Kerajaan-Kerajaan Islam yang Pernah Berkuasa di Indonesia

Kerajaan-Kerajaan Islam yang Pernah Berkuasa di Indonesia
info gambar utama

Setelah masuk dan berkembang peran para pedagang dari Gujarat, penyebaran agama Islam semakin pesat karena dukungan ulama dan kerajaan-kerajaan Islam yang berdiri di Indonesia. Kerajaan-kerajaan tersebut adalah Samudra Pasai, Demak, Pajang, Mataram, Cirebon, Banten, Makassar, Ternate, dan Tidore.

1. Kerajaan Samudra Pasai

Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan pada tahun 1292. Rajanya yang pertama adalah Marah Silu dengan gelar Sultan Malik al-Saleh. Seorang saudagar Eropa berkebangsaan Italia bernama Marcopolo pada tahun 1292 singgah di Samudra Pasai.

Dalam beritanya, diceritakan bahwa di kerajaan ini kehidupan rakyatnya sudah dipengaruhi oleh agama Islam. Pada tahun 1297, Sultan Malik al-Saleh wafat. Kemudian, digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Muhammad yang lebih dikenal dengan gelar Sultan Malik al-Thahir.

2. Kerajaan Demak

Berdirinya Kerajaan Islam Demak tidak lepas dari runtuhnya Kerajaan Majapahit. Pada akhir abad ke-15, Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran setelah wafatnya Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada. Sementara itu, wilayah kekuasaan Majapahit din pesisir pantai utara Pulau Jawa, seperti Jepara, Demak, Tuban, dan Gresik sudah dipengaruhi oleh agama Islam yang dibawa oleh para pedagang Islam.

Pada masa krisis itu, muncullah Raden Patah, seorang bupati Majapahit yang berkedudukan di Demak dan beragama Islam. Raden Patah mendirikan kerajaan sendiri yang bercorak Islam dengan memisahkan diri dari kerkuasaan Majapahit. Kerajaan itu kemudian diberi nama Kerajaan Demak karena letak kekuasaan pemerintahnya di Demak.

12 Orangutan di Kalteng dan Kaltim Dilepasliarkan

3. Kerajaan Pajang

Dengan dukungan salah seorang anggota Walisanga, yaitu Sunan Kalijaga, Joko Tingkir menjadi raja pertama Kerajaan Pajang pada tahun 1568. Oleh karena itu, adipati-adipati di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur mengakui dan menghormatinya. Pemerintahan Joko Tingkir berlangsung hingga tahun 1582 ketika beliau wafat.

Pada awal pemerintahannya, Pangeran Benowo tidak sanggup melanjutkan kejayaan ayahnya, Joko Tingkir karena pada saat serangan dari Demak, ia mengalami kekalahan. Pangeran Benowo kemudian hanya menjadi adipati di Jipang, sedangkan Arya Pangiri putra Sultan Prawoto yaitu adipati dari Demak yang mengalahkannya, bertahta di Pajang sekaligus melanjutkan kekuasaan Demak.

4. Kerajaan Mataram

Perintis berdirinya kerjaaan Mataram adalah Kyai Gede Mataram. Ia yang mempunyai nama asli Kyai Ageng Pamanahan adalah pengikut setia Joko Tingkir ketika mendirikan Kerajaan Pajang dengan melumpuhkan Arya Panangsang dari Demak. Sebagai balas budinya, Joko Tingkir memberikan hadiah kepada Kyai Ageng daerah Mataram (sekitar Kota Gede, Yogyakarta sekarang). Oleh karena itu, ia lebih dikenal dengan nama Kyai Gede Mataram.

5. Kesultanan Banten

Ketika Demak menjadi kerajaan Islam yang berpengaruh di Pulau Jawa, Raja Demak mengirim Syarif Hidayatullah, seorang ulama dari Pasai, untuk memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat Banten. Setelah itu, Banten berhasil mengendalikan Cirebon dan pelabuhan Sunda Kelapa sebagai bagian dari upaya mereka untuk memperluas wilayahnya.

Lalu, pada tahun 1527, Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta. Pada tahun 1552, Syarif Hidayatullah meninggalkan Banten dan mulai memerintah di Cirebon, sementara putranya, Hasanuddin, mengambil alih kepemimpinan di Banten.

Pemerintah Kantongi Pajak Google Cs Rp15,68 Triliun per Oktober 2023

6. Kerajaan Cirebon

Dalam usaha Demak memperluas daerah kekuasaan, Syarif Hidayatullah yang telah berhasil menguasai Banten juga berhasil menundukkan Cirebon. Oleh karena itu, pemerintah di Banten diberikan kepada putranya yang bernama Pangeran Hasanuddin. Syarif Hidayatullah memerintah Cirebon sejak tahun 1552.

Cirebon tidak lama dipimpin oleh Syarif Hidayatullah karena ia lebih fokus untuk mendalami agama Islam. Kekuasaan diberikan kepada anak cucunya, sementara ia menjauhkan diri di Gunung Jati. Pada tahun 1570, Syarif Hidayatullah meninggal dan dikuburkan di Gunung Jati.

Selama masa hidupnya, Sunan Gunung Jati memiliki peranan yang sangat penting dalam menyebarkan agama Islam. Semua daerah di Cirebon telah mengadopsi agama Islam. Selain itu, perannya juga berkembang dalam mengedarkan ajaran agama Islam di wilayah Jawa Barat.

7. Kerajaan Makassar

Sebelum penyebaran Islam yang dipelopori oleh Sunan Giri, salah seorang dari Walisanga sampai ke Makassar, di Makassar telah berdiri dua kerajaan besar, yaitu Gowa dan Tallo. Agama dan pengaruh Islam baru masuk ke Makassar sekitar abad ke-17. Hal itu ditandai dengan adanya raja dari kedua kerajaan itu yang memeluk agama Islam. Raja Gowa bernama Daeng Manrabia bergelar Sultan Abdullah. Kedua kerajaan ini semula sering terlibat dalam peperangan bersatu dan menjadi Kerajaan Makassar.

8. Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore

Ternate memainkan peran sentral dalam pembangunan dan penyebaran agama Islam di wilayah Timur Indonesia. Setelah itu, disusul dengan didirikannya Kerajaan Tidore. Peranan yang diberikan oleh Sunan Giri, salah satu Walisanga, sangat penting dalam penyebaran dan perkembangan agama Islam di Maluku. Pada masa itu, koneksi perdagangan antara Maluku dan Gresik sudah sangat kuat.

Perjuangan rakyat Maluku yang terkenal sebagai penghasil rempah-rempah ini tidak berhenti di situ saja. Setelah datangnya bangsa Belanda dengan kongsi perdagangannya VOC, Belanda melakukan politik monopoli perdagangan.

Rakyat mulai menentang penindasan Belanda dengan melancarkan perlawanan melawan kekejaman mereka. Sultan Ternate memimpin rakyat dalam perlawanan selama periode tahun 1635-1743. Perlawanan rakyat gagal, bahkan Belanda berhasil merebut Ternate. Seiring berjalannya waktu, Belanda semakin mengukuhkan dominasinya di Maluku.

Mengungkap Rahasia Umur Panjang Masyarakat Kampung Adat Miduana

Referensi:

Al Anshori, M. Junaedi. 2018. Sejarah Nasional Indonesia: Masa Prasejarah Sampai Masa Kemerdekaaan. Jakarta: PT. Mitra Aksara Panaitan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini