London Sumatra, Ikon Kota Medan Peninggalan Belanda

London Sumatra, Ikon Kota Medan Peninggalan Belanda
info gambar utama

Adanya bangunan tua bersejarah sudah tidak asing lagi dijumpai di setiap kota, begitu juga dengan Medan. Bernama London Sumatra, gedung ini lebih terkenal dengan singkatan Lonsum. Terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani, bangunannya terbilang cukup mencolok sebab berbeda dengan bangunan lain di sekitarnya.

Gedung Lonsum menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Medan karena gaya arsitektur yang khas diadoptasi dari transisi rumah di Eropa pada akhir abad ke-19. Meskipun demikian, hingga saat ini bangunannya masih berdiri dengan kokoh berkat perawatan yang baik.

RI Pacu Ekspor Produk Mamin Lewat Pameran di Kazakhstan

Menariknya, Lonsum juga menjadi gedung pertama yang memiliki lift di kota Medan yang sampai saat ini masih berfungsi tanpa modifikasi. Jadi, bentuk lift tersebut sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan yang ada sekarang. Jika lift modern kebanyakan dilapisi dinding atau kaca, maka lift yang terdapat di gedung Lonsum setia menggunakan pengaman jeruji besi hitam, juga kayu tebal dengan tambahan lampu hias di atasnya.

Tidak hanya dari bentuk, cara kerja lift di Lonsum juga belum melewati proses modifikasi. Tidak ada tombol pengatur yang akan mengantarkan penumpangnya ke lantai tujuan, naik-turunnya lift masih menggunakan tuas sederhana yang dikemudikan oleh operator. Sehingga, terkadang alat ini berhenti tanpa menyesuaikan lantai pemberhentian; jarak lift dengan lantai bisa tidak sama tinggi-rendahnya.

Asal-usul Pembangunan Gedung London Sumatra

Gedung Lonsum awalnya bernamakan Juliana. Didirikan oleh David Harrison pada tahun 1906, tahun yang sama di mana Juliana, Ratu Belanda dilahirkan. Saat itu, gedung ini menjadi kantor milik Harrisons & Crossfield plc (H&C), sebuah perusahaan perkebunan dan perdagangan dari London yang berkecimpung di bidang importir teh dan kopi.

Tahun 1910 menjadi tahun pertama bagi Juliana Building dipakai sebagai gedung perkantoran H&C. Sementara 1982 adalah tahun H&C menjual saham mereka ke perusahaan Malaysia, Sime Darby. Barulah pada tahun 1994 Sime Darby menjual seluruh saham dan kepemilikan aset perkebunan Gedung London Sumatra kepada London Sumatra Plantation Itd. atau PT London Sumatra. Sejak saat itu, gedung yang dulunya dikenal sebagai Juliana Building, kini populer di tengah masyarakat Medan dengan sebutan gedung Lonsum.

Hingga tahun 2020 dan seterusnya, Lonsum masih dimiliki oleh PT. PP London Sumatra. Namun, Pemerintah Kota Medan telah menetapkannya sebagai cagar budaya kota.

Asal Usul Danau Maninjau, Keindahan di Balik Kesucian Cinta Seorang Gadis

Mengenal Gaya Arsitektur Lonsum yang Masih ‘Asli’

Alasan mengapa Lonsum terlihat lebih mencolok dari bangunan lain di sekitarnya adalah karena letak veranda yang menonjol ke sudut jalan. Posisinya kurang lebih berada di tengah-tengah persimpangan jalan. Kemudian, kaca patri yang terbuat dari kaca warna-warni dengan motif geometris pada veranda ini lah yang membuatnya berbeda.

Plafon dan ubin lantainya terbuat dari marmer, salah satu ciri khas arsitektur kolonial Belanda. Sedangkan pengaman pada balkon dan tangga dalam gedung berupa balustrade yang terbuat dari besi cor.

Beralih ke bagian dalam, Lonsum memiliki ornamen-ornamen art deco pada detail-detail interiornya. Seperti lampu-lampu gantung berbentuk geometris yang unik, juga pintu-pintu dengan desain yang indah.

Mengungsung gaya arsitektur kolonial Belanda, maka fasilitas modern yang mengedepankan fungsi dan kenyamanan seperti sistem pengaturan udara yang baik serta listrik yang stabil sudah melengkapi gedung London Sumatra tersebut.

Fungsi Gedung London Sumatra Sekarang

Meskipun Pemko Medan telah menetapkan Lonsum sebagai cagar budaya, hal itu tidak lantas menjadikan Lonsum sebagai wisata yang bebas akses masuk. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk bisa menikmati Lonsum dari dalam. Maka dari itu, wisatawan lebih memilih menikmatinya dari luar saja.

Sesuai dengan umurnya, Lonsum menjadi salah satu destinasi wisata gedung tua. Banyak orang yang memilih Lonsum sebagai latar belakang untuk berfoto dengan konsep kota tua. Biasanya, dijumpai anak-anak muda hingga prewedding.

Demikian penjelasan mengenai ikon bersejarah bagi kota Medan yang sekaligus membanggakan. Jadi, Kawan GNFI sudah tahu ‘kan, apa yang membuat orang-orang dari Medan menyebut kotanya sebagai replika London?

Tiket Kereta Natal dan Tahun Baru 2024 Bisa Dibeli dari Sekarang

Referensi:

https://www.travelingmedan.com/2020/05/gedung-lonsum-london-sumatera.html

https://www.detik.com/sumut/budaya/d-6297880/mengenal-london-sumatera-gedung-yang-miliki-lift-pertama-di-sumut

https://medan.kompas.com/read/2023/10/05/233420678/gedung-london-sumatera-bangunan-tua-pemilik-lift-pertama-di-medan?page=all

https://meramuda.com/design/gedung-london-sumatera/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini