Indonesia-Korsel Jalin Kerja Sama Produksi Rumput Laut dan Ikan Napoleon

Indonesia-Korsel Jalin Kerja Sama Produksi Rumput Laut dan Ikan Napoleon
info gambar utama

Indonesia dan Korea Selatan memperkuat kerja sama dalam peningkatan produktivitas perikanan budidaya. Pemerintah kedua negara telah menandatangani dokumen Implementation Agreement (IA) tentang dukungan teknologi cerdas melalui skema Official Development Asistance (ODA) di Busan, Korea Selatan, pada Selasa (31/10/2023). Kerja sama ini akan fokus pada peningkatan produksi rumput laut dan ikan Napoleon di Indonesia.

Proyek ODA diberi tajuk Smart Technological Support to Improve Aquaculture Productivity in Indonesia. Kerja sama ini terjalin sebagai tindak lanjut MoU antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia dengan Kementerian Samudera dan Perikanan Republik Korea tentang kerja sama maritim pada 2022 lalu.

Proyek tersebut akan dijalankan dalam beberapa program antara lain: pembangunan modernisasi fasilitas produksi dan pengolahan untuk meningkatkan produktivitas juga kualitas budidaya rumput laut (Eucheuma Sp) di Kepulauan Kei, Maluku. Lalu, pemberian dukungan teknis budidaya ikan Napoleon di Batam dan Natuna, serta penyediaan program peningkatan kapasitas sektor perikanan budidaya laut.

RI Ajak Brasil Kerja Sama Pertanian dan Peternakan Berkelanjutan

"Indonesia perlu berkolaborasi dengan beberapa mitra strategis salah satunya NIFS Korea untuk menerapkan smart technology di Indonesia melalui proyek ODA pada tahun 2023—2027 untuk komoditas budidaya perikanan tertentu, yaitu ikan napoleon dan rumput laut," papar Deputi Koordinasi Sumber Daya Maritim, Firman Hidayat.

Firman mengatakan, Indonesia termasuk negara kepulauan terbesar di dunia, lebih dari 70 persen wilayahnya berupa lautan. Kemudian, memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia dan 37 persen dari spesies ikan dunia. Namun, pangsa perikanan tangkap di negeri ini secara global ternyata hanya delapan persen, sedangkan perikanan budidaya sebesar 12 persen.

"Sumber daya ini perlu lebih dieksplorasi dan dikelola secara berkelanjutan dengan menerapkan smart teknologi untuk meningkatkan produktivitas perikanan budidaya," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Woo Dongsik, President of National Intitute of Fisheries Science (NIFS), menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan penelitian pada industri perikanan secara keseluruhan. Mulai dari budidaya, sumber daya ikan, lingkungan kelautan, pengolahan, hingga rekayasa teknologi perikanan. Mereka juga turut berkontribusi besar terhadap pembangunan ekonomi Korea Selatan melalui ekspor produk perikanan.

"Kami berharap penelitian dan teknologi yang dihasilkan dapat menjadi landasan bagi perkembangan budidaya Napoleon dan produksi rumput laut secara massal akan meningkatkan ekspor perikanan Indonesia," tutur dia.

RI-Lithuania Kerja Sama Bangun Infrastruktur Digital dan Produk Susu

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini