Defense Culture : Cara Terbaik Dalam Upaya Bali Melestarikan Budaya Setempat

Defense Culture : Cara Terbaik Dalam Upaya Bali Melestarikan Budaya Setempat
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Di era 2023 (Revolusi industri 5.0) ini siapa sih yang belum tahu Bali?. Pulau yang dikenal dengan keindahan alamnya, keragaman budaya, tradisi, serta adat istiadatnya, tentu saja ini yang menjadikan Bali terkenal hingga ke mancanegara. Disamping itu, Bali juga dijuluki sebagai Ikon Pariwisata Indonesia dan Pernah menjadi Top List Best Destination In The World. Nah sebagai pulau tourism, pastinya banyak wisatawan lokal maupun internasional yang berkunjung ke Bali untuk berwisata atau liburan akhir tahun. Tentunya wisatawan-wisatawan ini datang dari berbagai daerah, dengan membawa culture mereka (budaya asing), dan pastinya memberikan perubahan-perubahan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari, pergaulan, cara berpakaian, bahasa, tingkah laku, dan lainya. Lantas bagaimanakah Upaya Masyarakat Bali Dalam Mendefense Culture Setempat? Yuk Simak Di Bawah Ini!

Eitss, nanti dulu, sebelum kita lanjut ke beberapa contoh upaya masyarakat Bali untuk mendefense culture mereka, kira-kira Kawan GNFI tau ga sih apa itu Defense Culture?. Jadi, Defense Culture itu sendiri memiliki arti (menjaga serta mempertahankan budaya), dimana ini merupakan sebuah tindakan atau aksi yang dapat membuat budaya setempat itu tidak hilang dan musnah.

Defense culture ini sangat relavan jika dikembangkan di pusat-pusat kota, sektor pariwisata, serta daerah-daerah yang sudah mulai pudar budayanya. Sehingga dengan adanya upaya untuk medefense culture setempat, maka budaya yang sudah diwariskan oleh nenek moyang sejak dahulu itu dapat dilestarikan dan dikenalkan dengan generasi penerusnya. Di bali terdapat beberapa contoh Upaya Mendefense Culture mereka, salah satunya di bawah ini!.

1. Mengenakan Busana Adat Bali Setiap Hari Kamis

Salah satu upaya yang dilaksanakan masyarakat Bali untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan mereka yakni dengan memakai baju adat bali setiap hari kamis. Mengapa?, karena baju adat bali merupakan salah satu aset budaya yang sudah diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang terdahulu. Upaya ini dilakukan karena dilatarbelakangi oleh maraknya trend fashion budaya barat yang berkembang di Bali serta maraknya gaya berpakaian yang tidak sesuai dengan norma dan etika yang berlaku di Bali.

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali No.79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali, para pegawai di lingkungan Lembaga Pemerintahan dan swasta mengggunakan Busana Adat Bali setiap Hari kamis. Ini merupakan salah satu kebijakan yang tepat, dimana masyarakat Bali diingatkan kembali untuk tetap melestarikan dan menjaga warisan budaya leluhur mereka, sehingga nantinya diharapkan masyarakat Bali dapat mewujudkan Ajeg Bali. Dimana Bali tetap menjaga kebudayaannya dengan mengikuti perkembangan zaman yang ada.

2. Menyelenggarakan Kegiatan Bulan Bahasa Bali

Selain memakai busana adat Bali setiap hari Kamis, ternyata ada lagi loh upaya lainnya yang diharapkan mampu untuk menjaga dan mempertahankan kebudayaan Bali itu sendiri yaitu, diselenggarakannya kegiatan "Bulan Bahasa Bali". Bulan Bahasa Bali merupakan salah satu tonggak peradaban penanda Bali era baru yang merupakan program unggulan Pemerintah Provinsi Bali untuk memposisikan Bahasa Bali sebagai inti dari kebudayaan Bali. Menurut Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018, tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali, penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali merupakan sebuah implemetasi dari peraturan tersebut.

Dimana ini merupakan upaya pemerintah Bali dengan menyelenggarakan 1 bulan penuh untuk merayakan dan memperingati Bulan Bahasa Bali. Biasanya dalam 1 bulan ini, banyak instansi seperti pemerintahan, desa adat, sekolah dan lainya mengadakan sebuah perlombaan yang berkaitan dengan bahasa & sastra Bali, seperti lomba nyurat lontar, lomba mekidung, lomba mesatue, lomba metembang, lomba jegeg bagus, dan masih banyak lagi. Selain merajut kreativitas, kegiatan perlombaan ini juga dapat menjadi sebuah platform pengembangan bagi individu yang berbakat di bidangnya.

3. Pengembangan Keyboard Aksara Bali

Mengutip dari berita ANTARA, Gubernur Bali Wayan Koster dalam kehadirannya di Pembukaan Acara Bulan Bahasa Bali ke V tahun 2023, mengatakan bahwa penting bagi kita untuk melindungi aksara, bahasa, dan sastra Bali. "Tiga unsur ini adalah bagian daripada unsur peradaban budaya Bali, kita sebagai warga bali wajib untuk melindungi dan menggunakannya. Kalau melindungi dan menggunakannya saja tidak bisa, itu kebangetan, dosa kita kepada leluhur." ujarnya. Keyboard Aksara Bali merupakan sebuah transformasi aksara bali sebagai salah satu aksara asli nusantara ke dalam bentuk digital dengan menggunakan media berupa papan ketik (keyboard).

Dengan diluncurkannya keyboard ini, tentunya menjadi sebuah kolaborasi yang apik dimana adanya perpaduan antara kearifan lokal Bali dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya digital (IPTEK) dalam era globalisasi dunia saat ini. Serta ini juga sebagai implementasi dalam upaya mendefense culture Bali, dengan tetap mengikuti perkembangan zaman. Dimana seharusnya perkembangan teknologi dan informasi di era saat ini tidak boleh sampai menghilangkan/memusnahkan kebudayaan yang sudah melekat pada masyarakat sejak dulu, justru bisa menjadi sebuah platform dimana kebudayaan bisa dilestarikan dan dikembangkan secara maksimal.

Nah itu dia tadi beberapa upaya yang diterapkan oleh pemerintah dan masyarakat Bali dalam menjaga serta melestarikan kebudayaan mereka. Gimana nih Kawan GNFI ?, sangat menarik bukan?. Sebagai generasi muda (generasi harapan bangsa) sudah sepatutnya kita melestarikan budaya yang sudah diwariskan oleh nenek moyang kita, bukannya malah mencoba untuk menenggelamkan atau mencoba untuk perlahan melupakannya. Karena sujatinya Budaya Adalah Jiwa Bangsa. Semoga menambah informasi yaa Kawan GNFI!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AW
KO
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini