Bukan Cuma Enak Disayur, Daun Kelor Bisa Jadi Obat Alzheimer

Bukan Cuma Enak Disayur, Daun Kelor Bisa Jadi Obat Alzheimer
info gambar utama

Daun kelor yang selama ini dikenal sebagai bahan pangan untuk sayur ternyata punya manfaat lain, yakni sebagai obat alzheimer.

Adalah tim riset kolaborasi mahasiswa Departemen Kimia dan Pendidikan Dokter Universitas Brawijaya yang melakukan riset terhadap potensi daun kelor untuk dijadikan obat alzheimer. Mereka menggarap inovasi berupa ekstrak daun kelor yang terenkapsulasi atau terlapisi oleh nanopartikel Emas (MO-AuNP) dan diujikan pada Tikus Model Alzheimer Disease (AD).

Pemanfaatan daun kelor (Moringa oleifera) sebagai obat alzheimer ini menjadi penting sehubungan dengan masih adanya beberapa kekurangan dari obat yang selama ini beredar.

“Saat ini obat Alzheimer yang tersebar luas di pasaran memiliki efek samping tersendiri bagi pasien yang memiliki komplikasi, selain itu obat Alzheimer masih belum dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat,” ujar anggota tim peneliti, Adi Kurnia Soesantyo.

Pengmas Fakultas Farmasi UNAIR Gelar Pelatihan Kelola Obat di Desa Gamping, Sidoarjo

Hasil Positif Tanpa Komplikasi

Alzheimer merupakan penyakit kerusakan otak yang disebabkan oleh gagal berfungsinya protein otak secara normal sehingga membuat sel otak (neuron) tak mampu bekerja secara optimal. Orang yang menderita alzheimer akan mengalami kepikunan parah dengan berbagai gejala, mulai dari sulit berkomunikasi hingga depresi dan delusi berlebih.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 55 juta penderita alzheimer dan 120 ribu di antaranya meninggal dunia. Sementara itu di Indonesia, diketahui ada lebih dari 1,3 juta. Diprediksi angka itu akan meningkat hingga 3,8 juta penderita pada 2048.

Adi menjelaskan jika alzheimer paling banyak dipicu oleh penumpukan molekul protein bernama Amyloid Beta pada sistem saraf otak. Di bawah bimbingan Dr. Husnul Khotimah, S.Si, M.Kes, Adi dan rekan-rekannya mmbuat Tikus Model Alzheimer untuk diinduksi dengan amyloid beta pada sistem syaraf otak. Selanjutnya, tikus tersebut diinduksi lagi dengan obat dari daun kelor.

"Pada penelitian ini kami membuat Tikus Model Alzheimer yang diinduksi dengan Amyloid Beta, lalu kami induksikan kembali secara rutin dengan obat ekstrak kelor terenkapsulasi emas buatan kami. Selanjutnya kami melakukan beberapa uji terhadap tikus, terutama adalah uji tingkah laku kognitif tikus,” tambah Adi

Hasilnya positif. Dari penelitian tim mahasiswa Universitas Brawijaya ini, ekstrak kelor nanopartikel emas (MO-AuNP) ternyata lebih mudah diserap darah menuju sistem saraf dibandingkan ekstrak yang tidak dienkapsulasi dalam ukuran nano. Tikus-tikus model alzheimer pun kondisi kognitifnya meningkat.

Soal efek samping, obat alzheimer ini tak perlu dikhawatirkan. Kondisi toksisitas obat ekstrak kelor nanopartikel emas tergolong rendah. Kendati demikian, penyerapan dan pengikatan protein menuju Sistem Syaraf Pusatnya tinggi.

Mahasiswa KKN UGM Populerkan Tanaman Obat Keluarga di Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Referensi:

  • https://prasetya.ub.ac.id/ekstrak-kelor-alternatif-baru-sembuhkan-alzheimer-dan-perbaikan-fungsi-kognitif/
  • https://www.mpr.go.id/berita/Diperlukan-Antisipasi-dan-Kebijakan-Cegah-Ancaman-Demensia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini