifikasi rantai pasok global. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan lebih banyak negara dan pemangku kepentingan. Hilirisasi berperan sebagai instrumen penting untuk menghasilkan nilai tambah. Di saat yang sama, hilirisasi mendorong diversifikasi sistem rantai pasok global,” kata Zulhas.

Selain itu, Zulhas juga menekankan pentingnya kerja sama membangun rantai pasok sebagai suatu upaya yang inklusif. Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor publik dan swasta, dalam inovasi dan kolaborasi menjadi hal penting. Ia menekankan, sektor swasta perlu secara efektif memanfaatkan berbagai peluang untuk tumbuh termasuk dengan menjalin kemitraan yang kuat dengan UMKM.

Meski Ekonomi Global Melambat, Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Stabil

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini